Judul Cerpen Dibalik Hijabku (Part 1)
Hembusan udara sejuk dipagi itu membuat butiran-butiran bening di daun keladi menjadi bersatu layaknya magnet yang menarik benda-benda besi di sekitarnya. Adzan subuh yang telah berkumandang sedari tadi, belum juga membuat darah belia itu bangun dari mimpi indahnya. Tomboy, cuek dan sedikit berantakan, mungkin itulah gambaran yang cocok dilukiskan untuk gadis berdarah asli palembang jawa tersebut. Memiliki nama lengkap zahra dwi azila, nama yang menggambarkan perempuan tulen, namun ketika memandang, tak ada tingkah yang menggambarkan kalau zahra benar-benar seorang perempuan. Mungkin ia merasa menjadi jiwa laki-laki yang terjebak di tubuh perempuan. Memang aneh, namun itulah kenyataannya. Zahra yang tengah duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah pertama, kini tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan dirinya untuk menghadapi ujian nasional.
Kriinggg, kriiinggg… begitulah bunyi jam weker yang telah dipasang sebelum tidur oleh sang pemiliknya.
“hoaamm haa…”
Sembari tangannya meraih jam weker yang tidak jauh dari tempat tidurnya, pikiran yang awalnya masih ada di alam mimpi, dalam sekejap ia langsung sadar secepat kilat, matanya melirik waktu yang sudah menunjukan pukul 06.00 wib pagi, ia berlari secepat kilat untuk menuju kamar mandi sekaligus untuk mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Setelah melaksanakan sholat subuh dan selesai berkemas, zahra pun bergegas menuju ke lantai bawah untuk sarapan dan segera berpamitan kepada kedua orangtuanya.
“zahra berangkat dulu ya bu, ayah” ia berpamitan sembari mencium tangan kedua orang tuanya.
“hati-hati di jalan ya nak” sang ibu mengingatkan,
“iya bu, assalamu’alaikum”
“walaikumsalam” kedua orangtuanya menjawab dengan serempak.
Seperti biasa, dengan cekatan zahra langsung memacu motor kesayangannya, hingga tak berapa lama kemudian zahra sudah tiba di gerbang sekolahnya. setelah memarkirkan motor, ia langsung berjalan menuju kelasnya.
“zahraaa?!!!” terdengar seseorang yang memanggil namanya, dengan refleks ia pun menoleh kan kepalanya untuk mencari dari mana sumber suara yang memanggil namanya.
“eh, kamu?! aku kirain siapa..” ujar zahra.
“hehehe.. emank kamu pikir aku siapa? hayo..” ledek salsa dengan usil.
“yah, bu bukan siapa-siapa kok..!” jawab zahra gugup.
“bukan siapa-siapa, tapi kenapa kamu gugup gitu ara? hihihi”
Kali ini salsa benar-benar menggodanya dengan berbagai ocehan yang sangat usil.
“udah ah, ngomong sama kamu bikin aku mati kutu..!!” jawab zahra dengan sedikit kesal sembari ia mempercepat langkahnya.
“hehehe jangan gitu dong ara, gitu aja udah ngambek, jelek tau.” pujuk salsa
Teng, teng, teng, lonceng tanda seluruh siswa harus memasuki kelas telah berbunyi.
“iya, iya nggak apa-apa kok, udah lonceng tuh, kita masuk yuk..!!” ajak zahra
“iya neng zahra..!! hehehe” salsa kembali nyengir kuda saat mengiyakan ajakan sahabatnya. Setelah berapa lama, bergulat dengan pelajaran yang cukup menguras tenaga dan pikiran kami semua.
