Lona Head

Baca Juga :
    Judul Cerpen Lona Head

    Liburan ini, aku dan teman-temanku akan menginap di Villa punya keluargaku. Namaku Delva.

    Setelah sampai, teman-temanku langsung mengambil baju mereka karena ingin mandi. Mereka ingin cepat mandi karena Villaku ada di puncak gunung dan harus mendaki. Kamar dibagi menjadi untuk empat orang. Aku satu kamar dengan Adora, Janet dan Falah.

    Wah, setelah sampai di Villa, si Lona langsung tidur di sofa. Akhirnya, Aku, Adora, Janet dan Falah menemani Lona tidur di ruang tengah malam ini.

    Malam itu, aku dan Adora membuat smoothie untuk 5 orang. Lona memang sudah bangun. Aku siapkan 2 kasur tingkat untuk 4 orang sedangkan Lona tetap tidur di sofa.

    Pada malam itu saat aku dan Adora belum tidur, terdengar suara dentuman keras dari bawah tanah. Sontak aku dan Adora kaget. Adora menyarankan agar kami mengecek ke bawah tanah. Apa yang sebenarnya terjadi. Tapi aku belum pernah ke ruang bawah tanah.

    Aku memberanikan diri untuk pergi ke sana bersama Adora. Saat kubuka pintu ruang bawah tanah itu, sangat lembap dan apek, aku sangat tidak tahan dengan udara ruangan itu. Dan memang tidak ada apa apa di sana. Aku menganjak Adora keluar.

    Aku dan Adora pun keluar. Betapa kagetnya aku ketika tahu bahwa Lona sudah tidak ada kepalanya. Aku dan Adora membangunkan Falah dan Janet. Aku menunjukkan ke arah tubuh Lona yang sudah tidak ada kepalanya. Falah sungguh kaget sampai dia pingsan. Janet hanya bisa menangis sedih dan ngeri saat dia melihat tubuh Lona.

    Tiba-tiba ada suara dentuman keras dari bawah tanah lagi. aku dan teman teman semua mengecek ke bawah tanah apa yang sedang terjadi di bawah. Kami merasa pusing mendengar suara tersebut. Kubuka pintu masuknya. Kulihat tulisan di kertas bertuliskan, “Belok ke Kanan dan kau akan menemukan penyebab suara tersebut” aku mulai takut. Kuturuti petunjuk itu. ada secarik kertas lagi, “melangkahlah maju sejengkal saja.” aku dan teman-teman maju sejengkal sesuai permintaan tersebut. Tapi buntu. Kini bukan di kertas lagi melainkan di Lantai yang bertuliskan, “Temukan di balik Box.” Saat kubuka, aku terkejut sekali karena melihat kepala Lona Sedang dimainkan dilempar lempar oleh seorang wanita yang duduk di kursi. Kepala Lona langsung hilang saat kami datang.

    Kami dengan perasaan berdebar-debar melihat tubuh Lona yang ada di Sofa. Betapa takutnya aku saat melihat kepala Lona berubah menjadi hitam dan berdarah. Sebuah benda menghampiri kami, “Mau ke mana? ayo tinggal di sini” itu adalah kepala Lona yang berbicara.

    Cerpen Karangan: Hanum

    Artikel Terkait

    Lona Head
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email