Ini Kisahku

Baca Juga :
    Judul Cerpen Ini Kisahku

    Tak!
    Seorang gadis berambut sebahu menendang kaleng bekas minuman dengan amarah menggebu-gebu. Entah apa yang membuat hatinya panas. Tetapi yang jelas dia benar-benar kesal dengan ucapan anak laki-laki yang dia anggap songong. Ingatannya melayang kembali mengingat kejadian di sekolah tadi.

    Alvira Cantika namanya. Vira panggilannya. Pagi ini dia menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Sekolah. Ya Sekolah ada prioritas utamanya. Vira seperti biasa jalan kaki menuju sekolahnya. Walaupun sudah kelas 3 SMP, Vira tetap suka jalan kaki. Olahraga katanya. Lagipula jarak Sekolah dengan rumahnya tak terlalu jauh. Vira bersekolah di salah satu SMP favorit. Senyum menghiasi wajah cantiknya. Dia menyapa semua orang yang dia kenal. Tak terkecuali satpam sekolahnya. Pak Toni. “Halo Pak!” Sapa Vira. Pak Toni hanya tersenyum menyambut Vira. Vira berjalan ke kelasnya dengan langkah riang.

    “Assalamualaikum! Pagi semua!” Sapa Vira sembari masuk ke kelasnya. Semua temannya membalas sapaan Vira. Vira menghampiri Caca yang sedang serius baca buku Biologi. “Hayooo! Serius amat! Kesambet lho nanti baru tahu rasa!” Ucap Vira jail. Caca memperbaiki letak kacamatanya yang turun dan memperhatikan Vira yang menyimpan tas dan duduk di bangkunya. “Resek kamu Vir!” Ucap Caca kesal. Atiqah Ramadhani namanya. Entah kenapa Vira suka memanggilnya Caca. Mungkin karena kacamatanya yang bulat seperti Caca hihihi. “Eh Ca, nanti temenin aku ke perpus ya!” Uca Vira. “Ah! Boleh tentu saja!” Caca yang kutu buku langsung saja menyambar seperti petir jika mendengar kata buku atau perpus. Pokoknya semua yang berhubungan dengan buku. Vira membuka buku matematika dan mempelajarinya.

    Kriiing! Kriiing! Kriiing!
    Bel masuk berbunyi beberapa menit kemudian. Vira menutup buku matematikanya dan menggantinya menjadi buku Kesenian. Tiba-tiba datang seorang wanita paruh baya bersama seorang anak laki-laki yang wow! Ganteng, pikir Vira. Semua terkagum-kagum melihatnya. “Anak-anak kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan diri,” Pinta Bu Dewi. Anak laki-laki itu menggantung headsetnya di leher. Tangannya di saku, membuat semua cewek di kelas Vira kagum. Kecuali Caca, dia terlalu polos. “Halo semua, nama saya Muhammad Richard, kalian bisa panggil saya Rick,” Ucap anak bernama Rick itu. Dia hemat bicara banget. Rick duduk di belakang Caca dan Vira. Awalnya Rick menatap Vira dingin. Namun Vira malah menganggap tatapan itu tatapan persahabatan. Jadi Vira membalasnya dengan senyuman. Setelah Rick duduk, pelajaran dimulai. Seperti biasa, Caca yang paling aktif menjawab.

    Waktu istirahat Vira gunakan sebaik mungkin. Vira yang sudah janji mengajak Caca ke perpustakaan akhirnya pergi ke perpustakaan sekolah bersama Caca. Mereka melihat banyak buku baru. “Eh Ca, lihat deh itu Rick kan?” Tanya Vira sembari menunjuk Rick yang sedang baca buku. Caca memperbaiki kacamatanya seolah tak peduli. “Ih Caca mah kan gitu…,” Vira mulai manja pada Caca. “Aduh iya deh, dia emang Rick. Terus kenapa?” Tanya Caca polos. Caca kembali melihat-lihat buku. Namun Vira menarik tangannya. “Kita kenalan!” Ucap Vira. Caca mau tak mau mengikuti sahabatnya itu. “Hai Rick,” sapa Vira. Rick mengacuhkannya. Namun Vira bukan gadis yang mudah menyerah. “Hai, namaku Alvira Cantika,” Ucap Vira. Rick tetap membaca. Caca berbisik kepada Vira. “Tuh Vira, anaknya juga gak mau diajak bicara. Udah ayo kita pergi!” Ajak Caca. Vira menggeleng. “Hey kalau sedang diajak bicara, bukunya diturunkan,” Nasihat Vira. Rick menurunkan bukunya dan menatap Vira dingin. Vira tersenyum lebar namun senyumnya pudar saat Rick berdiri dan menarik tangan Vira keluar dari perpustakaan. Caca bingung dan mengikuti keduanya. Vira dibawa ke belakang sekolah. Disana Rick marah besar. “Eh! Lo tuh ganggu banget tau gak?!” Bentaknya kasar. Vira terkejut, “Kasar banget sih lo! Biasa aja dong!” Protes Vira. Caca datang dengan buru-buru. “Lo itu salah! Jadi gak usah protes! Gue itu gak peduli nama lo siapa. Lo ganggu banget!” Ucap Rick. Wajah Vira merah padam. “Aduh, ini udah dong. Vir.. ayo kita ke kelas aja..” ajak Caca. “Eh! Lo jadi anak baru jangan songong dong!” Ucap Vira. “Aduh Vira ayo!” Caca menarik tangan Vira. Namun Vira tetap berdiri dan malah menepis tangan Caca. “Lo tuh gadis tapi gak punya aturan. Gue emang anak baru, tapi kalau gue gak mau kenalan sama lo kenapa? Emang ada aturan gitu kalau gue harus kenalan sama lo?!” Tanya Rick yang membuat Vira terdiam. “Aduh Vira.., udah ayo,” Kali ini Caca menariknya keras. Vira berlari meninggalkan Caca dan Rick dengan air mata berjatuhan. “Yah…, gara-gara lo sih!” Ucap Caca. Rick hanya menatap Caca dan menatap kembali Vira yang berlari.

