Judul Cerpen Saat Terakhir

Baca Juga :
    Judul Cerpen Saat Terakhir

    “Lunaaa…” Panggil seorang perempuan yang sudah tak asing lagi di hidupku. Ya, dia adalah sahabatku Elvina. “Elvina..” Jawabku. “Kamu harus tau soal ini..” ucap Elvina. “Soal apa?” Tanyaku “Aditya Lunn..” Tiba-tiba Elvina menitikan air mata. “Aditya kenapa El?” Tanyaku lagi. “Aditya akan pergi ke Amerika Luna” Jawab Elvina. Dan tiba-tiba air mataku menetes. Sedih, kecewa dan semuanya yang sekarang aku rasakan. aku kecewa terhadap diri aku sendiri.

    “Teetttt…” Bel istirahat berbunyi. Semua siswa ke luar kelas ada yang ke kantin, ke perpustakaan, ke taman dan ada pula yang diam di kelas. Sedangkam aku pergi ke taman bersama Elvina. Lalu, aku dan Elvina duduk di kursi taman. “Luna, Lo tau nggak ada yang aneh lho dari sikap Aditya sama Lo.” Kata Elvina memulai pembicaraan. “Aneh? Aneh gimana?” Tanyaku “ya, dia sekarang jadi baik sama Lo, jadi Care sama Lo.” Jawab Elvina. “Teruss?” Tanyaku lagi “Ya, kayaknya dia suka sama Lo.” Jawab Elvina. “Idihhkk amit-amit deh kalo gua harus suka sama cowok kaya dia yang sok cool.” Ucapku. “Nanti imut-imut lho.” Ejek Elvina.

    Hari sudah siang, tandanya untuk pulang. Dan bel pulang pun berbunyi. Tiba-tiba hujan deras turun, aku menunggu hujan reda bersama Elvina di kelas. 30 menit sudah hujan tak kunjung reda malahan semakin deras. “Hmmm, Lun duluan ya soalnya sopir gue udah nunggu di gerbang. Lo mau ikut nggak?” Tanya Elvina. “Hmmm, nggak usah deh El thanks ya.” Balasku. “oke deh, duluan ya bye.” ucap Elvina lalu dia pergi.

    Dan ternyata, Aditya masih ada di kelas. “Luna gue anterin Lo ya.” pinta Aditya. “Sorry gue bisa pulang sendiri kok.” Balasku. Tiba-tiba Aditya mendekatiku dan duduk di sampingku. “Luna, kenapa sih Lo selalu cuek sama gue. Emang gue punya salah apa sama Lo?” Tanya Aditya “Salah Lo itu Lo selalu sok baik dan sok care sama gue. Dan gue paling nggak suka sama cowok kaya gitu.” Jawabku Lalu aku pergi ke luar kelas.

    Aku terus melangkah dan nggak tau tujuan dan aku pun terdiam di tengah lapangan sekolah di bawah guyuran hujan yang deras. “Luna, gue nggak sok baik dan sok care sama Lo. Tapii..” Kata Aditya, ternyata dia mengikutiku. “Tapi apa?” Tanyaku. “Tapi gue sayang sama Lo.” Jawab Aditya. Deg, deg, deg jantungku berdetak begitu kencang. Senang, gelisah, benci, bercampur. Dan tiba-tiba Aditya memegang tanganku. “Kamu mau jadi pacar aku? Dan aku juga tau kalau kamu juga sayang kan sama aku?” Tanya Aditya. “Aku juga sayang sama kamu.” Kataku dalam hati. Lalu aku pun melepaskan genggaman tangan Aditya. “Aditya, Lo jangan sok you know deh, kata siapa gue sayang sama Lo.” Ucapku lalu aku pergi dari hadapan dia.

    Keesokan harinya aku berangkat sekolah seperti biasa. Sesampainya di sekolah aku langsung pergi ke taman sekolah bersama Elvina. “Elvina, gue mau cerita soal Aditya nih..” Kataku kepada Elvina. “Emang ada apa dengan Aditya?” Tanya Elvina. “Aditya nembak gue kemarin.” Jawabku “Hahhh, serius?” Tanya Elvina lagi. “Serius EL..” Jawabku “Terus Lo terima dia nggak?” Tanya Elvina “Gue belum kasih jawaban sama dia, dan dia itu sok you know banget” Jawabku “Hmmm, Luna mendingan kamu kasih harapan dulu deh sama dia. Dan kamu minta peace aja sama dia. Daripada kamu jadi nervous” Saran Elvina. “Dan sekarang kamu harus ketemu sama dia. Sana samperin dia lagi di kelas tuh.” Lanjut Elvina. “Sorry ya Elvina, masa seorang Luna Alexandra harus nyamperin cowok. Apa lagi cowok nya sok cool dan sok you know kaya dia.” Kataku. “please Lun, buang dulu rasa gengsi Lo. Apa Lo nggak kasian sama dia?” Tambah Elvina. Aku pun mengiyakannya.