Teng, teng, teng lonceng istirahat pertama kembali berbunyi, zahra dengan secepat kilat berjalan menuju kantin sekolah, namun di tengah perjalanannya menuju kantin, perhatiannya seakan tersita, ketika mendengar suara seorang laki-laki yang begitu merdu sedang melantunkan ayat suci al-qur’an. Zahra pun menghentikan perjalanannya menuju kantin, dan mendengarkan dengan seksama sang laki-laki yang tidak asing baginya. Seketika ia langsung ingat bahwa yang tengah berada di mushollah sekolah tersebut merupakan kakak kelas yang dari dulu telah dikaguminya semenjak pertama kali memasuki SMA cendrawasih bandung, jawa barat tersebut. Dari pertama masa orientasi siswa. Fadlan febriansyah adalah kakak senior yang menyita banyak perhatian calon siswi SMA cendrawasih, karena wajah tampannya yang begitu bercahaya karena selalu dibasahi oleh air wudhu. Fadlan memanglah seorang laki-laki yang benar-benar sholeh di antara teman-temannya yang lain, karena ia hampir tidak pernah melewatkan kesempatan untuk melaksanakan sholat sunah ataupun wajib selagi ia berada di sekolah. Selain tampan dan sholeh, fadlan juga merupakan ketua osis di sekolah dengan segudang prestasi akademiknya yang membuat ia banyak digilai oleh kaum hawa yang ada di sekolahnya, termasuk menyita perhatian zahra, seorang gadis berjilbab dengan sikap cuek yang tidak pernah memikirkan hal semacam itu.
“oohh.. jadi kak fadlan yang udah menyita perhaian neng ara ku.. hehehe” lagi-lagi salsa mengagetkan zahra yang tengah menikmati lantunan ayat suci al-qur’an dari sang senior.
“ih salsa, bisa nggak sih kamu nggak ngagetin orang?” gerutu zahra
“iya deh maaf, nggak lagi-lagi deh neng” jawab salsa dengan enteng nya.
“sssttt, pelanin suara kamu, nanti kak fadlannya tau, kalo aku ngeliatin dia..!” ujar zahra
Seketika kak fadlan telah selesai dengan segenap bacaan ayat suci al-qur’an nya, dan ia berjalan menuju pintu musholla hingga ia bertemu dengan zahra dan salsa
“assalamu’alaikum..?!” sapa fadlan
“wa’alaikumsalam kak..” sahut zahra dan salsa serentak tanpa komando
“afwan, adek-adek sekalian ingin melaksanakan sholat?!” tanya fadlan lagi
“mmm.. mm.. nggak kok kak, kita tadi mau ke kantin, kebetulan lewat musholla, nggak sengaja dengar kakak lagi baca al-qur’an..!!” ujar zahra berusaha menjelaskan.
“iya kak, kami tadi nggak sengaja dengar suara kakak lagi ngaji.. hehehe” sambung salsa sambil cengengesan.
“oh, gitu, ya udah kakak duluan masuk kelas ya?!!! Assalamu’alaikum” ujar fadlan
“wa’alaikumsalam..!!” sahut zahra dan salsa yang lagi-lagi kompak tanpa komando.
Zahra mengurungkan niatnya untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke kantin sekolah, ia kemudian berbalik arah untuk kembali menuju ke kelasnya yang diikuti oleh salsa sahabatnya. zahra dengan wajah yang merunduk dan pipi semerah tomat sehabis bertemu orang yang dikagumi sejak lama.
“heh neng, kenapa kamu senyam senyum sendiri? Dah stress yah?” ujar adit yang sedikit usil.
“biasa dit, baru ketemu pangeran wiliam.. hahaha” sahut salsa enteng.
“emang siapa sih pangeran wiliam?!! Wes yo nggak ngerti aku sa..?!!”
“yah adit, kamu ketinggalan melulu deh!! Yah siapa lagi kalo bukan kak fadlan..!!” sambung salsa.
“serius kamu sha?! Terus kalian ngapain?!!” tanya adit dengan penuh selidik.
“yah, dibilangin malah nggak percaya.. jangankan serius, dua rius aja aku mau.. hehehehe” ujar salsa masih dengan nada menggoda sahabat karibnya yang masih asik dengan lamunan perjumpaannya dengan sang senior yang dikaguminya.
