Maafkan Kami Nisa

Baca Juga :
    Judul Cerpen Maafkan Kami Nisa

    Danissa Nur Azizah, ya gadis berjilbab yang baru berusia 13 tahun itu kini sedang menjajakan gorengan buatan ibunya. Tak kenal letih, teriknya panas matahari atau ejekan teman-temannya.

    Nisa, itulah nama panggilan akrabnya. Dia sekarang duduk di bangku kelas VII SMP Lancar Jaya. “Wah.. ada penjual gorengan tuh!!” ledek Rafli, anak terjahil di kelas Nisa. “Eh, kamu tuh ya fli bisanya ejek orang aja!!” ucap Hanny, Sahabat Nisa. “Udahlah Hanny, biarkan saja” ujar Nisa lemah lembut.

    Di sekolah banyak teman-teman dan guru Nisa yang membencinya dikarenakan Nisa berasal dari Keluarga kelas bawah atau miskin padahal prestasi Nisa sangat membanggakan. Hanya Hanny sahabat Nisa dan Bu Ayu yang baik kepadanya.

    Suatu hari, “Baik anak-anak, hari ini ibu akan bagikan tes matematika. Siapa yang mendapat nilai tertinggi akan ibu ikutkan olimpiade matematika tingkat SMP. Ibu akan ambil 2 orang” jelas Bu Ayu, guru kelas Nisa.

    Nisa mengerjakan dengan teliti tak lupa ia berdo’a setiap kali mendapati soal yang susah. Hingga akhirnya saatnya pembagian nilai “Vanessa.. 8.3, Lolita.. 7.5, Salsa… 8.3, Hanny… 9.0, Rafli… 5.4, Iqbal… 5.7, Reva… 9.2, dan.. Nisa…. 9.8” ucap Bu Ayu. “Alhamdulillah..” ucap Nisa. “Jadi.. yang akan ikut adalah Reva dan Nisa” kata Bu Ayu.

    Seminggu kemudian, waktu perlombaan tiba Nisa mengerjakan dengan hati-hati dan teliti. “Aku harus bisa mengharumkan nama sekolahku dan membanggakan kedua orangtuaku” ujar Nisa dalam hati.

    30 Menit Kemudian…
    “Baiklah, kami sudah menentukan siapa juaranya” Kata Pembawa Acara. Hati Nisa berdebar-debar. “Juara ke-3 adalah Kayla nur Fathiah, Juara Ke-2 adalah Ro’is nuril alam Zein” ucap pembawa acara. “Dan… yang kita tunggu Juara pertama diraih oleh… Danissa Nur Azizah, Para pemenang harap maju ke depan” lanjut Pembawa acara. Nisa sangat bahagia, dan mendapat uang tabungan senilai Rp5.000.000,00.

    Sepulangnya dari lomba, dengan gembira Nisa membawa piala dan hadiah ke sekolahnya. Tapi, apa respon dari sekolah? Kepala sekolah, Bu Resta menganggap bahwa hasil dari nilai Nisa didapat dari mencontek. Nisa sangat sedih dia pun langsung pulang.

    Di perjalanan dia sibuk melamun tentang apa yang dikatakan Bu Resta. Saat itu banyak kendaraan yang melintas karena melamun Nisa tertabrak sebuah mobil truk dan mengalami pendarahan di kepala. Namun Sayang tak disayang takdir berkata lain. Innailaihi Wainnailaihi rajiun, Allah telah mengambil nyawa Nisa. Mendengar Hal ini teman teman dan guru Nisa yang semula membenci Nisa kini sadar bahwa Nisa yang membawa nama sekolah ini menjadi terkenal.

    Tapi, Kini Nisa telah tiada mereka hanya bisa menyesal di atas kuburan Nisa.
    Maafkan Kami Nisa!!!

    The End

    Cerpen Karangan: Arifah Kaifah Yasak

    Artikel Terkait

    Maafkan Kami Nisa
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email