Rain

Baca Juga :
    Judul Cerpen Rain

    Seorang gadis tengah duduk sembari memegang selembar kertas yang hanya berisi 4 kata yaitu I LOVE YOU, KARIN. Itu surat cinta yang pertama kali ia terima, entah kenapa surat itu selalu ia rawat seperti bunga yang nggak boleh layu.
    Yap, kali ini karin akan menceritakan dimana rasa cinta tumbuh dimasa SMA. Seorang cowok telah berhasil menumbuhkan rasa yang belum karin rasakan kala itu.

    Hujan turun diwaktu pagi saat karin hendak ke sekolah. Terpaksa deh karin harus nerobos hujan dan rela berbasah basahan. Tapi nggak mungkin juga dia melanjutkan perjalanan yang ada belum juga sampai di sekolah seragam dan buku buku karin sudah basah. Lebih baik dia berteduh dulu di bawah pohon mangga.

    Tiba tiba sebuah payung berwarna hitam menaungi karin dari hujan. Spontan karin melihat ke belakang. Ternyata pangeran tampan sedang tersenyum kepadanya. “Hay, gue rangga!” Ia menjulurkan tangan. Karin menyambut dengan ramah “Karin”
    “Kalau kita diem terus disini kita bakal nggak sekolah. Mending jalan aja yuk!” Sarannya. Karin berfikir sejenak lalu mengiyakan ajakan rangga.

    Akhirnya mereka berjalan kaki bersama sambil mengobrol. Tanpa karin sadari di depannya ada sebuah kerikil dan membuat karin hampir terjatuh. Ya, hampir. karena rangga berhasil menahan tubuh karin supaya nggak terjatuh. Mereka sempat bertatapan lalu sadar ada sebuah mobil yang mengklakson mereka berdua. Entah kenapa rasa itu tiba tiba hadir dalam hati karin.

    Tak disangka gedung sekolah mereka sudah dekat. Mereka pun berlari menuju koridor.
    “Makasih ya!!” Kata karin sedikit malu malu.
    “Iya sama sama”

    Tiba tiba di ujung sana terlihat seorang perempuan memakai seragam sama. Jelas lebih cantik dari karin. Karin juga sadar itu. Perempuan itu langsung merangkul pundak rangga sangat mesra. Jelas itu adalah pacarnya rangga. Kenapa ada rasa cemburu di hati rangga. Lagipula kan karin bukan siapa siapanya rangga kenapa mesti cemburu?.

    MALAM PUN TIBA.
    Karin masih memikirkan rangga dan cewek yang menurutnya itu pacar rangga. ‘Oh, ini yang namanya cemburu,’ gerutu karin. Ia mencoba untuk tidur tapi tetap saja bayangan itu selalu hadir.

    ESOKNYA.
    Tak begitu semangat seperti kemarin. Karin tampak lesu berangkat ke sekolah. Moodnya lagi nggak berselera. Sarapan pagi pun tidak sama sekali dicicipinya. Ia, langsung berangkat begitu saja dengan sepedanya. Spontan mama ami mamanya karin merasa ada yang aneh dengan anaknya yang satu itu. Tiba tiba kakak perempuan karin berbisik pada mama ami “lagi patah hati mungkin”

    DI SEKOLAH.
    “Hay karin aku cuma mau ngasih ini ke kamu. Baca ya!!!” Seorang cowok memberi surat pada karin di gerbang sekolah. Siapa lagi kalau bukan rangga. Baiklah untuk kali ini ia terima untuk menghargai rangga. Tapi senang juga sih. Hehehe.

    MALAMNYA…
    Walaupun sedikit benci pada rangga, tapi penasaran juga sih isi surat ini apa. Gerutu karin dalam hati. Ia meneliti surat itu dengan detailnya. Dari pada penasaran mending dibuka aja. Akhirnya karin membuka surat dan betapa kagetnya ia ternyata isinya adalah ungkapan hati rangga untuk karin. Karin berniat untuk mencari rangga dan menanyakan perihal surat ini. Namun, esoknya rangga tidak ada di sekolah dan kata teman temannya rangga pindah ke malang. Karin berfikir semua ini hanya bercanda. Dan karin akan membuang perasaan ini jauh jauh.

    7 TAHUN KEMUDIAN.
    Tujuh tahun berlalu, karin masih tetap memikirkan pangeran hujannya. Ya, panggilan khusus untuk rangga. Dan surat itu akan ia bakar dan musnah bersama rasa cinta yang teramat mendalam. Tapi, saat ia mengeluarkan korek api dan menyalakannya tiba tiba hujan turun bersama angin yang berhembus sangat kencang.
    “Huft, kenapa harus hujan sih” kata karin kesal.
    “Karena hujan nggak mau kamu bakar surat itu” suara itu terdengar tidak asing lagi bagi karin. Karin penasaran dan dia menengok ke belakang. Dan ternyata…
    “Pangeran hujan?” Kata karin sangat sangat terkejut. “Apa kabar kamu?” tanya rangga duduk di sebelah karin. “Baik” jawab karin singkat.

    Seketika semua menjadi hening hanya suara hujan aja saat itu. “Karin?” Panggil rangga tiba tiba. Karin langsung menatap rangga. “Aku mau ngomong” kata rangga lagi. “Tapi sebelum kamu ngomong biarkan aku ngomong dulu ya?” Katin memotong pembicaraan rangga. “Silahkan!!” Rangga mempersilahkan. “Aku sudah tunangan dengan orang lain dan setelah aku lulus kuliah aku akan menikah” pengakuan itu membuat rangga tak berkutik. “Maafkan aku” ucap karin yang melihat raut muka rangga menjadi berubah. Rangga berusaha untuk tegar dan dia baru saja akan melamar princess pohon mangga (pangglian khusus dari rangga). Sepertinya itu harus rangga kubur dalam dalam. ‘Untuk apa aku berlama lama disini? Lebih baik aku pergi saja!’ gerutu rangga putus asa. “Sekarang kamu mau ngomong apa?” Tanya kari. “Tidak jadi, aku pergi dulu ya! Oh iya aku memberi ini untukmu! Pakai ya!” Rangga menyodorkan kotak yang berisi cincin. Dan rangga sedikit demi sedikit menghilang dari mata karin. Tanpa ia sadari air mata jatuh dari mata polosnya. Sadar nggak sadar hujan yang telah mempertemukan mereka sekarang malah memisahkan mereka.. biar bagaimanapun karin harus melupakan pangeran hujan itu. Karena sebentar lagi ia akan menikah dengan calon suaminya.

    Cerpen Karangan: Khurva Tusiva
    Facebook: Khurva Siva
    Ini alamat emailku khurvatusiva[-at-]gmail.com

    Artikel Terkait

    Rain
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email