Judul Cerpen Good Bye Mr. A (Angga Dirgadinata)
July, 2016
Rain POV
Wajah itu sudah tak mampu kulihat. Mata itu sudah tak mampu lagi kutatap. Senyumannya hilang sirna bersama kepergiannya. Namanya sungguh indah di mataku. Wajahnya yang menurut sebagian orang biasa-biasa saja, namun bagiku hampir mendekati kata ‘Sempurna’.
Flashback
April, 2016
Namaku Raina Rainata dan yang sidang kuperhatikan adalah pria tampan bernama Angga Dirgadinata. Nama yang sejak 3 tahun ini selalu kuperhatikan, aku ikuti apapun kegiatannya. Seorang cowok dengan siluet wajah yang sangat mempesona bak seorang model catwalk. Dengan rambutnya yang keren, alis mata tebal, bulu mata nan lentik, tatapan mata yang begitu terang menunjukkan keseriusannya, senyuman di bibirnya yang selalu saja ia perlihatkan ketika berbicara dengan siapapun. Sungguh memesona.
Ia bercanda dengan teman temannya. Aku hanya memperhatikannya dari jarak yang terlampau jauh. Sejak pertama masuk SMA ini aku hanya tertarik padanya. Banyak laki-laki yang kutolak, karena hanya ‘dia’ yang kuharapkan.
“lihat deh rain. dia lihat kesini” keysha teman sekelasku, tampaknya mengetahui bahwa sejak dari kelas tadi aku memperhatikan Angga.
“hmm udah deh. bukannya lo mau ke toilet? ceperan ayo” Aku yang sudah tahu Angga melihatku yang sedang memperhatikannya, salah tingkah dan lekas menarik baju Keysha menuju toilet.
Aku ketahuan ‘lagi’
11 April 2016
Hari ini Angga berulang tahun yang ke-17. Pagi ini sekolah sontak ramai dengan desas-desus mengenai Angga yang berulang tahun, maklum ia adalah salah satu bintang sekolah. aku juga tak mau kalah dengan mereka, dengan kado yang sudah kusiapkan jauh-jauh hari dan secuil keberanian aku akan menemuinya ‘mungkin’, maklum saja aku bahkan tak pernah bicara dengannya melebihi 1 paragraf walau kami satu kelas lintas minat sejak kelas 1.
Dadaku terus saja berdebar ketika ingin melihatnya apalagi menemuinya, mengatakan Happy Birthday atau sekedat HBD Angga. Malu rasanya, karena memang sejak kelas 1 kami sama sekali tidak dekat. Bahkan dia tidak tahu siapa namaku. Miris.
Aku berdiri di depan pintu kelas. Aku melihat teman-teman sibuk duduk berkelompok membahas berita berita hot di sekolah.
“Rain. lo tau nggak si Angga itu dikasih surprise tadi sama ceweknya sumpah nggak boong mereka sweet banget” Aku kaget dengan apa yang dikatakan Della. Cewek? dia punya pacar? Siapa? kok gak tau?.
“Iyalah guys Mutia bilang tadi. kan ceweknya anak kelasnya juga. dinyanyiin, dikasi kue, keren lah pokoknya” Putri menambahkan.
Aku yang cuma diam menanggapi apa yang mereka bicarakan. Pikiranku berpikir keras siapa perempuan beruntung yang meluluhkan hati Angga? sejak kapan mereka pecaran? kok gue gak tau? kenapa jadi gini?. Argh..
Sepulang sekolah. Rain sengaja menunggu semua siswa pulang. Ia harus menemui Angga dan mengatakan perasaannya. Harus. entah apa yang dikatakan orang-orang nanti jika tahu seorang siswa biasa menyatakan perasaannya terhadap bintang sekolah.
“Angga tunggu ada yang mau gue omongin sama lu” tanganku bergetar ketika aku memanggilnya. Bodoh aku gugup. Dia berbalik, menatapku dan menyinggungkan senyum manisnya.
Deg. Senyumnya manis banget teriak batinku. Aku yakin saat ini pipiku sudah memerah seperti tomat masak atau sama dengan merahnya traffic light. Malu. Dasar Rain. Aku mencoba menutupi degupan jantungnya, tidak lucu kan kalau Angga mendengarnya.
“lo mau ngomong apa?” Angga memang terkenal dengan sikap ramah dan lembutnya. Wajar banyak perempuan yang menggila karenanya.
