Aku Menyesal

Baca Juga :
    Judul Cerpen Aku Menyesal

    Aku mempunyai kekasih bernama Genta. Sudah 6 bulan kami berpacaran. Hari ini, aku akan mengajaknya piknik di taman untuk merayakan kelulusannya. Ya, dia memang seniorku. Kami berbeda 2 angkatan.

    Di taman, aku mengobrol panjang lebar dengannya. Namun kali ini dia tampak berbeda. Dia sama sekali tidak merespon saat diajak ngobrol. Kucoba menahan kesabaran. Tapi kali ini aku benar-benar kesal hingga aku membentaknya sambil menamparnya.
    “Ay, kamu itu dengerin aku ngomong gak sih? Kamu ini kok aneh sih? Diajak ngomong malah diem!!” Plakkk

    Aku pergi meninggalkannya dengan marah. Tiba-tiba orangtuanya datang..
    “Nak Anin, kasian tuh Genta. Dia nangis lho. Lain kali jangan terlalu kasar sama dia.”

    Rasa marah kini berganti jadi penyesalan. Aku buru-buru menghampiri Genta. Kulihat dia masih menangis. Aku memeluk dan menciumnya.
    “Ay, maafin aku ya tadi marah-marah sama kamu. Tadi aku itu emosi.”

    Tapi dia malah pergi dengan motornya. Beberapa menit kemudian, kucoba menelepon Genta.
    “Ay, aku minta maaf ya yang tadi. Aku tau aku salah.”
    “Kamu itu sensitif banget, ay. Tadi aku itu lagi gak mood buat diajak ngobrol.”
    “Iya aku tau aku emosional dan egois. Tapi plis maafin aku.”
    “Sori aku udah terlanjur sakit hati sama kamu. Lebih baik kita putus.”
    “Hah? Putus? Jangan putusin aku dong. Plis kasih aku kesempatan lagi. Aku janji aku gak bakal emosian lagi.”
    “Sori. Aku udah terlanjur kecewa dan sakit hati. Keputusanku udah gak bisa diganggu gugat.”

    Genta mematikan telepon. Kini aku menyesal. Namun Genta sudah terlanjur memutuskan hubungannya denganku. Nasi sudah menjadi bubur.

    Cerpen Karangan: Nabila Amalina
    Facebook: Nabila Amalina

    Artikel Terkait

    Aku Menyesal
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email