“emang tadi kalian ngapain sha?” tanya adit kembali
“oh.. itu, tadi kita nggak sengaja dengerin kak fadlan ngaji di mushola, yah belum sempat kabur supaya nggak tau sama kak fadlan, udah duluan dianya nyamperin kita..!!! hihihi, dan kamu tau nggak dit?” ujar salsa
“tau apaan sha?” sahut adit
“tadi itu ekspresinya zahra lucu banget dech, hahahaha.. kikuk banget karena salting ketemu ama kak fadlan!!” jelas salsa
“ohh…gitu!” sahut adit. Sebenarnya adit sedikit cemburu ketika ia mendengar nama kak fadlan, karena ia merasa mempunyai sedikit kesempatan untuk mendekati zahra. sebenarnya adit sudah sejak lama menyukai zahra. Namun hingga sekarang, adit masih belum mengatakan yang sebenarnya kepada zahra.
“udah deh sa, kamu berlebihan banget sih.. malu tau kalo sampai ada yang lain denger..!” ujar zahra
“cie, cie, ada yang marah nih, kayaknya emang ada yang lagi jatuh cinta deh..!!” ujar adit sedikit menyembunyikan rasa cemburunya.
“yeee, siapa yang lagi jatuh cinta, kamu ngarang aja dech dit..!!” tepis zahra.
“ngaku aja dech kamu ra..!!” ejek salsa kembali.
“ya udah deh sa, dit.. percuma kayaknya aku ngejelasinnya ke kamu berdua..” ketus zahra.
“yah si eneng, baru gitu aja udah ngambek..!!” sambung adit.
“yah abis, kalian berdua tuh…” jawab zahra
“udah-udah.. masa’ jadi berantem sih?” salsa menengahi.
“iya, iya deh iya..tapi jangan dibahas lagi ya…” sahut zahra
“iya enggak deh, nah gitu donk ara, kan tambah manis tuh..!! hehehehe” goda adit
“Udah lah, yuk kita go..!!” sambung salsa.
—
“allahuakbar..allahuakbaarr…” adzan isya pun telah berkumandang. Umat islam yang telah baligh dan merasa mempunyai kewajibannya bergegas melaksanakan ibadah sholat isya. Ada yang berbondong pergi ke masjid, namun ada pula yang melaksanakan ibadahnya di rumah, bagi yang tidak sempat untuk bergegas menuju masjid yang tidak jauh dari kompleks perumahannya.
“zahraaa, udah siap belum..?!” terdengar panggilan sang ibunda yang sudah menunggu bersama sang ayah di depan pintu rumah.
“iya bu, udah siap kok..!!!” sahut zahra sambil berlari kecil mendekati kedua orangtuanya.
Keluarga zahra memang terbiasa melaksanakan sholat isya di masjid yang letaknya tidak jauh dari kompleks perumahan zahra. Dan lagipun waktu berkumpul untuk keluarga zahra memanglah waktu isya, dikarenakan seharian penuh masing-masing anggota keluarga zahra memang sibuk dengan aktifitas masing-masing. Sama hal dengan zahra, fadlan sang senior pun juga rutin melaksanakan ibadah sholat isyanya di masjid yang sama dengan zahra. Memanglah suatu keberuntungan bagi zahra bisa satu kompleks dengan sang senior, dan sholat dimasjid yang sama setiap waktu. Namun karena sifat cuek zahra yang dari dulu tak pernah hilang, setelah sekian lama, ia baru menyadari keadaan tersebut. Seketika zahra memang merasa kegiranganakan hal tersebut. Tapi tiba-tiba ia dilanda dilema, disatu sisi ia memang ingin dekat dengan senior sang pujaan hati, namun di sisi lain, ia juga sudah merencanakan sesuatu terhadap kehidupannya, yang mana apabila hal itu ia laksanakan, ia takkan lagi bisa berdekatan dengan sang senior.