“Happy birthday Angga” Aku langsung berbalik setelah selesai mengucapkan 3 kata itu. Aku tak tau apa yang akan dilakukan Angga dibaliknya. Aku hanya mengatur degupan jantungku. Sungguh saat ini jantung ini seperti ingin keluar dan meledak.
“thanks. gue duluan” Angga yang di belakang sana melangkahkan kakinya pergi.
“Angga… tunggu” Rain berbalik dan berlari mengejar Angga.
CUP
Aku mengecupnya, tepat di bibir tipis miliknya, membuatnya terdiam dengan mata yang membulat kaget dengan apa yang aku lakukan. Aku merasa aneh, aku menciumnya, tapi mengapa ia tak memberontak sama sekali, hanya diam dan tak bergerak sama sekali. tidak membalas tapi aku yakin dia menikmatinya.
Angga POV
Aku kaget saat sesuatu lembut dan basah menyentuh atau bisa dikatakan mengecup bibirku. Aku yang terlalu kaget dengan apa yang sedang dilakukannya, hanya diam menerimanya. tidak menolak dan tidak membalas. Satu hal yang aku sadari, ada perasaan yang bergelonjak di dalam dadaku saat ia mencium bibirku.
Aku mengenalnya. Raina Rainata namanya, gadis yang selama ini kuketahui selalu memgikuti bak seorang ‘secret admire’, melihatku dari jauh, selalu memperhatikanku, dan aku juga tau bahwa ia menyukaiku. Aku sering memergokinya yang tengah memperhatikanku, lalu bersikap seolah-olah dia tidak melihatku. lucu menurutku, aku yang tau bahwa dia menyukaiku hanya bersikap pura-pura tidak tahu sama sekali.
Juny, 2016
Libur panjang akhir semester dan lebaran telah tiba. Setelah menjalani ujian yang sangat memuakkan akhirnya penderitan seluruh siswa akan berakhir dengan bahagia karena mendapatkan nilai rapor yang sangat bagus.
Raina POV
Semanjak hari itu aku tak pernah lagi menemuinya, berhenti mengikutinya, tidak lagi memperhatikannya dari jauh dan tidak mau membicarakan apapun mengenai laki-laki itu. aku berhenti menggaguminya, rasanya terlalu murahan bagiku menemuinya setelah kejadian dihari ulang tahunnya itu.
Angga POV
Raina seolah pergi menghilang dibawa angin. Aku sudah tak pernah mempergokinya tengah memperhatikanku lagi sejak hari itu. Dia menjauh dan entah bagaimana aku merasakan bahwa aku kangen dengan dia yang dulu memperhatikanku dari jauh. memperhatikan bagaimana gerak-gerikku, mengetahui semua jadwal kegiatanku walau aku dan dia tidak pernah berbicara lebih dari satu atau dua kalimat.
Selama libur aku sibuk mengurus kepindahanku. Aku akan mengikuti Ayah dan Ibuku pindah tugas keluar kota. Mulai dari surat pendah sekolah dan mengemasi barang barangku yang lain. Ingin sebenarnya tetap disini untuk menyelesaikan sekolahku, mengingat tahun depan aku sudah akan menamatkan masa SMA-ku.
Sebenarnya ada satu hal lagi yang menganjal di hatiku. Perasaanku yang sudah tak mampu kukendalikan, rasa rindu dan kangen selalu menguak di hatiku. Perasaan lebih dari rasa seorang kawan kepada teman perempuannya. Perasaan ‘Aku Menyukaimu Raina Rainata’ yang masih kusimpan dan tak mampu aku ucapkan langsung padanya, karena pasalnya ia yang selalu saja menjauh ketika aku melihatnya melewati kelasku tiap pagi, istirahat, atapun pulang. Seolah takdir dibalikkan oleh tuhan, ia yang dulu mengejarku kini berbalik aku yang mengejarnya.
Aku menunggu Rain di taman ini. Aku akan menemuinya dan mengatakan perasaanku yang sebenarnya terhadapnya. Aku tadi menghubunginya setelah bersusah payah mendapatkan Id Linenya dari ‘hampir’ seluruh teman sekelasnya.
“Hai ada apa lo ngajakin gue?” Rain baru saja datang dan melambaikan tangannya bertanda mengucapkan salam ‘Hai’.
