Always With Me

Baca Juga :
    Judul Cerpen Always With Me

    Namaku Andinia Zalvia Alfiza sering disapa Dita, aku anak yang gampang ngambek dan sangat Keras kepala. Aku mempunyai sahabat yang akrab sekali namanya Avila. Dia samgat perhatian, peduli dan sangat mengerti perasaanku. Aku dan Avila sering makan es krim bersama di Cafe seberang sekolah kami.
    Sekolahku bernama Twilight High school, kami SMA kelas 2. Suatu hari, waktunya pulang sekolah. Aku dan Avila bergegas ke luar dari kelas lalu berlari menuju café seberang. Tapi kami tak hati-hati, mobil dengan kecepatan tinggi menabrakku dan Avila. Orang-orang sekitar bergegas membawa kami ke rumah sakit.

    Aku mulai siuman, terlihat kak Andy sedang tertidur dengan memegang tanganku “aucchh…” keluhku sambil memgang kepalaku.
    Kak andy terbangun “akhirnya kamu siuman dari Koma. Kamu mengalami koma selama 2 minggu karena kamu terbentur ban mobil. Tanganmu patah dan sudah disembuhkan” kata Kak andy sambil memelukku
    “Avila mana kak?” tanyaku
    “Euuuh… Avila memgalami kebutaan dan patah tulang” jawab kak Andy, aku menangis kesal dan segera menjenguknya di kamar sebelahku ditemani Kak andy.

    Di kamar Avila, terlihat Avila sedang makan disuapi Neneknya. Aku melihatnya sedang menulis sebuah surat, aku mendekatinya. Ia terkejut merasa aku datang “Dita? Apakah itu kau?” tanya Avila sambil meraba-raba barang di sekitarnya
    “ya, ini aku. Oh Avila, aku kasihan terhadapmu. Maafkan aku jika membuatmu seperti ini” jawabku sambil memeluknya
    “Gak perlu minta maaf andin, aku buta karena takdir Allah, Dita” kata Avila

    “Nona. Avila, operasi akan segera dimulai” kata suster dari Speaker
    “aku operasi mata dulu ya Dita, sampai ketemu lagi” kata Avila sambil berjalan ke luar bersama Neneknya. Kini hanya ada aku dengan Kak Andy
    “Dita, ayo ke kamar. Nanti sore kau bisa pulang” kata Kak Andy sambil merangkulku
    “lepaskan kakak” gerutuku pelan.

    Sorenya, Ayah dan Bunda menjemputku di aula rumah sakit
    “Ayah! Bunda!” seruku sambil memeluk mereka. Mereka membalas pelukanku
    “Dita, ayo kita masuk. Nanti kita ketinggalan pesawat” kata Ayah
    “memamg kita mau kemana?” tanyaku
    “kita akan ke Bali, karena itu keinginan Ayah Avila. Ia ingin menjauhkanmu dengan Avila” jawab Bunda
    “kenapa Om Ari ingin jauhin aku sama Avila?” tanyaku
    “Sebab ia berpikir bahwa kau adalah penyebab butanya Avila” jawab Kak Andy.

    Aku terpaku dan melamun sedih, tak terasa Seseorang menyeka tangisku tapi bukan Bunda atau Kak Andy. Tapi seseorang yang sangat kukenal, bukan Avila tapi “Ainun?” tanyaku terkejut, Ainun adalah Sahabat pertamaku yang sangat Baik padaku. Kebaikannya banyak sekali hingga tak bisa dihitung. Ainun meninggal karena ia diracuni oleh Teman SMPku namanya Tasya, dia iri karena Ainun sangat disukai oleh semua orang terutama pacarnya, Marquez. Marquez jatuh cinta dengan Ainun hingga melupakan Tasya. Marquez melamar Ainun tepat Saat Tasya meracuni Ainun. Ainun menerima Marquez dan mereka resmi pacaran. Setelah itu, ainun meminum air putih yang diracuni tasya dan meninggal di pangkuan Marquez. Tasya divonis penjara 1 tahun dan Marquez tak terlihat lagi di sekolah.

    To the point, Ainun memyeka tangisku “Dita, kamu udah janji kalo aku gak ada di dunia ini kamu menangis bukan?” tanya Ainun, aku memgangguk. Ainun mencium keningku dan hilang dalam kabut. Aku terkejut dan sudah di Pantai Kuta. Aku dan keluargaku bersenang-senang.

    Cerpen Karangan: Hanania

    Artikel Terkait

    Always With Me
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email