Bukan Pertemuan Yang Aku Sesali

Baca Juga :
    Judul Cerpen Bukan Pertemuan Yang Aku Sesali

    Seorang gadis yang akrab dipanggil una, dengan nama aslinya husnah, sekarang duduk di kelas 3 SMA yang merindukan kebahagian, tetapi karena masa lalunya yang begitu pahit dan rumit ia curahkan seperti ini ketika ada seorang pria yang tulus menerima dan mencintainya yang nama pria itu arifin.

    Bukan pertemuan yang aku sesali, aku rasa itu kalimat yang cocok buat menggambarkan diriku. Kata-kata ini jugalah yang dulunya diberikan oleh seorang cowok yang kukenal kepadaku, yang aku rasa ia begitu kecewa akan kelakuan yang kuberikan padanya. Meski aku tau dia begitu tulus padaku, tapi waktu itu situasinya yang tidak tepat karena posisiku sedang dalam penantian. Meski ia telah bersusah payah untuk meyakinkanku dan menunjukkan betapa ia tulus mencintaiku. Karena waktu itu ia mengerti akan posisiku dan oleh karena itu kami hanya menjalin hubungan sebagai teman, bukan teman seperti biasa yang dilakukan orang-orang tapi lebih tepatnya sebagai teman tapi mesra. Teman dalam hal ini yaitu kami seperti orang yang satu sama lain benar-benar saling mengerti dan memahami. Perhatian yang kami tunjukkan tidak ubahnya seperti sepasang kekasih yang sedang memandu kasih.

    Oh betapa indahnya masa-masa itu… Masa yang tidak akan terlupakan. Ingin rasanya untuk kembali ke masa itu, dan andai saja aku di posisi yang benar pada saat itu, maksudnya dalam artian aku lagi sendiri dan ia juga sendiri, pasti semua itu tidak akan terjadi seperti sekarang, pasti kami saling bahagia satu sama lain. Tapi apa yang terjadi sekarang, semua keinginan itu hanya sebagai andai-andai saja. Ya lebih tepatnya hanya sebagai harapan kosong yang tidak menghasilkan apa-apa dan tidak ada arti apa-apa.

    Oh tuhan…
    Ku masih teringat akan masa-masa indah yang pernah kami lalui bersama, bantulah aku untuk bisa menemukannya… Aku merindukan masa-masa indah dengannya, dan ingin hal itu terulang lagi.
    Meski awalnya aku tidak tau dengan pasti apakah dia menyukaiku atau tidak, sama sekali aku tak tau itu! Tapi yang pasti, aku masih teringat kejadian tiga tahun yang lalu saat aku bertemu dengannya untuk pertama kali. Pertemuan itu masih tergambar jelas di memoriku. Dan bahkan sangat begitu terasa dalam sanubariku, meski hal itu tidak sedang terjadi.

    Dimana kamu sekarang arifin, una begitu merindukanmu… Izinkan una minta maaf langsung sama arifin… Dan mencurahkan isi hati una yang selama ini una pendam dalam hati una. Una hanya bisa berharap, semoga kita segera bertemu kembali arifin.

    Cerpen Karangan: Rahmayanti
    Facebook: Rahma Yanti (Rahmayantiekonomi)

    Artikel Terkait

    Bukan Pertemuan Yang Aku Sesali
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email