Judul Cerpen Olahraga Pagi
Pengalaman olahraga di pagi buta yang mengasyikkan. Iya!! pagi buta, saking butanya aku tidak bisa melihat telingaku sendiri hahaha.
Niatnya sih simple, pulang-nyampe-tidur. Ternyata perjalanan dari nganjuk city harus berhenti di tengah jalan karena motor kesayangan kehabisan tenaga. Detik-detik kehausan motorku sebenarnya sudah terasa dari nganjuk (rumah teman), tapi aku abaikan karena motornya itu irit, pikirku pasti cukuplah, lagi pula jam 2 pagi siapa yang jual bensin?
Ya udah akhirnya kesampaian juga deh olah raga di pagi buta, tidak hanya berjalan kaki atau sekadar lari namun juga mendorong motor kesayangan.
“Okay… Ini dekat aku bisa!! Pasti nyape rumah!!”
Setelah sepuluh langkah berjalan
“Ini sih jauh bahkan anyer sampai panarukan lebih jauh lagi apalagi dorong motor. Fuhh!!”
Langkah demi langkah kulalui, keringat menetes dengan rajin. Satu dua orang melaluiku tanpa sapaan. Uang berapapun tak berguna saat itu, bahkan jika aku harus memilih antara sekarung berlian atau bensin satu liter aku tetap pilih bensin (dorong motor aja kepayahan apalagi ditambah sekarung berlian?).
Ada lampu mobil menyorot dari belakang, berjalan pelan dan berhenti di sampingku.
“Mas mau taya, jalan ke kediri kota mana ya?”
“Oh blablablablblabla, gitu pak”
“Oh iya mas, terimakasih!”
Mobil tersebut langsung melaju meninggalkanku sendiri di sini tanpa ada seorang pun yang menemani. Oke, no whot whot. Kulanjutkan perjalanan ini sendiri.
Mushola mulai mengumandangkan imsak. Terlihat jauh di sana ada rumah yang jual bensin dan orang laki-laki menyapu halaman rumah.
“Pak, beli bensin.”
“Haduh habis mas”
Mak tratap. Langsung syedih, lemas, lesu, gatal-gatal, pusing, hidung tersumbat dan susah buang air besar.
Perjalanan berlanjut. Terlihat ada orang yang senasib mendorong motornya dari arah yang berlawanan.
“Mas, bocor?”
“Tidak pak, bensin habis, jenengan (kalau Anda)?”
“Bocor mas”
Kami berdua spontan tertawa terbahak-bahak bersama, istirahat bersama, cerita-cerita pengalaman hidup, sambil main gitar dan ngopi bersama. (gladur)
Aku dan bapak itu melanjutkan jalan masing-masing. Selang beberapa saat terdengar adzan shubuh. Toko-toko mulai mempersiapkan dagangannya.
“Bu, beli bensin satu liter.”
“Bentar mas, tak cari dulu kuncinya.”
“Iya bu.”
Beberapa saat kemudian
“Mas maaf kuncinya ketelesot”
“oh iya gak papa bu, aku rela kok jika harus melanjutkan olah raga pagi ini.”
Semakin haus, lapar, letih, ingin menyerah namun semangat lagi ketika melihat toko baru buka.
Hati kecil berbisik, jika ini gagal juga aku akan…
“Berapa mas?”
“Satu liter”
Mengambil bensin
Lanjut berkata dalam hati “Untung aja ada hehehe…”
Akhirnya nyampe rumah langsung beraktivitas seperti biasanya.
Seakan-akan tak pernah terjadi apa-apa. Atau mungkin semalem hanyalah mimpi?
No whot whot dah..
Sekian
Cerpen Karangan: Moh. Tito Ragil Dianang
Facebook: Moh Tito Ragil Dianang
Pengalaman olahraga di pagi buta yang mengasyikkan. Iya!! pagi buta, saking butanya aku tidak bisa melihat telingaku sendiri hahaha.
Niatnya sih simple, pulang-nyampe-tidur. Ternyata perjalanan dari nganjuk city harus berhenti di tengah jalan karena motor kesayangan kehabisan tenaga. Detik-detik kehausan motorku sebenarnya sudah terasa dari nganjuk (rumah teman), tapi aku abaikan karena motornya itu irit, pikirku pasti cukuplah, lagi pula jam 2 pagi siapa yang jual bensin?
Ya udah akhirnya kesampaian juga deh olah raga di pagi buta, tidak hanya berjalan kaki atau sekadar lari namun juga mendorong motor kesayangan.
“Okay… Ini dekat aku bisa!! Pasti nyape rumah!!”
Setelah sepuluh langkah berjalan
“Ini sih jauh bahkan anyer sampai panarukan lebih jauh lagi apalagi dorong motor. Fuhh!!”
Langkah demi langkah kulalui, keringat menetes dengan rajin. Satu dua orang melaluiku tanpa sapaan. Uang berapapun tak berguna saat itu, bahkan jika aku harus memilih antara sekarung berlian atau bensin satu liter aku tetap pilih bensin (dorong motor aja kepayahan apalagi ditambah sekarung berlian?).
Ada lampu mobil menyorot dari belakang, berjalan pelan dan berhenti di sampingku.
“Mas mau taya, jalan ke kediri kota mana ya?”
“Oh blablablablblabla, gitu pak”
“Oh iya mas, terimakasih!”
Mobil tersebut langsung melaju meninggalkanku sendiri di sini tanpa ada seorang pun yang menemani. Oke, no whot whot. Kulanjutkan perjalanan ini sendiri.
Mushola mulai mengumandangkan imsak. Terlihat jauh di sana ada rumah yang jual bensin dan orang laki-laki menyapu halaman rumah.
“Pak, beli bensin.”
“Haduh habis mas”
Mak tratap. Langsung syedih, lemas, lesu, gatal-gatal, pusing, hidung tersumbat dan susah buang air besar.
Perjalanan berlanjut. Terlihat ada orang yang senasib mendorong motornya dari arah yang berlawanan.
“Mas, bocor?”
“Tidak pak, bensin habis, jenengan (kalau Anda)?”
“Bocor mas”
Kami berdua spontan tertawa terbahak-bahak bersama, istirahat bersama, cerita-cerita pengalaman hidup, sambil main gitar dan ngopi bersama. (gladur)
Aku dan bapak itu melanjutkan jalan masing-masing. Selang beberapa saat terdengar adzan shubuh. Toko-toko mulai mempersiapkan dagangannya.
“Bu, beli bensin satu liter.”
“Bentar mas, tak cari dulu kuncinya.”
“Iya bu.”
Beberapa saat kemudian
“Mas maaf kuncinya ketelesot”
“oh iya gak papa bu, aku rela kok jika harus melanjutkan olah raga pagi ini.”
Semakin haus, lapar, letih, ingin menyerah namun semangat lagi ketika melihat toko baru buka.
Hati kecil berbisik, jika ini gagal juga aku akan…
“Berapa mas?”
“Satu liter”
Mengambil bensin
Lanjut berkata dalam hati “Untung aja ada hehehe…”
Akhirnya nyampe rumah langsung beraktivitas seperti biasanya.
Seakan-akan tak pernah terjadi apa-apa. Atau mungkin semalem hanyalah mimpi?
No whot whot dah..
Sekian
Cerpen Karangan: Moh. Tito Ragil Dianang
Facebook: Moh Tito Ragil Dianang
Olahraga Pagi
4/
5
Oleh
Unknown