Korban PHP

Baca Juga :
    Judul Cerpen Korban PHP

    Gue baru aja duduk setelah meletakkan tas di atas meja gue, saat terdengar suara khas temen sebangku gue dari arah pintu kelas XA yang suaranya mirip petasan udah bisa saingan tu suara sama suara mpok Nori komedian betawi yang terkenal itu. Mana nama dia sama juga Nori titisan mpok Nori kali, kalaw nggak waktu ibunya hamil Nori ngidam pengen ketemu mpok Nori ya. Halah ngaco deh gue.
    “Apaan?” Ujarku
    “Mir loe masih nongkrong di kelas padahal anak-anak satu sekolah sudah heboh kumpul di aula”
    “Gue baru aja datang Ri. Lagian loe nggak usah berlebihan gitu deh, loe bilang satu sekolah yang bener aja. Di kelas kita aja selain gue masih banyak Ri.”
    “Ya, terserah loe deh. Asal loe tau Mir yang anak-anak heboh di Aula itu gara-gara mereka pada mau lihat kak Bagas nembak kak Ayu anak XII IPA yang cantik itu.”
    “Apa loe bilang Ri, kak Bagas?” ujar Mira terkejut. “Tapi kak Bagas mana?”
    “Iya kak Bagas, ketua OSIS baru anak XI IPA. Loe kira nama Bagas di sekolah ini ada berapa?”
    “Dug” dada gue tiba-tiba sesak, nyeri sakit yang gue rasa. Bukan karena sakit asma, lebih tepatnya sih asmara. Gue berusaha keras mengatur detak jantung gue, yang dari tadi frekuensi detaknya sudah tak menentu. Ekspresi gue harus baik-baik aja di hadapan Nori. Gue nggak mau dia tau yang sebenarnya gimana hati gue.

    Kak apa gue pernah buat salah ke kakak? Gue nggak pernah telat balas chat dari kakak setiap kali kakak chat ke gue. Kadang gue yang merasa sebel, kakak yang justru lama balas chat gue. Semua cerita kakak selalu gue dengerin, walaupun kadang gue suka bingung kalau kakak minta solusi ke gue kayak tempo hari.

    “Mir, kalau nembak cewek biar romantis itu gimana ya?”
    “Haha kakak ini lucu deh, kakak kan cowok seharusnya hal kayak gitu kecil. Lagi pula ini kan bukan pertama kalinya kakak nyatain cinta, bukannya mantan kakak sudah banyak? Seharusnya kakak lebih berpengalaman.” Ujarku di telepon sambil tertawa.
    “Tapi kali ini lebih spesial Mir, dia beda. Dan gue mau acara penembakan gue itu berkesan, nggak terlupakan Mir. Jadi loe bisa kan kasih ide buat gue?”
    “Menurut gue, cewek itu identik suka bunga jadi yang jelas kakak harus bawa bunga terserah deh mau setangkai, serumpun atau sekalian sama tukang bunganya. Lalu kakak nyatain perasaan kakak di hadapan orang banyak biar dia semakin yakin kalau kakak benar-benar serius ke dia. Itu pendapat gue kak, mau diterima atau nggak terserah kakak.”
    “Oke Mir, thanks ya”

    Gue sudah nggak tahan lagi, gue memang cengeng. Tapi perasaan gue ke kak Bagas nggak bisa dipungkiri lagi.

    “Ri, antar gue ketemu guru piket ya?”
    “Loh buat apa Mir?” Tanya Nori dengan mimik penuh tanda tanya.
    “Gue mau izin pulang.”
    “Loe sakit Mir?”
    “Kepala gue pusing, kayak nya gue nggak enak badan deh.”
    “Ya udah, ayo! Ntar kalau ada tugas PR atau apa dari guru gue bakal kasih tau loe Mir” ujar Nori seraya berjalan menuju ruang TU.
    “Iya, makasih Ri”

    Gue izin pulang dengan alasan sakit, yang pada kenyataannya gue patah hati. Gue mau nenangin diri gue, walaupun harus nangis. Gue kekanak-kanakan, nggak peduli. Rasanya gue nggak terima aja, penantian gue selama tiga bulan ini. Sejak kak Bagas ajak gue kenalan waktu gue baru aja jadi siswi baru di SMA ini, kak Bagas senior gue waktu MOS (masa orintasi siswa).
    Gue fikir perhatian kakak ke gue selama ini karena kakak tertarik sama gue. Tempo hari yang kakak bilang mau nembak cewek spesial itu.
    Yang ternyata kak Ayu yang beruntung dan gue salah, gue cuma kepedean. Kak Bagas loe tega seperti penjahat, dan gue korbannya korban PHP.

    Cerpen Karangan: Eki Widiyawati
    Facebook: eki widiyawati

    Artikel Terkait

    Korban PHP
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email