    Ya, anak laki-laki bernama Rick itu sudah membuatnya kesal. Sombong banget! Cuma minta kenalan doang, ucap Vira dalam hati. Vira duduk di halte bus. Karena kejadian tadi Vira mendiamkan Rick. Walaupun memang Rick tak berbicara. Vira selalu menatap Rick sinis.

    Srrrr, tanpa sadar hujan turun dengan tiba-tiba. Vira menggerutu kesal. “Elah! Napa harus hujan sih?!” Gerutunya. Dia tak suka hujan, karena hujan itu selalu membuatnya teringat mantan kekasihnya. Vira memang bukan tipe cewek yang benar-benar tahu apa itu Cinta. Vira menatap langit menunggu bus. Sesekali menyentuh air hujan. Tiba-tiba seseorang yang memakai jaket hitam datang ke arah Vira. “Hei…” sapanya. Vira terdiam, malah dia membuang muka. Dia tahu siapa pemilik suara ini. Rick. Ya… Rick, anak baru yang sombong itu. Rick duduk di sampingnya dan menggosok-gosokkan tangannya. “Ngomong-ngomong. Maaf yang tadi pagi, gue bentak-bentak lo,” Ucap Rick. Vira diam. “Gue gak terlalu suka cewek,” Lanjutnya. Curhat nih ceritanya?!, Pikir Vira. “Karena gue nganggep cewek itu manja,” Ucap Rick. Vira terkejut, kata-kata itu!. Ya dia pernah mendengarnya. Itu adalah kata-kata yang diucapkan Brian, mantan kekasih Vira. Brian minta putus, karena menganggap Vira terlalu manja. Itu membuat Vira sakit hati. Untunglah kejadian itu sudah tiga bulan yang lalu. “Bukan berati gue cewek manja juga kan?!” Akhirnya Vira bersuara. Rick menoleh, “Iya,” Kata Rick sembari mengalihkan tatapannya. Dia menatap jalanan yang basah terkena air. Vira menghela nafas. “Tapi setelah gue denger tentang lo dari Atiqah, gue sadar…” Ucap Rick tiba-tiba. Vira langsung menoleh. Atiqah? Atiqah menceritakan tentang diriku?, pekik Vira dalam hati. “Kalau lo ternyata cewek yang langka. Yang hanya ada satu di bumi,” Ucapan Rick membuat wajah Vira merah padam. “Lo gak usah gombal. Lo itu baru satu hari di sekolah gue. Jadi gak usah sok akrab!” Ucap Vira berusaha angkuh. Rick tertawa ringan. “Terus? Kalau gue baru satu hari gue gak boleh jatuh cinta gitu?” Tanyanya. Rick selalu bisa membuat Vira bingung harus menjawab apa. Rick menepuk kepala Vira. Membuat Vira terkejut. “Gue tahu semua kisah tentang lo, jadi gak usah sok-sokan di depan gue,” Ucap Rick ringan. Vira menyandarkan tubuhnya di tembok halte. “Memangnya kalau lo tahu semua kisah gue, lo mau apa?” Tanya Vira datar. “Gue mau…” Rick tampak memutar bola matanya. “Lo jadi pacar gue,” Sambungnya. Vira membelalakan mata. Rick berdiri ketika ada bus lewat. “Walaupun gue baru kenal lo sehari, gue yakin sama perasaan gue,” Ucap Rick. Vira menatap punggung Rick. “Gue akan tunggu jawaban lo. Terserah lo mau jawabnya kapan. Karena kisah lo ada di tangan gue. Gue tahu semua tentang lo, juga tentang mantan lo,” Rick membalikkan badan menatap kedua bola mata Vira. “Oke sayang?” Rick mengedipkan sebelah mata dan tersenyum. Lalu masuk ke dalam bus. Vira tersenyum kecil lalu berdiri dan masuk ke dalam bus juga. Yah… walaupun dia tahu kisahku, itu tidak mengurangi rasa kesalku padanya. Walaupun ada rasa cinta juga sih, pikir Vira. Vira pun tertawa kecil. Ya inilah kisahnya. Kisah cintanya.

    Cerpen Karangan: Nafidzah Salsabila Firdausi
    Facebook: Nafidzah Salsabila

    Artikel Terkait

    Ini Kisahku
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email