Cinta Yang Terbalas

Baca Juga :
    Judul Cerpen Cinta Yang Terbalas

    Aku mencintainya dalam diam. Aku sadar ini salah, tapi akan lebih salah jika aku mengutarakan padanya. karena aku tidak ingin mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya, karena aku pernah mengutarakan sebuah cinta pada seseorang dan aku kehilangannya tanpa ada sebuah jawaban.

    Namaku Kiki Ayu namun aku lebih senang dipanggil dengan sebutan Kia, usiaku terbilang cukup muda, baru 18 tahun dan aku masih menuntut ilmu di univeesitas negeri yogyakarta jurusan ekonomi.

    Banyak orang yang menilaiku sebagai gadis yang periang, konyol dan selalu bersemangat. namun, tanpa mereka tau jika semua itu hanyalah sebuah topeng yang selalu aku kenakan setiap harinya. yaa hanya sebuah topeng.

    Pagi ini, pagi yang cukup cerah. namun, udara dingin masih sangat terasa berkat hujan deras semalam. Jaket tebal berwarna cokat senantiasa aku kenakan di perjalanan menuju kapus hari ini.

    Bukkk…
    “Aww…”

    Aku sedikit merasa kesakitan saat tengah asik berjalan dan tiba tiba saja ada buntelan kertas yang menyambit kepalaku. Sesaat kemudian aku mengambil kertas itu dan mulai menoleh kanan kiri untuk mencari siapa tersangkanya.

    “Lagi lagi dia tersangkanya” gumanku pelan saat, aku melihat lelaki menyebalkan dengan sweter hitam favoritnya tengah berdiri tak jauh dariku.

    Pandangannya terlihat biasa saja saat aku melihat tajam padanya. Dia seolah tidak merasa bersalah sama sekali setelah dengan sengaja melempar buntelan kertas padaku.

    “Pagi pagi udah nyebelin, maunya apa sih?” tanyaku sedikit kesal. tanganku masih mengengam buntelan kertas itu, seolah ingin membalas perbuatan lelaki menyebalkan itu.
    “Apaan sih?, orang nggak sengaja juga” jawabnya enteng.
    Aku hanya bisa mengelus dada saat dia mengatakan hal seenteng itu kemudian berlalu pergi tanpa mengucapkan kata maaf.
    “Dasar nyebeliinn” teriakku

    Kejadian pagi ini benar benar membuatku kesal. karena lagi lagi aku harus berhadapan dengan Sam, teman satu juruasanku yang sangat menyebalkan. kadang aku sama sekali tak faham dengan kepribadian Sam. Dia terkenal dengan sifat bekunya, dia sangat cuek kepada lawan jenisnya, jangankan untuk mengobrol, untuk sekedar tersenyumpun Sam sama sekali tak pernah menunjukannya. Namun, di balik sifatnya yang super cuek, Sam juga seorang yang sangat jahil dan menyebalkan. Seperti kejadian tadi pagi. Sam sangat senang melempar benda benda kecil pada orang lain, terutama padaku.

    “Pagi pagi udah ngelamun” Kata kata sederhana ini mampu membuat lamunanku buyar, lamunan tentang sifat aneh Sam.
    “Laras, nyebelin banget sih? masih pagi juga” celotehku
    “Habis pagi pagi udah ngelamun, ada apa sih?” tanya Laras, sahabat terbaikku.
    “Ngak kenapa kenapa sih, cuman lagi kesel aja sama si Sam”
    “Sam lagi?” ucap Laras agak kaget “udahlah, cuekin aja cowok kaku kaya dia aja dipikirin” lanjutnya.
    “Idih, lagian siapa juga yang mikirin dia. aku cuma kesel aja sama dia, lagi lagi dia ngelempar buntelan kertas ke aku. dikira aku tempat sampah apa?” jawabku panjang lebar dengan wajah yang jelas masih tampak kesal.
    Kulihat Laras hanya mengeleng-gelengkan kepalanya, seolah Laras tak mau terlibat lebih jauh lagi dari rasa kesalku pada Sam.

    Hari ini adalah hari yang melelahkan untukku. saat tiba di rumah, aku langsung merebahkan tubuhku di atas sofa empuk yang baru di beli bundaku dua bulan yang lalu.

    Sendiri, yaa kini aku sendiri tanpa ada satu pun yang menemani aku, kecuali hanya rasa lelah. Aku mencoba memejamkan mata berniat untuk istirahat. Namun, tiba tiba saja bayangnya datang, menyerobot masuk tanpa permisi. Kenangan indah yang ingin aku lupkan tiba tiba saja berputar cepat di ingatanku.

    “Agrrhhh…” Aku berteriak kesal saat bayangan itu hadir lagi. Padahal aku sudah bersumpah untuk melupakan dua orang ini. dua orang yang telah mengkhianatiku, dua orang yang telah merampas kebahagiaanku dan dua orang yang tidak akan aku percaya lagi.

    Aku ingat betul, saat kedekatanku dengan Yudha, saat semua perhatian Yudha mulai membuatku jatuh cinta padanya, tiba tiba saja datang seseorang yang sama sekali tak aku ingini. Devara, gadis yang baru aku kenal dan selalu meyakinkanku untuk menjauhui Yudha karena dia bukan lelaki baik. Namun, kenyataannya kini, pesta penikahan Yudha dan Devara telah digelar setelah aku mengungkapkan rasa cintaku pada Yudha.

