Dari Dulu Sampai Sekarang

Baca Juga :
    Judul Cerpen Dari Dulu Sampai Sekarang

    Aku sangat bingung. Pikiranku entah pergi kemana. Kesedihan yang selalu aku rasakan.
    “tapi.., kamu jangan marah ya padaku ataupun pada kembaranmu si Tiara ya”
    “Sebenarnya ada apa sih? Alfi! Cepat ceritakan padaku” aku memaksa Alfi “aku menyukai Tiara!” kata kata itu terus yang kuingat. Sungguh menyakitkan! Aku lama pacaran sama dia, baru kali ini dia menyakitiku.
    “Shifa Tiara! Ini aku Tiara Shifa” aku langsung mengelap air mataku.

    “masuk saja, tidak dikunci!” ujarku kepada kembaranku. “Shifa, sepertinya.., kau marah ya padaku?” tanyanya “Tiara! Kamu belum mejawab semua pertanyaanku kemarin! Sekarang kau sudah bertanya lagi!” jawabku kasar “Oke Shifa, aku memang menyukai Alfi sehari sebelum dia bilang kalo dia menyukaiku”

    Sudah kuduga, pasti dia juga menyukai Tiara. “Tir, aku kali ini mengorbankan perasaan lagi hanya untukmu! Jika dia mengatakan perasaan kepadamu. Terima dia ya” Tiara mengangguk, kali ini aku siap korbankan perasaanku demi kembaranku.

    Hari sudah memasuki sore, aku masih duduk sendirian di taman, air mataku terus tumpah. “Shif.., kau kenapa menangis?” tanya seseorang itu, ternyata itu Alfi “Alfi? Aku gak papa, hanya sedih saja” dia duduk di sebelahku. “Shifa.., jujur, aku tidak ingin kau menangis, ayo tersenyum untukku” ujarnya “tapi untuk apa!? Kamu bukanlah siapa siapaku! Jadi terserahku ingin menangis atau tidak!” aku berlari sekencang mungkin. Alfi terus terusan memanggil namaku, tapi aku tidak mengheraninya.

    Tiara memasuki kamarku. “Tiara? Ada apa?” tanyaku “kenapa kau kemarin tidak mau datang ikut denganku? Padahal kemarin hari bahagiaku!” ujar Tiara “Emangnya ada apa?” tanyaku sambil membaca buku “Alfi jujur tentang perasaannya!” aku langsung terkejut, dan nyaris buku yang kupegang jatuh dari tanganku. “Em.., selamat ya Tiara” ujarku terpaksa. Tiara pun keluar dari kamarku dengan wajah bahagia.

    Aku menangis. Aku harus mengorbankan perasaanku untuk saudara kembarku. Dan, pikiranku mengingat kenanganku bersama Alfi. Aku memutuskan pergi ketaman.
    Aku duduk, sendirian, seperti kemarin hari, aku duduk disini sambil menangis. “Shifa!” itu akutahu, suara Sharon “kenapa? Ada apa kau datang kesini?” tanyaku dengan suara parau. Sharon sahabatku dari kecil. “Kamu kenapa? Pasti cemburu ya..? Si Alfi jadian sama Tiara?” ujarnya meledek “Tidak! Aku ikhlas demi saudara kembarku!”

    “Shifa, ada pesan dari Alfi, kamu harus tetap tersenyum. Jangan pernah menangis” aku hanya diam mendengarkan apa yang dikatakan oleh Sharon “aku tahu, kamu masih suka kan sama Alfi, jujur dong dengan sahabatmu ini!” ujar Sharon “kamu tu laki laki, biasanya laki laki tu gak bisa jaga rahasia” Sharon terdiam “Alfi juga sebenarnya masih suka sama kamu” aku gak percaya apa yang dikatakan oleh Sharon.

    Tapi, aku harus pindah ke London, melanjutkan kuliah disana. Rasa rindu masih kusimpan di hati.

    2 Tahun sudah berlalu…
    Tiara tidak ikut kuliah keluar negeri sepertiku, dia kuliah di universitas di kota kami juga. Jadi dia gak jauh dari orangtua, aku sekarang menjadi seorang dokter, seperti apa yang aku cita citakan.

    “Ibu, Shifa pulang!” aku mengetuk pintu “Shifa!” aku dan ibuku berpelukan. “Kamu pulang dianter siapa?” tanya ibuku “biasa lah bu.., Sharon yang menjemputku dan mengantarkan ku sampai disini” jawabku.
    “Oh iya, besok acara pernikahan saudara kembarmu” aku terkejut “sama siapa dia menikah?” tanyaku “sama Alfi” jawab ibuku
    “Alfi!?” sebjujurnya.., aku dari dulu sampe sekarang masih ada perasaan pada Alfi, ternyata.., Alfi bukanlah jodohku.

    Dihari pernikahan, aku pun melupakan perasaan itu dengan mudahnya. Karena ada Sharon yang selalu mendukungku.

    “Aku memang masih menyimpan perasaan untuknya, tapi aku gak pernah mau merusak hubungan mereka Shar. Biar saja perasaan ini hilang ketika aku menyukai seseorang lagi” ceritaku kepada Sharon. “Suatu saat, kamu menemukannya, walaupun laki laki itu jelek. Tapi pasti setia, dia akan mudah mengerti perasaanmu, karena dia selalu hadir di saat kamu sedih” jelas Sharon “Maksudnya? Apa?” tanyaku kepada Sharon “Dulu, waktu kamu pacaran sama Alfi, sahabatmu si Rahma yang telah tiada dan saudara kembarmu memaksa kamu berbohong, kamu berbohong kalo kamu menyukaiku. Disaat itu, statusmu sebagai pacarnya Alfi. Aku melihat Alfi menangis, begitu juga aku melihatmu menangis. Aku juga melihat, kalian jika bertemu gak pernah saling sapa.” jelas Sharon.
    Ya, aku masih ingat itu, tapi aku tidak percaya kalo Alfi menangis. Didalam keadaan seperti itu, aku malah bermusuhan dengan Alfi, dan mencoba menjauhi satu sama lain.
    “Tapi untuk apa meningat masa lalu? Lupakan saja, itu jadi sebuah kenangan dimasa lalu. Sekarang kita cari kenangan untuk dimasa depan” ujarku “benar juga, tapi, sampai kapanpun kita tetap sahabat yang menolong satu sama lain ya” aku dan Sharon pun berjanji. Kami sampai kapanpun tentang sahabat. Hingga maut menjeput kami.

    Cerpen Karangan: Hime Shiratori

    Artikel Terkait

    Dari Dulu Sampai Sekarang
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email