    Lalu aku pergi ke kelas, dan ternyata di kelas ada Aditya bersama Rasti. Mereka sedang ngobrol berdua. Dan tiba-tiba hatiku terasa sakit, dan cemburu melihat mereka berdua. Dan pandanganku melihat Aditya sedang mencium kening Rasti. Akupun tak bisa membendung air mataku lagi. Dan Aditya melihatku, aku pun langsung mengambil tasku lalu pergi ke tempat favoritku.

    Tempat favoritku yaitu sebuah cafe yang bernuansa klasik. Aku pun memesan secangkir Coffelate. Ketika aku sedang menikmati suasana di cafe, pandanganku seperti melihat Elvina ternyata benar Elvina datang kesini. “Luna Lo kenapa? Kok Lo pergi dari sekolah? Dan mata Lo kok sembab kenapa? Lo habis nangis?” Tanya Elvina bertubi-tubi. “Gue nggak papa kok El.” Jawabku berbohong. “Luna, gue itu kenal sama Lo udah lama, dan gue tau kalau lo sedang ada masalah. Luna, gue itu sahabat Lo, dan Lo sahabat gue. Jadi please, jangan ada rahasia-rahasiaan di antara kita.” Kata Elvina. Aku pun menceritakan semuanya kepada Elvina. “Luna, Luna, jadi Lo cemburu?” Tanya Elvina “Luna, mungkin lo salah paham deh. Jangan berfikiran negatif dulu.” Tambah Elvina. Aku pun memutuskan untuk berbicara dengan Aditya.

    Pagi ini aku berangkat sekolah. Sesampainya di sekolah aku langsung masuk kelas dan mengejutkan. Di kelas ada Aditya yang sedang memegang bunga mawar merah di hadapan Rasti. Dan lagi-lagi air mataku menetes. Aditya melihatku, aku langsung berlari dan Aditya Mengejarku.
    “Luna.. aku bisa jelasin semuanya.” Kata Aditya. “Mau jelasin apalagi sih dit, udah jelas kan semuanya.” Kataku sambil terus menangis. “Luna, please dengerin aku dulu.” Ucap Aditya. “Denger ya, gue nggak mau dengerin lo lagi. Lo bilang Lo sayang sama gue tapi buktinya apa?” Tanyaku. “Luna kamu salah paham sama aku dan Rasti.” Jawab Aditya. “Terus aja bilang salah paham, dan mulai sekarang gue mau Lo pergi dari hidup gue. Gue mau Lo jangan muncul lagi di depan muka gue. Dan gue nggak mau kenal lagi sama Lo.” Jelasku “Oke, kalo itu mau kamu aku akan pergi jauh-jauh dari hidup kamu.” Kata Aditya lalu dia pergi. Aku langsung terus menangis aku nggak nyangka kalau Aditya akan mengiyakannya.

    Dan sekarang Aditya akan pergi ke Amerika. Tiba-tiba Rasti datang. “Luna, Lo nggak peka banget sih jadi cewek. Harusnya Lo dengerin dulu penjelasan Aditya. Dan asal Lo tau bunga mawar merah itu buat Lo.” Kata Rasti. Aku pun Langsung menangis penuh penyesalan. “Elvina anterin gue ke Bandara.” kataku. Lalu aku pergi ke Bandara bersama Elvina.

    Sesampainya di Bandara aku mencari Aditya. Dan ternyata Aditya akan nail ke pesawat. “Addiittyyyaaa..” Panggilku. Lalu Aditya menoleh ke ke arahku. Aku pun berlari mendekati Aditya dan langsung memeluk Aditya. “Aditya maafin aku, please kamu jangan ninggalin aku. Aku sayang banget sama kamu.” Kataku sambil melepaskan pelukanku. “Maafin aku juga Luna. Aku minta maaf aku harus pergi. Aku juga sayang banget sama kamu. Dan ini saat terakhir kita bertemu. Karena aku nggak akan ke Indonesia lagi.” Jelas Aditya. “Tapi Aditya Please..” Kataku. “Please forgive me and don’t forget me.” Kata Aditya Lalu Aditya masuk ke dalam pesawat. “Luna kamu harus sabar ya, kalau kamu ditakdirkan untuk bersama. mungkin kamu akan bertemu dengan Aditya lagi.” Kata Elvina. Dan aku pun mulai belajar melupakan Aditya.

    The End

    Cerpen Karangan: Shinta Rahayu
    Facebook: Shinta Rahayu

    Artikel Terkait

    Judul Cerpen Saat Terakhir
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email