Judul Cerpen Author
Seperti biasa, ku terdiam dalam lamunan rencana yang akan kulakukan. Mungkin aku terlalu pendiam hingga diri mungil ini tak mampu melontarkan apapun yang ingin kutanyakan. Entah kenapa ku tak bisa seperti mereka yang selalu ceria layaknya usia kami yang baru menginjak 11 tahun. Hanya lamunan dan penalah selalu setia menemaniku.
Kini ku tersadar siapa diriku, aku hanyalah seorang gadis kecil ingusan yang selalu dicaci oleh mereka yang ada di luar sana. Terkadang aku berfikir “ah mungkin ini memang yang terbaik, yang akan menguatkanku dan membuatku tegarakan cobaan hidup” Batinku.
Hari hari telah berlalu seperti biasa, cacian serta hinaan telah menjadi langgananku. Seragam merah putih yang membuatku bosan hingga kini aku menginjak kelas 6, pelajaran matematika, yah pelajaran itulah yang sangat aku sukai namun entah mengapa aku tak mampu satu pun menjawab soal yang diberikan oleh bu kasiati.
“heh anak ingusan ngerjain ginin aja gak bisa, apa kamu sengaja ngerjain kami hah” Ucap jannah mengagetkanku. Sontak air mata ini langsung menetes, aku tak menyangka ia akan berkata seperti itu kepadaku.
Hingga lambat laun ujian telah berakhir, aku hanya mendapat nilai 23,95 namun aku sudah bangga karena itulah nilai kerja keras dan kejujuranku.
Hingga suatu ketika aku berangan entah mengapa aku ingin menjadi novelis seperti taufiqurrohman al azizi. Mulai saat itulah kudalami tulisanku, kuperbaiki lamunanku, serta kupercantik susunan kataku. Ku mulai mengikuti lomba lomba menulis baik di sekolah, medsos atau yang lainnya, dan ketika aku jalan jalan aku menemukan secarik kertas yang bercoretkan menulis mengantarmu menjadi novelis. Ku tak percaya, kubaca lagi coretan tinta itu. Dan benar, aku ingin sekali mengikutinya. Kutulis kata demi kata, lembar demi lembar dan akhirnya jadilah novel perdanaku nyang berjudul author (sebuah angan berbuah kenyataan) dan itu menjadi awal dari karir dan anganku 10 tahun mendatang.
Cerpen Karangan: Fadila Ayu Sahara
Facebook: Saharaa
Seperti biasa, ku terdiam dalam lamunan rencana yang akan kulakukan. Mungkin aku terlalu pendiam hingga diri mungil ini tak mampu melontarkan apapun yang ingin kutanyakan. Entah kenapa ku tak bisa seperti mereka yang selalu ceria layaknya usia kami yang baru menginjak 11 tahun. Hanya lamunan dan penalah selalu setia menemaniku.
Kini ku tersadar siapa diriku, aku hanyalah seorang gadis kecil ingusan yang selalu dicaci oleh mereka yang ada di luar sana. Terkadang aku berfikir “ah mungkin ini memang yang terbaik, yang akan menguatkanku dan membuatku tegarakan cobaan hidup” Batinku.
Hari hari telah berlalu seperti biasa, cacian serta hinaan telah menjadi langgananku. Seragam merah putih yang membuatku bosan hingga kini aku menginjak kelas 6, pelajaran matematika, yah pelajaran itulah yang sangat aku sukai namun entah mengapa aku tak mampu satu pun menjawab soal yang diberikan oleh bu kasiati.
“heh anak ingusan ngerjain ginin aja gak bisa, apa kamu sengaja ngerjain kami hah” Ucap jannah mengagetkanku. Sontak air mata ini langsung menetes, aku tak menyangka ia akan berkata seperti itu kepadaku.
Hingga lambat laun ujian telah berakhir, aku hanya mendapat nilai 23,95 namun aku sudah bangga karena itulah nilai kerja keras dan kejujuranku.
Hingga suatu ketika aku berangan entah mengapa aku ingin menjadi novelis seperti taufiqurrohman al azizi. Mulai saat itulah kudalami tulisanku, kuperbaiki lamunanku, serta kupercantik susunan kataku. Ku mulai mengikuti lomba lomba menulis baik di sekolah, medsos atau yang lainnya, dan ketika aku jalan jalan aku menemukan secarik kertas yang bercoretkan menulis mengantarmu menjadi novelis. Ku tak percaya, kubaca lagi coretan tinta itu. Dan benar, aku ingin sekali mengikutinya. Kutulis kata demi kata, lembar demi lembar dan akhirnya jadilah novel perdanaku nyang berjudul author (sebuah angan berbuah kenyataan) dan itu menjadi awal dari karir dan anganku 10 tahun mendatang.
Cerpen Karangan: Fadila Ayu Sahara
Facebook: Saharaa
Author
4/
5
Oleh
Unknown