Cinta Macam Apakah Ini (Part 1)

Baca Juga :
    Judul Cerpen Cinta Macam Apakah Ini (Part 1)

    Namaku Nadya hari ini adalah awal aku menjadi anak SMA, aku banyak bertemu teman baru tapi setelah lama kelamaan aku mengalami pengucilan di kelasku entah karena apa. Tapi ada seorang teman laki laki sekelasku yang aku merasakan bahwa dia selalu membelaku saat aku merasa diejek oleh teman temanku, setiap hari aku duduk sebangku dengannya, setiap hari aku tertawa bersamanya, tapi saat akhir semester 1 aku mendengar bahwa dia akan pindah ke bandung. Aku sangat menyesalinya karena pada saat hari terakhirnya di sekolah aku pergi ke luar kota, tapi dia tak memberitahuku langsung atau lewat media sosial lainnya bahwa dia akan pindah sekolah.

    aat memasuki awal semester 2 benar saja aku duduk sendiri, tak ada lagi tawanya di sebelahku, tak ada lagi yang membelaku saat aku diejek, tak ada lagi temanku berbagi cerita. Sungguh rasanya hari hari ku sudah mati tanpa dia. Hingga suatu hari dia mengirim pesan lewat line bahwa dia pindah ke sma favorit di bandung aku tau jarak sekolahku dan sekolahnya tak terlalu jauh, tapi apa daya aku tak ingin saat bertemu dengannya teman temannya pasti menertawai aku dan dia.

    Aku adalah wanita yang memiliki jenggot di leherku jadi semua orang berpikir 2 kali untuk berteman dengannku. Hingga hampir 7 bulan kami putus hubungan, aku maupun dia tak mengirim pesan, kami tidak pernah lagi berhubungan sedikitpun. Tetapi boleh jujur selama 7 bulan itu aku tak pernah sedikitpun tak memikirkannya, tiap hari aku terbayang tawa, candanya di sebelahku. Hingga saat kenaikan kelas, kelasku mengadakan foto kelas sebagai perpisahan kelas 10 aku mendengar bahwa teman temanku mengundangnya untuk ikut foto kelas, rasanya aku bahagia sekali aku terus memikirkannya semalam suntuk, aku berharap dia masih mengingatku, tapi aku berfikir dia sudah jahat meninggalkanku di kelas yang seperti neraka bagiku, aku kecewa padanya sangat kecewa.

    Hingga keesokan harinya saat kami berfoto kami memilih untuk konvoi dengan 2 mobil dan beberapa motor aku memilih untuk naik motor sendiri. “Nad kamu sendiri gak papa ya, kamu ikutin kita aja soalnya david sama tian mau jemput mahen” aku hanya sekedar mengangguk mengerti, saat aku mendengar Nama Mahen pria yang meninggalkanku 7 bulan di sebuah penjara rasanya aku ingin memukulnya keras tapi di sisi lain aku ingin memeluknya erat.

    Saat kami melakukan konvoi ternyata motor yang ditumpangi Mahen yang dibonceng David ada di sebelahku, aku memang merasa bahwa dia melihat ke arahku tapi aku selalu tak peduli. Saat di studio foto itu juga aku sama sekali tak meliriknya padahal aku tau dia ingin sekali aku berbicara padanya, rasa kecewaku lebih berat daripada rinduku. Tapi malam harinya aku menangis menyesali yang aku lakukan tadi. Saat tadi di parkiran motor dia berdiri di sebelahku rasanya aku ingin berteriak Mahen dan langsung memeluknya, menggenggam tangganya agar dia tidak pergi lagi. “Ya Tuhan, Nadya salah hari ini, Nadya bodoh, Nadya kangen sama dia tapi saat bertemu Nadya malah bikin Nadya tambah kangen sama dia”

    Suatu hari dengan segudang keberanian aku memberanikan diri untuk mengirim pesan lewat line dengannya, berharap dia mau membalas segudang keberanianku ini.
    “Mahendra” aku mengirim pesan itu kamis pagi sampai kamis malam dia tak menjawabnya juga aku terus memeriksa handphoneku berharap dia segera membalasnya tapi hingga sabtu pagi ia tak membalas sampai Sabtu pukul 11 siang dia membalasnya dengan kata “Ada Apa?” Aku tak berharap dia marah padaku.
    “Aku mau ketemu kamu hari ini jam 3 sore di belakang taman komplek tempat kamu biasa nongkrong”
    “Aku usahain”
    “Aku harap kamu dateng”
    Dia tak membalasnya lagi bahkan tak membaca pesan terakhirku itu.

    14:48 aku sudah ada di taman itu, dulu ada bangku di tengah tengah taman tapi setelah 7 bulan aku tak kesini bangku itu hilang seperti Mahen yang hilang selama ini. 15:20 dia tak kunjung hadir disini, awan mulai mendung seperti menandakan bahwa hujan akan membuatnya tak datang ke taman dimana 7 bulan lalu kita terakhir bermain disini tanpa ada kata perpisahan seperti ini. 16:30 dia tak kunjung hadir padahal hujan sudah mulai turun. 15:15 hujan mulai turun deras, aku pun tak tahu harus berteduh dimana, hanya bermodal jaket tebalku, aku mulai menahan dingin. Aku pun mengirim pesan padanya. “Kamu dimana? Aku dari tadi disini, kamu masih lama?” Tak kunjung datang juga pesanku juga tak dibacanya, hingga aku kembali memeriksa hp ku dia membacanya. Aku mulai melihat ke sekelilingku dimana dia.

    Dinginnya cuaca membuatku sempat memilih pulang tapi aku melihatnya di ujung jalan, ya aku melihatnya dia pria Tampan yang Baik berumur 16 tahun, Lahir 25 April Berdiri dan berjalan ke arahku sambil membawa payung birunya. “Aku udah bilang sama kamu aku usahain, tapi kamu bener dateng, kamu bisa kan dateng ke tempat tongkrongan aku, ngapain kamu nunggu di tengah hujan deres gini sih.” Dia tak memakai jaket jadi dia tidak bisa memberi jaketnya padaku seperti di film film.

    “Maaf waktu foto kemarin, aku cuekin kamu abis abisan, aku rindu wajah ini, aku kangen orang ini, aku kangen senyum orang ini, dan dia sekarang ada di depan aku, 7 bulan lalu dia selalu duduk di samping aku, 7 bulan lalu dia dan hanya dia penyemangat aku, aku gak mimpikan” ucapku sambil menyentuh wajahnya dan kacamatanya itu.
    “Nadya! Sekarang kamu ikut aku ke..” Aku langsung memeluknya. Kini aku benar bersamanya tapi aku tak tau untuk berapa lama, karena besok pagi adalah jadwal pesawatku pergi ke Korea, ya aku akan pindah menjadi murid korea, inilah kesempatanku untuk meninggalkannya, aku membiarkan dia merasakan apa yang aku rasakan. Aku memilih tak memberitahunya dan mungkin inilah pertemuan pertama kita setelah lama tak bertemu tapi ini juga pertemuan terakhir kita. Aku tak tahu sampai kapan dia bertemu denganku lagi. Entah itu di tempat ini lagi atau di Korea sana.

    Cerpen Karangan: Nova Astrit Febrianti M
    Facebook: Astrit Febrian

    Artikel Terkait

    Cinta Macam Apakah Ini (Part 1)
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email