    Masa lalu yang pahit untuk aku kenang, membuat butiran air mataku kembali menetes. namun, sesaat entah kenapa senyumku terukir setelah aku mengingatnya kembali. mengingat lelaki yang akhir akhir ini menghapus nama Yudha di hatiku.

    Aku memutuskan untuk berjalan jalan di taman kota, sembari melepas penat dan menikmati hari libur kuliaku yang tidak terlalu panjang ini. Udara taman yang masih sejuk membuat suasana hatiku terasa lebih tenang, meskipun aku sadar jika aku masih merasa kesepian.

    Aku memilih duduk di bangku taman dekat air mancur, sembari melihat anak anak kecil yang tengah berlari larian. aku mengembangkan senyumku sembari berfikir, pasti sangat menyenangkan menjadi anak anak, karena mereka sama sekali tak memiliki beban fikiran. karena, yang mereka tahu hanya bermain dan bermain.

    Dorrr…
    Aku terhentak kaget saat mendengar letusan balon tepat di telingah kananku. dengan sekejap aku menoleh ke arah kananku dan lagi lagi aku harus menghela nafas panjang karena tau siapa terasangkanya.

    “Sammm, kenapa sih hobby banget jailin aku? kalo ngak ngelempar benda, pasti ngagetin” omelku pada Sam.
    Lagi lagi Sam menunjukan aura tak bersalahnya. namun, kini dia memilih duduk di sebalahku tidak seperti biasanya yang tiba tiba pergi seperti jalangkung.
    “Aku pernah jatuh cinta, sampai akhirnya aku menumbuhkan rasa ingin memiliki dan takut kehilangan, tapi sayangnya semua membawaku pada arah kekecewaan. Dia yang aku cinta dengan tulus, tiba tiba pergi tanpa alasan. membawa sepotong hatiku tanpa permisi pula” ucap Sam dengan nada yang datar.
    Aku sangat kaget mendengar kata kata Sam. karena ini adalah kali pertama Sam berkata panjang lebar denganku. dan yang membuatku semakin kaget, Sam tengah berkeluh kesah padaku.
    “Apa ini alasan kenapa kamu menjadi sangat dingin?” tanyaku perlahan.
    “Apa aku sedingin itu?” tanyanya.
    “Ya, tapi tidak terlalu karena kamu juga orang yang sagat jahil” jawabku.
    Aku tak mendengar kata kata Sam lagi. namun, aku mendapatkan sesuatu yang membuatku sangat takjub. Sam tertawa kecil, dan ini kali pertamanya aku melihat Sam tertawa.

    “Kamu bisa ketawa?” tanyaku bodoh.
    “Apa sejelas itu aku ketawanya?” kata Sam yang balik bertanya.
    “Sangat”
    “Syukurlah kalo aku masih bisa ketawa” ucapnya yang perlahan menampakan kembali wajah dinginnya.

    “Sam” lirihku.
    “Tadi Aldo udah cerita sama aku”
    Kata kata Sam membuat aku terpanjat kaget saat Sam menyebut nama Aldo.
    “Kak Aldo? cerita sama kamu?, cerita apa?” tanyaku bertubi tubi
    Sam tak menjawab pertanyaanku, malah kini Sam tengah tersenyum misterius padaku. Jantungku mendadak berdetak tak karuan, perasaanku menjadi campur aduk. entah apa yang telah Kak Aldo ceritakan pada Sam. Hingga, senyum Sam seperti itu.

    “Aldo bilang, kamu selalu nyimpen buntelan kertas yang selalu aku lempar ke kamu kan?” tanyan Sam dengan senyum misteriusnya.
    “Hah?” aku benar benar terpanjat kaget. ada rasa kesal pada Kak Aldo, sahabat terbaikku karena dia sudah menceritakan hal ini pada Sam.
    “Pulang dan baca semuanya. karena sebenarnya itu bukan buntelan sampah. melainkan, surat rahasia”

    Tanpa berbasa basi lagi, tanpa menanyakan pertanyaan lagi, aku langsung berlari pulang dan segera masuk kamarku.
    Aku membuka almari dengan terburu buru aku mengambil kotak hitam tempat aku menykmpan semuanya.
    Dengan terburu buru aku membukanya satu persatu satu. tiap satu kertas hanya ada satu huruf. bak permainan puzzel. aku harus merangkainya menjadi suatu kata.
    Dengan teliti dan konsentrasi tinggi, akhirnya aku bisa merangkainya.
    Aku terkejut dan hampir menangis haru saat aku membacanya. sesaat kemudian, dering pesan masuk ke ponselku, dan itu dari kak Aldo.

    “KEBAHAGIAANMU TELAH DATANG KIA”

    Aku tersenyum membaca pesan dari kak Aldo, sesaat kemudian aku kembali membaca surat rahasia dari Sam, kata kata yang Sam tujuhkan membuatku sadar ternyata aku salah, aku salah telah memendam perasaanku pada Sam.

    AKU CINTA KAMU KIA.

    Cerpen Karangan: Kiki Ayu
    Facebook: Kiki Ayu Lestari

    Artikel Terkait

    Cinta Yang Terbalas
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email