Sendal Emas

Baca Juga :
    Judul Cerpen Sendal Emas

    Roda roda terhenti, asap hitam semakin menjadi dan klakson pun saling bersautan. Mendadak mataku menjatuhkan air mata berisi kebahagiaan, teringat dulu aku yang selalu duduk di pinggir jalan itu sambil memegang sebuah gelas plastik menunggu orang dermawan mengisinya dengan uang seadanya. Panas perih bukan hal aneh bagiku, seringkali kakiku lecet akibat jalan hitam yang kuinjak tanpa alas kaki setiap harinya ini. Aku memang orang kecil, yaa bisa dibilang sampah ibu kota, tapi aku tidak mengeluh aku selalu bermimpi menjadi orang sukses. perlahan namun pasti uang yang aku kumpulkan pertama kali aku belikan sandal, karena itu adalah salah satu modalku untuk tetap bisa berjalan di jalanan hitam yang perih ini.

    Dulu aku sering bermimpi jadi raja yang hidup mewah dengan harta yang menggunung, emas yang berkarung karung dan tinggal di istana yang besar. Bahkan aku masih ingat saking inginnya aku menjadi orang sukses, sendal yang barang pertama aku beli dari hasil mengemisku aku tulis besar besar “EMAS” berharap sendal itu suatu hari menjadi “Sendal EMAS”. Haha lucu memang mengingat masa kelamku dulu, bahkan tak jarang teman temanku mengejekku. “Haha.. mana bisa sendal itu menjadi sendal emas, hanya cinderella yang bisa mengubah nasibnya dari sepatu kaca” ucap mereka. Tapi aku tak menghiraukannya, karena aku yakin bukan hanya cinderella saja yang bisa merubah nasib dengan sepatu kacanya, “aku pun bisa merubah nasib dengan sendal emasku” balasku dengan lantang.

    Setapak demi setapak aku berjalan menyusuri perumahan kota aku tidak mau mengemis lagi hidupku tidak akan maju bila aku hanya mengemis, aku harus bisa membuktikan kepada teman temanku aku akan berhasil. Tak ragu aku menawarkan tenagaku ke setiap pintu pintu rumah gedong ini, berharap ada yang membutuhkan tenagaku ini. Sudah cukup lama aku berjalan ternyata banyak juga yang membutuhkan tenagaku ini aku merasa menjadi orang yang berguna disini mulai dari tukang kebun, tukang panggul, bahkan hanya sekedar untuk menjaga hewan peliharaan saja pernah aku jalani. Setiap uang hasil kerjaku itu aku kumpulkan, setelah sekian lama aku bekerja serabutan, akhirnya salah satu majikanku mempercayaiku menjadi pelayan di salah satu restoran berbintang lima di Bandung, sejak saat itu kehidupanku mulai membaik, aku tidak pernah lagi pulang ke gubuk kecilku, bahkan sendal emasku kutinggal disana.

    Tak terasa sudah 5 tahun aku bekerja di restoran ini, akhirnya aku mampu membeli istanaku sendiri, aku bisa membuktikan kepada mereka bahwa nasibku telah berubah dimulai dari sendal emasku. Aku akan pulang sejenak ke gubuk kecilku sekedar memberi kabar bahagia ini sambil membawa sendal emasku yang kutinggal di gubuk itu, tapi ketika aku tiba di sana tidak ada lagi gubuk gubuk kecil itu, tidak ada lagi teman teman yang dulu nengejekku, semua telah berubah menjadi bangunan baru, entah dimana mereka dan sendal emasku itu. aku ingin bawa pulang harta pertamaku itu sebagai pembuktian dari awal mimpiku. Entah bagaimana aku bisa menemukannya, karena ingin sekali aku menemukan sendal itu, akhirnya aku mengadakan sayombara layaknya raja raja “Barang siapa yang menemukan sendal yang bertuliskan EMAS milikku akan aku ganti dengan emas seberat sendal itu”.

    Pengumuman itu sudah tersebar di mana mana, hingga suatu saat teman yang sering mengejekku dulu datang ke rumahku sambil membawa sendal emas itu. “Ini sendal milikmu dulu, aku tau kamu begitu menghargai sendal ini, jadi aku bawa ketika gubuk gubuk itu diratakan” aku terkejut sekaligus bahagia bisa bertemu temanku dulu dan sendal emasku. Tanpa pikir panjang aku langsung berterima kasih dan sesuai janjiku aku menggantinya dengan emas sebeberat sendal itu. “Ternyata benar katamu, sendal ini memang sendal emas, sendal ini bisa merubah nasibku” ucapnya. Aku pun bangga bisa membuktikan bahwa bukan hanya cinderella yang bisa mengubah nasib dengan sepatu kacanya, tapi aku dan kamu pun bisa merubah nasib dengan Sendal EMAS ini.

    Cerpen Karangan: Neng Anne Mustika
    Facebook: Neng Anne Mustika

    Artikel Terkait

    Sendal Emas
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email