“assalamu’alaikumwarrahmatullah, assalamu’alaikumwarrahmatullah,” menoleh kekiri dan kekanan pertanda sholat berjama’ah dimasjid an-nur tersebut telah usai dan ditutup dengn doa’a yang dipimpin oleh fadlan, yang sontak membuat hati zahra berdesir begitu mendengar suara fadlan saat memimpin do’a seusai sholat dimasjid tersebut.
“ya allah ya rabb, apa aku salah menyimpan rasa ini?” zahra pun bergumam dalam hati.
“zahra? udah selesai ngelipat mukenahnya?” seru ibunda zahra
“udah bu,” sahut zahra
“kita tunggu ayahmu sebentar ya?”
“iya bu…”
Tak lama kemudian, ayah zahra pun muncul dari pintu masjid yang berbeda. Yaitu khusus pintu untuk laki-laki.
“nah itu ayah..” seru ibunda zahra ketika melihat ayah zahra yang ke luar dari pintu masjid khusus laki-laki.
Dan mereka pun pulang ke rumah dengan berjalan bersama. Namun ketika di persimpangan, zahra dan keluarganya tak sengaja berpapasan dengan keluarga fadlan, sehingga terjadi percakapan ringan antara dua keluarga tersebut,
“assalamu’alaikum, pak chandra?” begitulah ayah dari fadlan memulai pembicaraannya dengan keluarga zahra.
“wa’alaikumsalam.. pak budi?!” sahut ayahanda dari zahra begitu mengetahui yang berpapasan dengan mereka merupakan keluarga dari pak budi yang merupakan sahabat karibnya dalam bekerja.
“bapak tinggal disini juga?” tanya ayah zahra lagi..
“iya pak, kompleks perumahan saya nggak jauh dari sini…” jawab pak budi lagi yang merupakan ayah dari fadlan.
Cerpen Karangan: Fauzia Mely Ermanda
Facebook: Fauzia Mely Ermanda
Hembusan udara sejuk dipagi itu membuat butiran-butiran bening di daun keladi menjadi bersatu layaknya magnet yang menarik benda-benda besi di sekitarnya. Adzan subuh yang telah berkumandang sedari tadi, belum juga membuat darah belia itu bangun dari mimpi indahnya. Tomboy, cuek dan sedikit berantakan, mungkin itulah gambaran yang cocok dilukiskan untuk gadis berdarah asli palembang jawa tersebut. Memiliki nama lengkap zahra dwi azila, nama yang menggambarkan perempuan tulen, namun ketika memandang, tak ada tingkah yang menggambarkan kalau zahra benar-benar seorang perempuan. Mungkin ia merasa menjadi jiwa laki-laki yang terjebak di tubuh perempuan. Memang aneh, namun itulah kenyataannya. Zahra yang tengah duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah pertama, kini tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan dirinya untuk menghadapi ujian nasional.
Kriinggg, kriiinggg… begitulah bunyi jam weker yang telah dipasang sebelum tidur oleh sang pemiliknya.
“hoaamm haa…”
Sembari tangannya meraih jam weker yang tidak jauh dari tempat tidurnya, pikiran yang awalnya masih ada di alam mimpi, dalam sekejap ia langsung sadar secepat kilat, matanya melirik waktu yang sudah menunjukan pukul 06.00 wib pagi, ia berlari secepat kilat untuk menuju kamar mandi sekaligus untuk mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Setelah melaksanakan sholat subuh dan selesai berkemas, zahra pun bergegas menuju ke lantai bawah untuk sarapan dan segera berpamitan kepada kedua orangtuanya.
“zahra berangkat dulu ya bu, ayah” ia berpamitan sembari mencium tangan kedua orang tuanya.
“hati-hati di jalan ya nak” sang ibu mengingatkan,
“iya bu, assalamu’alaikum”
“walaikumsalam” kedua orangtuanya menjawab dengan serempak.