“Apa setelah lo ngambil milik gue waktu itu lo gak punya rasa bersalah?” Aku menatapnya cuek. Sebenarnya itu hanya akal-akalanku saja agar dia minta maaf dan memelukku seperti kebanyakkan film-film romantis.
Rain menggigit bibir bawahnya.
“Ak.. aku minta maaf soal waktu itu” Ia menundukkan wajahnya melihat tanah. Aku tahu ia berusaha menutupi kegelisahan dan berusaha mengendalikan agar tingkah bodohnya tidak aka keluar disaat-saat seperti ini, mengingat dulu ia selalu saja kepergok bertingkah bodoh saat berhadapan atau sekedar berpapasaan saat di kantin.
“Lupain gue juga udah nggak mikirin itu” Aku lihat dia sudah mulai bersikap biasa.
“Rain.. boleh gue ngomong sesuatu sama lo?” Bodoh kenapa aku harus bertanya hal-hal tidak penting.
“lo lucu ya boleh lah” Timpalnya terkekeh.
Aku mendekatkan diriku tepat di depan wajahnya. Sedikit menunduk untuk memandang wajahnya, memiringkan wajahku agar dapat merasakan kembali kecupan manis darinya dan kedua tanganku terangkat menggulung tengkuknya.
“Aku Menyukaimu Raina Rainata”
CUP
Rain tergelonjak kaget, saat sesuatu yang lengket mengenai bibir tipisnya dengan lembut. Aku memberikan satu kecupan manis di bibir indah milik Rain. Ia hanya diam tidak bergerak untuk memberontak ataupun untuk membalas. Aku tahu ia kini Pasti tengah sibuk menentralkan detakan jantungnya, aku merasakannya.
Aku menjauhkan wajahku dari wajahnya, dan melihatnya yang terdiam masih tidak mampu mengatakan apapun. Aku yakin ia sangat kaget dengan apa yang aku katakan dan aku lakukan tadi. Mungkin kini ia merasa ini adalah mimpi atau masih tidak percaya bahwa aku juga menyukainya, walau aku belum mendengar langsung dari bibirnya bahwa ia menyukaiku.
“Ma..aaf… gue mungkin lagi mimpi. gue duluan” Ia berucap gugup dan langsung pergi tanpa membuat akhir untuk hubungan ini. Aku tidak bisa menahanya, karena itu percuma.
Rain POV
Plashback Off
July, 2016
Aku bodoh. Aku tolol. Dan terlalu pengecut untuk mengatakan hal yang sejak 3 tahun aku pendam sendiri ‘Aku menyukaimu Angga’. Dan satu lagi tanpa aku sadari hari itu adalah benar, hari dimana aku mendapatkan kecupan lembut dari Angga, saat ia mengatakan bahwa ia juga menyukaiku. Bodoh. Sangat bodoh.
Sekarang inilah aku. Aku kehilangannya. Dia pergi meninggalkanku. Dia tidak datang kenbali ke sekolah saat libur telah berakhir Dia tidak lagi menemuiku dan tidak juga menghubungiku untuk sekedar mengatakan salam perpisahan. Sedih memang ketika tahu alasan dia tidak datang lagi adalah karena ia pindah sekolah ke luar kota mengikuti orangtuanya, tapi kalimat ‘Setiap Pertemuan Pasti Ada Perpisahan’.
“Udah dong Rain, lebay lo baru juga dia pindah, bukan nikah. nggak usah dipikirin banget. entar kalo lo jodoh sama dia juga nggak bakalan kemana kali” Keysha sahabatku selalu saja menyemagatiku untuk tidak terlalu mengingatnya sejak ia pindah.
“Thanksnya Key. lo emang sahabat gue” Aku sedikit memluknya.
“Jijik Rain” Aku melepas pelukannya dan kemudian tertawa.
Tak lama Pak Septa masuk dengan mengandeng seseorang laki-laki yang membuat para siswi-siswi di kelas berbisik ‘ganteng banget’ ‘sumpah, gila dia ganteng’ dan lain lain. Sepertinya dia murid baru, terlihat seragamannya yang berbeda dengan yang aku kenakan.
“Halo nama gue Refan Valero. semoga bisa berteman baik”
Aku tersenyum ke arahnya.
