Trouble

Baca Juga :
    Judul Cerpen Trouble

    “hi” sapa teman gua. Oh iya perkenalkan nama gua mutiara gua sekolah di salah satu sma favorit di bandung. gua keturunan orang california soalnya seluruh keluarga gua disana cuma gua yang di bandung. gua di bandung ikut om gua tapi gak satu rumah. Meskipun banyak yang nyukain gua tapi gua masih single kok, Karena menurut gua gak da yang cocok sama gua.

    “anak-anak kita dapat teman baru” wah kayanya gua dapet temen cewek baru nihhh “silahkan perkenalkan dirimu” wali kelas gua nyuruh si anak baru itu perkenalkan diri. Kayanya anaknya kutu buku deh soalnya gayanya agak agak culun pintar gituhhh. Tapi itu sih felling gua dan akhirnya anak itu berbicara “hi nama aku srinatin adelia, kalian bisa panggil aku adellia atau sri, semoga kalian bisa menerima keberadaanku disini” dari desah suaranya sih kayanya bener tuh orang kutu buku tiba tiba dari arah belakang ada yang berteriak “eh kalo misalnya gua gak manggil lo bukan sri atau adellia boleh gak?”. tanya dia lagi “boleh, emangnya mau manggil aku apa?” dan dia menyahut kembali “kayanya nama yang cocok buat lo itu si mulun?” dan temanya menambahkan perkataanya “apaan tuh kepanjanganya?” dan dia menjawabnya lagi “kepanjangannya si muka culun” dan satu kelas tertawa dengan keras namun aku langsung menentang sikap mereka “heh lo lo semua tolong jangan suka ngeremehin orang ya bisa aja dia lebih pintar dari kalian, dan buat lo sasky jangan jadi biangnya deh ngaca dong” dan dia membalikkan perkataanku “heh bulay bule alay jangan sok pahlawan deh jangan mentang mentang lo banyak yang nyukain terus lo bakal dibela.. hellloooo” dan tiba tiba wali kelas gua marah “stoppp, kalian dapat teman baru bukanya seneng malah berantem, dan kamu sasky nanti istirahat ibu tunggu di ruangan ibu ya” sasky menolak “tapi buuu kan si bulay yang duluan” “udah gak ada tapi tapian, oh ya adel silahkan duduk di bangku kosong di belakang ya” dan aku menyahut “adel sini aja sebelahku kosong kok” dan dia menjawab “ya makasih” setelah adel duduk di sebelahku banyak yang aku tanyakan tentang dirinya dan guru pengajar pun datang.

    Akhirnya bel istirahat berbunyi aku mengajak adel ke kantin bersama dan saat di kantin ada yang menabrak si adel. cowok dan agak tinggi kayanya sih anak baru namun sayangnya kacamata adel terjatuh dan pecah “sorry, gua gak sengaja” kata si lelaki tampan itu “ya gak apa apa” kata adel polos. Aku sepertinya terpana oleh pandangannya. Setelah meminta maaf lelaki itu pergi kembali ke kelas. Aku selalu terbayang wajahnya yang cool dan gayanya yang wajar itu. Sayangnya aku belum kenalan dengannya. Otakku jadi gak karuan. Otakku berkhayal yang aneh. Di saat aku berkhayal adel mengagetkan aku “woy!!, lamunin apa sih pasti cowok yang tadi yaa…?” lalu aku menjawab “nggak kok” “jangan bohong” sambung adel. “udah ah, eh kita jalan jalan yuk sekalian aku kenalin kamu sama sekolah ini” kataku mengalihkan perhatian. Akhirnya kami berjalan jalan mengelilingi sekolah kami.

    Tak terasa waktu begitu cepat. Bel masuk sudah berdentang lagi. Kami segera bergegas masuk ke kelas karena setelah ini pak david yang mengajar matematika. Semua orang tau kalau pak david itu guru killer. Makanya kami cepat cepat masuk.

    Saat jam pelajaran matematika berlangsung sasky mencoba balas dendam kepada aku dan adel. Saat itu aku sedang asyik mengerjakan tugas matematika yang diberikan oleh pak david. Jika belajar oleh pak david semua tugas dikerjakan tanpa melihat buku. Karena penjelasannya sudah rinci. Jika ada salah satu murid mencoba mencontek ia akan kena hukuman seperti mengepel kamar mandi. Nah hukuman itu dimanfaatkan oleh sasky dia menyuruh temannya si dinda untuk menjatuhkan kertas di sebelah kursinya adel. Setelah ditaruh ia bicara keras “eh adel, itu kertas lo jatuh dari kantong rok lo”. adel bingung dia tidak merasa mengantongkan kertas apapun. Akhirnya pak david beranjak dan menghampiri adel dan mengambil kertas tersebut. Setelah membaca pak david tak berkata apa apa ia hanya menyuruh adel untuk pergi ke ruangan pak david saat istirahat kedua.