Seperti biasa, dengan cekatan zahra langsung memacu motor kesayangannya, hingga tak berapa lama kemudian zahra sudah tiba di gerbang sekolahnya. setelah memarkirkan motor, ia langsung berjalan menuju kelasnya.
“zahraaa?!!!” terdengar seseorang yang memanggil namanya, dengan refleks ia pun menoleh kan kepalanya untuk mencari dari mana sumber suara yang memanggil namanya.
“eh, kamu?! aku kirain siapa..” ujar zahra.
“hehehe.. emank kamu pikir aku siapa? hayo..” ledek salsa dengan usil.
“yah, bu bukan siapa-siapa kok..!” jawab zahra gugup.
“bukan siapa-siapa, tapi kenapa kamu gugup gitu ara? hihihi”
Kali ini salsa benar-benar menggodanya dengan berbagai ocehan yang sangat usil.
“udah ah, ngomong sama kamu bikin aku mati kutu..!!” jawab zahra dengan sedikit kesal sembari ia mempercepat langkahnya.
“hehehe jangan gitu dong ara, gitu aja udah ngambek, jelek tau.” pujuk salsa
Teng, teng, teng, lonceng tanda seluruh siswa harus memasuki kelas telah berbunyi.
“iya, iya nggak apa-apa kok, udah lonceng tuh, kita masuk yuk..!!” ajak zahra
“iya neng zahra..!! hehehe” salsa kembali nyengir kuda saat mengiyakan ajakan sahabatnya. Setelah berapa lama, bergulat dengan pelajaran yang cukup menguras tenaga dan pikiran kami semua.
Teng, teng, teng lonceng istirahat pertama kembali berbunyi, zahra dengan secepat kilat berjalan menuju kantin sekolah, namun di tengah perjalanannya menuju kantin, perhatiannya seakan tersita, ketika mendengar suara seorang laki-laki yang begitu merdu sedang melantunkan ayat suci al-qur’an. Zahra pun menghentikan perjalanannya menuju kantin, dan mendengarkan dengan seksama sang laki-laki yang tidak asing baginya. Seketika ia langsung ingat bahwa yang tengah berada di mushollah sekolah tersebut merupakan kakak kelas yang dari dulu telah dikaguminya semenjak pertama kali memasuki SMA cendrawasih bandung, jawa barat tersebut. Dari pertama masa orientasi siswa. Fadlan febriansyah adalah kakak senior yang menyita banyak perhatian calon siswi SMA cendrawasih, karena wajah tampannya yang begitu bercahaya karena selalu dibasahi oleh air wudhu. Fadlan memanglah seorang laki-laki yang benar-benar sholeh di antara teman-temannya yang lain, karena ia hampir tidak pernah melewatkan kesempatan untuk melaksanakan sholat sunah ataupun wajib selagi ia berada di sekolah. Selain tampan dan sholeh, fadlan juga merupakan ketua osis di sekolah dengan segudang prestasi akademiknya yang membuat ia banyak digilai oleh kaum hawa yang ada di sekolahnya, termasuk menyita perhatian zahra, seorang gadis berjilbab dengan sikap cuek yang tidak pernah memikirkan hal semacam itu.
“oohh.. jadi kak fadlan yang udah menyita perhaian neng ara ku.. hehehe” lagi-lagi salsa mengagetkan zahra yang tengah menikmati lantunan ayat suci al-qur’an dari sang senior.
“ih salsa, bisa nggak sih kamu nggak ngagetin orang?” gerutu zahra
“iya deh maaf, nggak lagi-lagi deh neng” jawab salsa dengan enteng nya.