‘Saat seseorang yang berharga pergi meninggakan kita, maka akan seseorang yang baru seolah-olah ialah penggantinya’
‘Good Bye Angga Dirgantara. Welcome Refan Valero’
Cerpen Karangan: Elyna Syafitri
Facebook: elynasyafitri
July, 2016
Rain POV
Wajah itu sudah tak mampu kulihat. Mata itu sudah tak mampu lagi kutatap. Senyumannya hilang sirna bersama kepergiannya. Namanya sungguh indah di mataku. Wajahnya yang menurut sebagian orang biasa-biasa saja, namun bagiku hampir mendekati kata ‘Sempurna’.
Flashback
April, 2016
Namaku Raina Rainata dan yang sidang kuperhatikan adalah pria tampan bernama Angga Dirgadinata. Nama yang sejak 3 tahun ini selalu kuperhatikan, aku ikuti apapun kegiatannya. Seorang cowok dengan siluet wajah yang sangat mempesona bak seorang model catwalk. Dengan rambutnya yang keren, alis mata tebal, bulu mata nan lentik, tatapan mata yang begitu terang menunjukkan keseriusannya, senyuman di bibirnya yang selalu saja ia perlihatkan ketika berbicara dengan siapapun. Sungguh memesona.
Ia bercanda dengan teman temannya. Aku hanya memperhatikannya dari jarak yang terlampau jauh. Sejak pertama masuk SMA ini aku hanya tertarik padanya. Banyak laki-laki yang kutolak, karena hanya ‘dia’ yang kuharapkan.
“lihat deh rain. dia lihat kesini” keysha teman sekelasku, tampaknya mengetahui bahwa sejak dari kelas tadi aku memperhatikan Angga.
“hmm udah deh. bukannya lo mau ke toilet? ceperan ayo” Aku yang sudah tahu Angga melihatku yang sedang memperhatikannya, salah tingkah dan lekas menarik baju Keysha menuju toilet.
Aku ketahuan ‘lagi’
11 April 2016
Hari ini Angga berulang tahun yang ke-17. Pagi ini sekolah sontak ramai dengan desas-desus mengenai Angga yang berulang tahun, maklum ia adalah salah satu bintang sekolah. aku juga tak mau kalah dengan mereka, dengan kado yang sudah kusiapkan jauh-jauh hari dan secuil keberanian aku akan menemuinya ‘mungkin’, maklum saja aku bahkan tak pernah bicara dengannya melebihi 1 paragraf walau kami satu kelas lintas minat sejak kelas 1.
Dadaku terus saja berdebar ketika ingin melihatnya apalagi menemuinya, mengatakan Happy Birthday atau sekedat HBD Angga. Malu rasanya, karena memang sejak kelas 1 kami sama sekali tidak dekat. Bahkan dia tidak tahu siapa namaku. Miris.
Aku berdiri di depan pintu kelas. Aku melihat teman-teman sibuk duduk berkelompok membahas berita berita hot di sekolah.
“Rain. lo tau nggak si Angga itu dikasih surprise tadi sama ceweknya sumpah nggak boong mereka sweet banget” Aku kaget dengan apa yang dikatakan Della. Cewek? dia punya pacar? Siapa? kok gak tau?.
“Iyalah guys Mutia bilang tadi. kan ceweknya anak kelasnya juga. dinyanyiin, dikasi kue, keren lah pokoknya” Putri menambahkan.
Aku yang cuma diam menanggapi apa yang mereka bicarakan. Pikiranku berpikir keras siapa perempuan beruntung yang meluluhkan hati Angga? sejak kapan mereka pecaran? kok gue gak tau? kenapa jadi gini?. Argh..
Sepulang sekolah. Rain sengaja menunggu semua siswa pulang. Ia harus menemui Angga dan mengatakan perasaannya. Harus. entah apa yang dikatakan orang-orang nanti jika tahu seorang siswa biasa menyatakan perasaannya terhadap bintang sekolah.
“Angga tunggu ada yang mau gue omongin sama lu” tanganku bergetar ketika aku memanggilnya. Bodoh aku gugup. Dia berbalik, menatapku dan menyinggungkan senyum manisnya.
Deg. Senyumnya manis banget teriak batinku. Aku yakin saat ini pipiku sudah memerah seperti tomat masak atau sama dengan merahnya traffic light. Malu. Dasar Rain. Aku mencoba menutupi degupan jantungnya, tidak lucu kan kalau Angga mendengarnya.
“lo mau ngomong apa?” Angga memang terkenal dengan sikap ramah dan lembutnya. Wajar banyak perempuan yang menggila karenanya.
