Judul Cerpen Karung Terakhir
Sejak bilal masjid mengumandangkan bacaan niat sahur untuk esok, Baba pun mulai berganti ‘baju dinas’. Ke luar masjid dengan mulut komat-kamit. Hatinya bergumam, “ini malam ke-29 ya? masih ada waktu.”
Gumpalan asoy hitam berisi baju dinas 5 waktu tergantung lemah di sisi paling dalam pikulannya. Beberapa karung yang isinya telah ditukar rupiah maghrib tadi, juga ikut tergantung lemah. Baba akan selalu semangat pulang, saat terpikir wajah Amar, anak yang Ia sabarkan hatinya bertahun-tahun…
“Amar anakku, Baba janji, Lebaran tahun ini, kamu pakai baju baru!” ujarnya suatu kali.
“Iya, Baba. Amar yakin Baba akan belikan baju baru pertama Amar Lebaran ini.” Amar berkata sambil memeluk Baba. Dalam hati ia berdoa, semoga Babanya diberi kemudahan untuk menepati janjinya. “Baba, Amar tidak meminta, tapi Baba berjanji. Amar tidak akan menagihnya.”
Baba kembali memompa semangatnya, masih ada 6 jam sebelum sahur bersama Amar di rumah. Karung demi karung terisi sudah. Baju baru Amar hanya butuh beberapa rupiah lagi. Kalau semua karung terisi, Lunas sudah janjinya. Batinnya berucap syukur, saat tinggal sekarung lagi pikulannya sempurna.
Ibukota belum juga tertidur, sedang pagi telah datang. Baba telah berada di jalan pulang. Bayangan Amar dengan senyum mengembang telah berada di pelupuk mata. Karungnya telah penuh. Kepada Bah Tong, sang penampung, ia tukar isi karung dengan rupiah. Namun, rupanya masih juga kurang rupiah untuk baju Amar. Sepertinya tinggal sekarung lagi.
Baba bertekad, memenuhi karung terakhir yang akan ditukarnya setelah sahur bersama Amar.
Bruuuk… byuuur…
Baba terpeleset dan jatuh dalam gorong-gorong sedalam 3 meter berisi air yang meluap. Tubuhnya terseret arus hingga ke sungai yang jaraknya hanya 50 meter dari tempatnya terjatuh tadi. Baba tenggelam.
Karung berisi penuh botol bekas, bungkusan ‘baju dinas’ Baba, dan bungkus permen berisi uang pecahan senilai Rp.79.000,- tergeletak tak berdaya, ditinggal tuannya yang terpeleset petang tadi. Selembar kertas bergambar baju koko bertuliskan ‘BAJU AMAR Rp.85.000,-‘ terbang tertiup angin pagi.
Cerpen Karangan: Qashdina Ayu
Facebook: Wahyu Sri Haryani
Sejak bilal masjid mengumandangkan bacaan niat sahur untuk esok, Baba pun mulai berganti ‘baju dinas’. Ke luar masjid dengan mulut komat-kamit. Hatinya bergumam, “ini malam ke-29 ya? masih ada waktu.”
Gumpalan asoy hitam berisi baju dinas 5 waktu tergantung lemah di sisi paling dalam pikulannya. Beberapa karung yang isinya telah ditukar rupiah maghrib tadi, juga ikut tergantung lemah. Baba akan selalu semangat pulang, saat terpikir wajah Amar, anak yang Ia sabarkan hatinya bertahun-tahun…
“Amar anakku, Baba janji, Lebaran tahun ini, kamu pakai baju baru!” ujarnya suatu kali.
“Iya, Baba. Amar yakin Baba akan belikan baju baru pertama Amar Lebaran ini.” Amar berkata sambil memeluk Baba. Dalam hati ia berdoa, semoga Babanya diberi kemudahan untuk menepati janjinya. “Baba, Amar tidak meminta, tapi Baba berjanji. Amar tidak akan menagihnya.”
Baba kembali memompa semangatnya, masih ada 6 jam sebelum sahur bersama Amar di rumah. Karung demi karung terisi sudah. Baju baru Amar hanya butuh beberapa rupiah lagi. Kalau semua karung terisi, Lunas sudah janjinya. Batinnya berucap syukur, saat tinggal sekarung lagi pikulannya sempurna.
Ibukota belum juga tertidur, sedang pagi telah datang. Baba telah berada di jalan pulang. Bayangan Amar dengan senyum mengembang telah berada di pelupuk mata. Karungnya telah penuh. Kepada Bah Tong, sang penampung, ia tukar isi karung dengan rupiah. Namun, rupanya masih juga kurang rupiah untuk baju Amar. Sepertinya tinggal sekarung lagi.
Baba bertekad, memenuhi karung terakhir yang akan ditukarnya setelah sahur bersama Amar.
Bruuuk… byuuur…
Baba terpeleset dan jatuh dalam gorong-gorong sedalam 3 meter berisi air yang meluap. Tubuhnya terseret arus hingga ke sungai yang jaraknya hanya 50 meter dari tempatnya terjatuh tadi. Baba tenggelam.
Karung berisi penuh botol bekas, bungkusan ‘baju dinas’ Baba, dan bungkus permen berisi uang pecahan senilai Rp.79.000,- tergeletak tak berdaya, ditinggal tuannya yang terpeleset petang tadi. Selembar kertas bergambar baju koko bertuliskan ‘BAJU AMAR Rp.85.000,-‘ terbang tertiup angin pagi.
Cerpen Karangan: Qashdina Ayu
Facebook: Wahyu Sri Haryani
Karung Terakhir
4/
5
Oleh
Unknown