“sssttt, pelanin suara kamu, nanti kak fadlannya tau, kalo aku ngeliatin dia..!” ujar zahra
Seketika kak fadlan telah selesai dengan segenap bacaan ayat suci al-qur’an nya, dan ia berjalan menuju pintu musholla hingga ia bertemu dengan zahra dan salsa
“assalamu’alaikum..?!” sapa fadlan
“wa’alaikumsalam kak..” sahut zahra dan salsa serentak tanpa komando
“afwan, adek-adek sekalian ingin melaksanakan sholat?!” tanya fadlan lagi
“mmm.. mm.. nggak kok kak, kita tadi mau ke kantin, kebetulan lewat musholla, nggak sengaja dengar kakak lagi baca al-qur’an..!!” ujar zahra berusaha menjelaskan.
“iya kak, kami tadi nggak sengaja dengar suara kakak lagi ngaji.. hehehe” sambung salsa sambil cengengesan.
“oh, gitu, ya udah kakak duluan masuk kelas ya?!!! Assalamu’alaikum” ujar fadlan
“wa’alaikumsalam..!!” sahut zahra dan salsa yang lagi-lagi kompak tanpa komando.
Zahra mengurungkan niatnya untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke kantin sekolah, ia kemudian berbalik arah untuk kembali menuju ke kelasnya yang diikuti oleh salsa sahabatnya. zahra dengan wajah yang merunduk dan pipi semerah tomat sehabis bertemu orang yang dikagumi sejak lama.
“heh neng, kenapa kamu senyam senyum sendiri? Dah stress yah?” ujar adit yang sedikit usil.
“biasa dit, baru ketemu pangeran wiliam.. hahaha” sahut salsa enteng.
“emang siapa sih pangeran wiliam?!! Wes yo nggak ngerti aku sa..?!!”
“yah adit, kamu ketinggalan melulu deh!! Yah siapa lagi kalo bukan kak fadlan..!!” sambung salsa.
“serius kamu sha?! Terus kalian ngapain?!!” tanya adit dengan penuh selidik.
“yah, dibilangin malah nggak percaya.. jangankan serius, dua rius aja aku mau.. hehehehe” ujar salsa masih dengan nada menggoda sahabat karibnya yang masih asik dengan lamunan perjumpaannya dengan sang senior yang dikaguminya.
“emang tadi kalian ngapain sha?” tanya adit kembali
“oh.. itu, tadi kita nggak sengaja dengerin kak fadlan ngaji di mushola, yah belum sempat kabur supaya nggak tau sama kak fadlan, udah duluan dianya nyamperin kita..!!! hihihi, dan kamu tau nggak dit?” ujar salsa
“tau apaan sha?” sahut adit
“tadi itu ekspresinya zahra lucu banget dech, hahahaha.. kikuk banget karena salting ketemu ama kak fadlan!!” jelas salsa
“ohh…gitu!” sahut adit. Sebenarnya adit sedikit cemburu ketika ia mendengar nama kak fadlan, karena ia merasa mempunyai sedikit kesempatan untuk mendekati zahra. sebenarnya adit sudah sejak lama menyukai zahra. Namun hingga sekarang, adit masih belum mengatakan yang sebenarnya kepada zahra.
“udah deh sa, kamu berlebihan banget sih.. malu tau kalo sampai ada yang lain denger..!” ujar zahra
“cie, cie, ada yang marah nih, kayaknya emang ada yang lagi jatuh cinta deh..!!” ujar adit sedikit menyembunyikan rasa cemburunya.
“yeee, siapa yang lagi jatuh cinta, kamu ngarang aja dech dit..!!” tepis zahra.
“ngaku aja dech kamu ra..!!” ejek salsa kembali.
“ya udah deh sa, dit.. percuma kayaknya aku ngejelasinnya ke kamu berdua..” ketus zahra.
“yah si eneng, baru gitu aja udah ngambek..!!” sambung adit.
“yah abis, kalian berdua tuh…” jawab zahra
“udah-udah.. masa’ jadi berantem sih?” salsa menengahi.
“iya, iya deh iya..tapi jangan dibahas lagi ya…” sahut zahra
“iya enggak deh, nah gitu donk ara, kan tambah manis tuh..!! hehehehe” goda adit
“Udah lah, yuk kita go..!!” sambung salsa.