    “teng teng teng…” bel istirahat berdentang. Adel segera menuju ruang pak david. Setelah sampai adel disuruh duduk. “kamu anak baru kan?” tanya pak david “iya pak saya baru hari ini saja masuk” jawab adel. “anak baru kok bisa bisanya nyontek, apa kamu belum tahu peraturan mengajar saya?” tanya pak david dengan nada marah “sa..saya tidak tahu pak, tapi sa..saya tidak menyontek saya tidak tahu itu kertas apa” jawab adel takut. “bagaimana tidak tahu jelas jelas temanmu melihat kertas itu jatuh dari kantongmu” gertak pak david “tapi pak” belum selesai adel bicara langsung dipotong oleh pak david. “tak ada kata tapi sekarang juga kau pel kamar mandi lantai 4” suruh pak david. Adel langsung pergi ke lantai 4 untuk mengerjakan tugasnya. Aku tak hanya tinggal diam aku ikut ke atas dan membantu hukuman si adel.

    “sial sekali hari pertamaku, sepertinya banyak orang yang tidak menerima kehadiranku di sekolah ini” gerutu adel “sudahlah jangan diambil hati” ucapku menenangkan adel. Bel pertanda berbunyi, bertepatan dengan selesainya hukuman adel. Saat ini pelajaran olahraga dimulai. Kami mengganti seragam putih abu abu kami dengan seragam olahraga. 10 menit kami berganti seragam. Seperti biasa kami turun ke bawah untuk olahraga. Ya memang di sekolah kami jika olahraga belajar di lapangan. Guru olahraga kami adalah pak sony. Kalau pak david terkenal killernya nah yang ini terkenal bapernya. Ada ya guru cowok baper? Guru olahraga lagi, emang ada ada saja sifat guru kami. Pak sony menyuruh kami untuk berbaris seperti yang sudah diatur.

    Mungkin seperti ini denahnya
    budi bayu sonya siska
    rendy jedi rani santi
    juan surya tuti aku
    ardhi bambang mayang vira
    adit yudi sasky sri
    barry nico ranti cicih

    Nah karena aku terbilang sedang makanya aku di tengah. Namun karena adel baru saja masuk dia tidak dapat barisan. Sasky menyuruh adel baris di belakang barry. Yaa.. karena adel polos dia mau saja disuruh oleh sasky. “hey kamu kenapa di barisan cowok. Kelaminmu apa?” omel pak sony “maaf pak saya tidak tahu” jawab adel “kalau tidak tahu ya nanya” omel pak sony lagi. Akhirnya adel dipindahkan menjadi barisan sendiri di tengah lapang yang panas. Yaa wajar aja panas kelas kami belajar olahraga pada jam terakhir yaitu 13.30 – 14.00 jam jam saat matahari melepaskan sinar panasnya.
    Aku kasihan melihat adel yang seharian mendapat masalah. Padahal ini hari pertamanya sekolah. Seharusnya dia dimanjakan oleh teman barunya bukan malah menjadi bahan masalah.

    Setengah jam berlalu kami mempelajari permainan voli sedangkan adel harus menghadapi sinar sang surya di tengah lapangan. Aku pikir ini adalah trouble terakhirya untuk hari pertama ternyata belum. Adel harus pingsan karenaa terjemur matahari. Wajar saja dia pingsan. lah pas istirahat kedua dia tidak makan. Malah asyik mengepel wc. Akhirnya adel harus ke uks untuk diistirahatkan. Uks kami berada di lantai 2. Adel baru sadarkan diri setelah setengah jam aku sudah mengantuk menunggunya sadar.

    Jam menunjukkan pukul 14.30 kami segera bergegas turun ke bawah karena sudah tidak ada orang lagi di sekolah ini mungkin hanya ada penjaga dan petugas kebersihan yang tinggal. Saat kami menuruni tangga ternyata pintu tangga terkunci karena sudah lewat jamnya. Gerbang akan ditutup jam 14.15. untug saja ada guru bimbingan konseling yang memegang kunci datang. Kami harus kena omelan lagi karena masih ada disekolah saat jam tutup sekolah. “HADUHH TERNYATA BERAT JADI SISWA BARU” gerutu adel. Aku hanya bisa diam dan tertawa dalam hati saat mengingat kejadian tadi. Seaakan adel baru saja mendapat karma. Mungkin inilah ujian kesabaran menjadi siswa baru.

    Maaf kalau ada kalimat menyinggung

    TAMAT

    Cerpen Karangan: Davies Syawalludin Yusuf
    Facebook: Davies_sawalludinyusuf[-at-]yahoo.com

    Artikel Terkait

    Trouble
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email