Dan Aku

Baca Juga :
    Judul Cerpen Dan Aku

    Boneka beruang berwarna merah muda yang masih terus kupegangi. Kenang-kenangan terakhir yang kau berikan. Aku masih mengingatnya, kau memberiku boneka ini sebelum kau pergi. Satu jam berlalu, boneka itu masih tetap kudekap sambil menitikan air mata. Kubayangkan keadaanmu sekarang. Masih terngiang-ngiang di memori ingatanku, senyummu, tangismu. Tapi, apalah arti semua itu. Kau telah pergi demi meraih keinginanmu. Haruskah aku mencegahmu? Tentu itu akan menjadi penyesalan dalam hidupku. Aku bahagia melihatmu bahagia, dan aku sedih disaat kau sedih.

    Bunyi ponselku membuyarkan lamunanku. Rupanya Mey meneleponku.
    “Halo, Mey,” sapaku padanya.
    “Halo, Ris. Kamu ada acara hari ini?” jawabnya di ujung telpon.
    “Tidak. Ada apa?” tanyaku.
    “Mau ikut ke sekolahnya Nina?” Mey balik bertanya.
    “Mau banget. Kapan kita ke sana? Naik apa? Sama siapa?” aku menyerang Mey dengan pertanyaanku.
    “Aku jawab dari yang mana? Kau banyak tanya, sih! Aku bingung mau jawab dari yang mana,” jawabnya dengan nada agak jengkel.
    “Ups, sorry. Up to you,” jawabku singkat.
    “Never mind. Oke, kita kesana besok, naik taksi sama Kefsa,” ujar Mey menjelaskan.
    “Oke, bagus kalau gitu,”
    “Ya sudah, kututup ya teleponnya. See you,”
    “See you too,”

    Aku lalu berpikir sejenak. Aha! Aku akan membawakan Nina sesuatu. Nina itu sahabat baikku. Tetapi, sekarang dia bersekolah di asrama. Aku mengambil celenganku dan membentingnya ke lantai. Kurasa uangnya cukup untuk membeli sesuatu untuk Nina. Rencananya sih besok aku mau beli kadonya. Semoga lancar. Amin.

    Kini kupandangi boneka pemberiaan Nina dengan bahagia. Bagaimana tidak? Aku akan bertemu Nina besok. Aku menari-nari sambil menyanyi bersama boneka pemberian Nina. Baru lima menit bersenang-senang. Tiba-tiba ponselku bergetar, sms dari Mey rupanya.

    “Rista, maafin aku ya, besok kita batal ke sekolahnya Nina. Soalnya aku dan Kefsa ada acara. Sekali lagi maaf ya, Ris”

    Huft, lagi-lagi air mataku menetes. Mungkin belum saatnya kita bertemu Nina. Tapi, suatu saat nanti aku yakin kita pasti bisa ketemu. Karena, Adam dan Hawa yang terpisahpun bisa bertemu. Dan aku… pasti bisa bertemu denganmu. Sebab, aku selalu setia menantimu di sini.

    Cerpen Karangan: Adinda Tyas Lumintang
    Facebook: Adinda Tyas Lumintang

    Artikel Terkait

    Dan Aku
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email