—
“allahuakbar..allahuakbaarr…” adzan isya pun telah berkumandang. Umat islam yang telah baligh dan merasa mempunyai kewajibannya bergegas melaksanakan ibadah sholat isya. Ada yang berbondong pergi ke masjid, namun ada pula yang melaksanakan ibadahnya di rumah, bagi yang tidak sempat untuk bergegas menuju masjid yang tidak jauh dari kompleks perumahannya.
“zahraaa, udah siap belum..?!” terdengar panggilan sang ibunda yang sudah menunggu bersama sang ayah di depan pintu rumah.
“iya bu, udah siap kok..!!!” sahut zahra sambil berlari kecil mendekati kedua orangtuanya.
Keluarga zahra memang terbiasa melaksanakan sholat isya di masjid yang letaknya tidak jauh dari kompleks perumahan zahra. Dan lagipun waktu berkumpul untuk keluarga zahra memanglah waktu isya, dikarenakan seharian penuh masing-masing anggota keluarga zahra memang sibuk dengan aktifitas masing-masing. Sama hal dengan zahra, fadlan sang senior pun juga rutin melaksanakan ibadah sholat isyanya di masjid yang sama dengan zahra. Memanglah suatu keberuntungan bagi zahra bisa satu kompleks dengan sang senior, dan sholat dimasjid yang sama setiap waktu. Namun karena sifat cuek zahra yang dari dulu tak pernah hilang, setelah sekian lama, ia baru menyadari keadaan tersebut. Seketika zahra memang merasa kegiranganakan hal tersebut. Tapi tiba-tiba ia dilanda dilema, disatu sisi ia memang ingin dekat dengan senior sang pujaan hati, namun di sisi lain, ia juga sudah merencanakan sesuatu terhadap kehidupannya, yang mana apabila hal itu ia laksanakan, ia takkan lagi bisa berdekatan dengan sang senior.
“assalamu’alaikumwarrahmatullah, assalamu’alaikumwarrahmatullah,” menoleh kekiri dan kekanan pertanda sholat berjama’ah dimasjid an-nur tersebut telah usai dan ditutup dengn doa’a yang dipimpin oleh fadlan, yang sontak membuat hati zahra berdesir begitu mendengar suara fadlan saat memimpin do’a seusai sholat dimasjid tersebut.
“ya allah ya rabb, apa aku salah menyimpan rasa ini?” zahra pun bergumam dalam hati.
“zahra? udah selesai ngelipat mukenahnya?” seru ibunda zahra
“udah bu,” sahut zahra
“kita tunggu ayahmu sebentar ya?”
“iya bu…”
Tak lama kemudian, ayah zahra pun muncul dari pintu masjid yang berbeda. Yaitu khusus pintu untuk laki-laki.
“nah itu ayah..” seru ibunda zahra ketika melihat ayah zahra yang ke luar dari pintu masjid khusus laki-laki.
Dan mereka pun pulang ke rumah dengan berjalan bersama. Namun ketika di persimpangan, zahra dan keluarganya tak sengaja berpapasan dengan keluarga fadlan, sehingga terjadi percakapan ringan antara dua keluarga tersebut,
“assalamu’alaikum, pak chandra?” begitulah ayah dari fadlan memulai pembicaraannya dengan keluarga zahra.
“wa’alaikumsalam.. pak budi?!” sahut ayahanda dari zahra begitu mengetahui yang berpapasan dengan mereka merupakan keluarga dari pak budi yang merupakan sahabat karibnya dalam bekerja.
“bapak tinggal disini juga?” tanya ayah zahra lagi..
“iya pak, kompleks perumahan saya nggak jauh dari sini…” jawab pak budi lagi yang merupakan ayah dari fadlan.
Cerpen Karangan: Fauzia Mely Ermanda
Facebook: Fauzia Mely Ermanda
Dibalik Hijabku (Part 1)
4/
5
Oleh
Unknown