“Happy birthday Angga” Aku langsung berbalik setelah selesai mengucapkan 3 kata itu. Aku tak tau apa yang akan dilakukan Angga dibaliknya. Aku hanya mengatur degupan jantungku. Sungguh saat ini jantung ini seperti ingin keluar dan meledak.
“thanks. gue duluan” Angga yang di belakang sana melangkahkan kakinya pergi.
“Angga… tunggu” Rain berbalik dan berlari mengejar Angga.
CUP
Aku mengecupnya, tepat di bibir tipis miliknya, membuatnya terdiam dengan mata yang membulat kaget dengan apa yang aku lakukan. Aku merasa aneh, aku menciumnya, tapi mengapa ia tak memberontak sama sekali, hanya diam dan tak bergerak sama sekali. tidak membalas tapi aku yakin dia menikmatinya.
Angga POV
Aku kaget saat sesuatu lembut dan basah menyentuh atau bisa dikatakan mengecup bibirku. Aku yang terlalu kaget dengan apa yang sedang dilakukannya, hanya diam menerimanya. tidak menolak dan tidak membalas. Satu hal yang aku sadari, ada perasaan yang bergelonjak di dalam dadaku saat ia mencium bibirku.
Aku mengenalnya. Raina Rainata namanya, gadis yang selama ini kuketahui selalu memgikuti bak seorang ‘secret admire’, melihatku dari jauh, selalu memperhatikanku, dan aku juga tau bahwa ia menyukaiku. Aku sering memergokinya yang tengah memperhatikanku, lalu bersikap seolah-olah dia tidak melihatku. lucu menurutku, aku yang tau bahwa dia menyukaiku hanya bersikap pura-pura tidak tahu sama sekali.
Juny, 2016
Libur panjang akhir semester dan lebaran telah tiba. Setelah menjalani ujian yang sangat memuakkan akhirnya penderitan seluruh siswa akan berakhir dengan bahagia karena mendapatkan nilai rapor yang sangat bagus.
Raina POV
Semanjak hari itu aku tak pernah lagi menemuinya, berhenti mengikutinya, tidak lagi memperhatikannya dari jauh dan tidak mau membicarakan apapun mengenai laki-laki itu. aku berhenti menggaguminya, rasanya terlalu murahan bagiku menemuinya setelah kejadian dihari ulang tahunnya itu.
Angga POV
Raina seolah pergi menghilang dibawa angin. Aku sudah tak pernah mempergokinya tengah memperhatikanku lagi sejak hari itu. Dia menjauh dan entah bagaimana aku merasakan bahwa aku kangen dengan dia yang dulu memperhatikanku dari jauh. memperhatikan bagaimana gerak-gerikku, mengetahui semua jadwal kegiatanku walau aku dan dia tidak pernah berbicara lebih dari satu atau dua kalimat.
Selama libur aku sibuk mengurus kepindahanku. Aku akan mengikuti Ayah dan Ibuku pindah tugas keluar kota. Mulai dari surat pendah sekolah dan mengemasi barang barangku yang lain. Ingin sebenarnya tetap disini untuk menyelesaikan sekolahku, mengingat tahun depan aku sudah akan menamatkan masa SMA-ku.
Sebenarnya ada satu hal lagi yang menganjal di hatiku. Perasaanku yang sudah tak mampu kukendalikan, rasa rindu dan kangen selalu menguak di hatiku. Perasaan lebih dari rasa seorang kawan kepada teman perempuannya. Perasaan ‘Aku Menyukaimu Raina Rainata’ yang masih kusimpan dan tak mampu aku ucapkan langsung padanya, karena pasalnya ia yang selalu saja menjauh ketika aku melihatnya melewati kelasku tiap pagi, istirahat, atapun pulang. Seolah takdir dibalikkan oleh tuhan, ia yang dulu mengejarku kini berbalik aku yang mengejarnya.
Aku menunggu Rain di taman ini. Aku akan menemuinya dan mengatakan perasaanku yang sebenarnya terhadapnya. Aku tadi menghubunginya setelah bersusah payah mendapatkan Id Linenya dari ‘hampir’ seluruh teman sekelasnya.
“Hai ada apa lo ngajakin gue?” Rain baru saja datang dan melambaikan tangannya bertanda mengucapkan salam ‘Hai’.
“Apa setelah lo ngambil milik gue waktu itu lo gak punya rasa bersalah?” Aku menatapnya cuek. Sebenarnya itu hanya akal-akalanku saja agar dia minta maaf dan memelukku seperti kebanyakkan film-film romantis.
