Judul Cerpen Cahayamu
Kicauan burung yang merdu di pagi hari membuat aku tersentak untuk bangun dalam tidurku, kubuka jendela kamarku dan kulihat burung-burung di taman seolah tersenyum membuat hati terasa tenang. Tentramnya di hari ini membuat aku tak mau berhenti untuk bersyukur kepada ALLAH SWT yang telah menciptakan semuanya.
Aku masih tetap berdiam dan melamunkan semua yang terpandang oleh mataku, tiba-tiba saja, entah mataku yang salah atau imajinasiku yang terlalu tinggi, aku melihat seorang wanita berjilbab cantik penuh cahaya di pinggir pohon yang biasa aku bermain dengan sahabatku dulu, dengan jilbabnya yang panjang berwarna putih wanita itu membuat aku penasaran. Hingga akhirnya aku keluar dari kamarku dan aku hampiri wanita itu.
Ketika aku berada beberapa meter darinya, aku berfirasat bahwa wanita itu adalah sahabatku dulu, ya aku yakin itu.. “Aisyah?” kataku memanggil wanita itu sambil mendekatinya, ketika aku semakin dekat dengannya, wanita itu membalikkan badannya dan memberikan wajah yang ceria kepadaku, dan ternyata firasatku tadi benar itu adalah Aisyah benar-benar Aisyah sahabatku sedari kecil.
Kehadiran Aisyah di sini seolah-olah membuat waktu terhenti dan membuat aku di sini tak kesepian lagi.. “Ya ALLAH, andai saja Aisyah di sini selamanya di dekatku” hati kecilku berbicara.
Waktu masih terasa berhenti dan dunia terasa milik berdua hanya aku dan Aisyah. Kami bermain bersama seperti waktu kami masih kecil yang hanya bisa menghabiskan waktu setiap hari dengan bermain-main bersama, ketika kami bermain dan kami tertawa bersama tiba-tiba saja, ibu datang dan membuat Aisyah menghilang entah kemana, aku terus mencari-cari tapi tetap saja tidak ada, betapa khawatirnya aku terhadap keberadaan Aisyah dan hatiku terasa sakit ketika Aisyah tak di sampingku lagi, aku menangis tak kuasa dan memejamkan mataku berharap Aisyah datang kembali.
Setelah kubuka mataku, aku langsung menghentakkan tubuhku dan memeluk ibu.. ternyata, semua itu hanyalah mimpi dan mimpi yang sangat indah untukku, kemudian ibu bertanya kepadaku, “Apa yang kamu mimpikan, Nak?” aku pun menceritakan semua kepada ibu tentang wanita bercahaya itu (sahabatku) yang beberapa bulan lalu meninggal karena penyakit yang ada di dalam tubuhnya dengan perasaan yang sangat sedih karena KEHILANGAN seseorang yang aku sayang.
Cerpen Karangan: Siti Nurjannah
Facebook: facebook.com/nsitinurjannah
Kicauan burung yang merdu di pagi hari membuat aku tersentak untuk bangun dalam tidurku, kubuka jendela kamarku dan kulihat burung-burung di taman seolah tersenyum membuat hati terasa tenang. Tentramnya di hari ini membuat aku tak mau berhenti untuk bersyukur kepada ALLAH SWT yang telah menciptakan semuanya.
Aku masih tetap berdiam dan melamunkan semua yang terpandang oleh mataku, tiba-tiba saja, entah mataku yang salah atau imajinasiku yang terlalu tinggi, aku melihat seorang wanita berjilbab cantik penuh cahaya di pinggir pohon yang biasa aku bermain dengan sahabatku dulu, dengan jilbabnya yang panjang berwarna putih wanita itu membuat aku penasaran. Hingga akhirnya aku keluar dari kamarku dan aku hampiri wanita itu.
Ketika aku berada beberapa meter darinya, aku berfirasat bahwa wanita itu adalah sahabatku dulu, ya aku yakin itu.. “Aisyah?” kataku memanggil wanita itu sambil mendekatinya, ketika aku semakin dekat dengannya, wanita itu membalikkan badannya dan memberikan wajah yang ceria kepadaku, dan ternyata firasatku tadi benar itu adalah Aisyah benar-benar Aisyah sahabatku sedari kecil.
Kehadiran Aisyah di sini seolah-olah membuat waktu terhenti dan membuat aku di sini tak kesepian lagi.. “Ya ALLAH, andai saja Aisyah di sini selamanya di dekatku” hati kecilku berbicara.
Waktu masih terasa berhenti dan dunia terasa milik berdua hanya aku dan Aisyah. Kami bermain bersama seperti waktu kami masih kecil yang hanya bisa menghabiskan waktu setiap hari dengan bermain-main bersama, ketika kami bermain dan kami tertawa bersama tiba-tiba saja, ibu datang dan membuat Aisyah menghilang entah kemana, aku terus mencari-cari tapi tetap saja tidak ada, betapa khawatirnya aku terhadap keberadaan Aisyah dan hatiku terasa sakit ketika Aisyah tak di sampingku lagi, aku menangis tak kuasa dan memejamkan mataku berharap Aisyah datang kembali.
Setelah kubuka mataku, aku langsung menghentakkan tubuhku dan memeluk ibu.. ternyata, semua itu hanyalah mimpi dan mimpi yang sangat indah untukku, kemudian ibu bertanya kepadaku, “Apa yang kamu mimpikan, Nak?” aku pun menceritakan semua kepada ibu tentang wanita bercahaya itu (sahabatku) yang beberapa bulan lalu meninggal karena penyakit yang ada di dalam tubuhnya dengan perasaan yang sangat sedih karena KEHILANGAN seseorang yang aku sayang.
Cerpen Karangan: Siti Nurjannah
Facebook: facebook.com/nsitinurjannah
Cahayamu
4/
5
Oleh
Unknown