Rain menggigit bibir bawahnya.
“Ak.. aku minta maaf soal waktu itu” Ia menundukkan wajahnya melihat tanah. Aku tahu ia berusaha menutupi kegelisahan dan berusaha mengendalikan agar tingkah bodohnya tidak aka keluar disaat-saat seperti ini, mengingat dulu ia selalu saja kepergok bertingkah bodoh saat berhadapan atau sekedar berpapasaan saat di kantin.
“Lupain gue juga udah nggak mikirin itu” Aku lihat dia sudah mulai bersikap biasa.
“Rain.. boleh gue ngomong sesuatu sama lo?” Bodoh kenapa aku harus bertanya hal-hal tidak penting.
“lo lucu ya boleh lah” Timpalnya terkekeh.
Aku mendekatkan diriku tepat di depan wajahnya. Sedikit menunduk untuk memandang wajahnya, memiringkan wajahku agar dapat merasakan kembali kecupan manis darinya dan kedua tanganku terangkat menggulung tengkuknya.
“Aku Menyukaimu Raina Rainata”
CUP
Rain tergelonjak kaget, saat sesuatu yang lengket mengenai bibir tipisnya dengan lembut. Aku memberikan satu kecupan manis di bibir indah milik Rain. Ia hanya diam tidak bergerak untuk memberontak ataupun untuk membalas. Aku tahu ia kini Pasti tengah sibuk menentralkan detakan jantungnya, aku merasakannya.
Aku menjauhkan wajahku dari wajahnya, dan melihatnya yang terdiam masih tidak mampu mengatakan apapun. Aku yakin ia sangat kaget dengan apa yang aku katakan dan aku lakukan tadi. Mungkin kini ia merasa ini adalah mimpi atau masih tidak percaya bahwa aku juga menyukainya, walau aku belum mendengar langsung dari bibirnya bahwa ia menyukaiku.
“Ma..aaf… gue mungkin lagi mimpi. gue duluan” Ia berucap gugup dan langsung pergi tanpa membuat akhir untuk hubungan ini. Aku tidak bisa menahanya, karena itu percuma.
Rain POV
Plashback Off
July, 2016
Aku bodoh. Aku tolol. Dan terlalu pengecut untuk mengatakan hal yang sejak 3 tahun aku pendam sendiri ‘Aku menyukaimu Angga’. Dan satu lagi tanpa aku sadari hari itu adalah benar, hari dimana aku mendapatkan kecupan lembut dari Angga, saat ia mengatakan bahwa ia juga menyukaiku. Bodoh. Sangat bodoh.
Sekarang inilah aku. Aku kehilangannya. Dia pergi meninggalkanku. Dia tidak datang kenbali ke sekolah saat libur telah berakhir Dia tidak lagi menemuiku dan tidak juga menghubungiku untuk sekedar mengatakan salam perpisahan. Sedih memang ketika tahu alasan dia tidak datang lagi adalah karena ia pindah sekolah ke luar kota mengikuti orangtuanya, tapi kalimat ‘Setiap Pertemuan Pasti Ada Perpisahan’.
“Udah dong Rain, lebay lo baru juga dia pindah, bukan nikah. nggak usah dipikirin banget. entar kalo lo jodoh sama dia juga nggak bakalan kemana kali” Keysha sahabatku selalu saja menyemagatiku untuk tidak terlalu mengingatnya sejak ia pindah.
“Thanksnya Key. lo emang sahabat gue” Aku sedikit memluknya.
“Jijik Rain” Aku melepas pelukannya dan kemudian tertawa.
Tak lama Pak Septa masuk dengan mengandeng seseorang laki-laki yang membuat para siswi-siswi di kelas berbisik ‘ganteng banget’ ‘sumpah, gila dia ganteng’ dan lain lain. Sepertinya dia murid baru, terlihat seragamannya yang berbeda dengan yang aku kenakan.
“Halo nama gue Refan Valero. semoga bisa berteman baik”
Aku tersenyum ke arahnya.
‘Saat seseorang yang berharga pergi meninggakan kita, maka akan seseorang yang baru seolah-olah ialah penggantinya’
‘Good Bye Angga Dirgantara. Welcome Refan Valero’
Cerpen Karangan: Elyna Syafitri
Facebook: elynasyafitri
Good Bye Mr. A (Angga Dirgadinata)
4/
5
Oleh
Unknown