Kakak Maafkan Aku

Baca Juga :
    Judul Cerpen Kakak Maafkan Aku

    “Azri, papa akan mengadopsi seorang kakak untukmu!” kata papa.
    “Apa? kenapa papa mengadopsi anak? aku kan gak ingin punya kakak!” balasku.
    “Iya sih, tapi mungkin dia sangat berguna bagimu” balas papa yakin.
    “Pokoknya nggak! ya udah aku berangkat sekolah dulu!” kataku.
    Aku pun segera berangkat sekolah.

    Sepulang sekolah,
    “Ma, aku pulang!” kataku.
    “Eh kamu yang namanya Azri ya? namaku Ezgio, aku diadopsi dari panti asuhan, aku tunanetra, tapi aku yakin kamu dapat menerimaku” ucap pria itu.
    “Apa? jadi papaku mengadopsimu? hei pria buta, kau bukan kakakku!” bentakku.
    “Maafkan aku, aku tidak berniat membuatmu marah” balasnya.

    Aku memasuki kamarku, marah dan kesal campur aduk di hatiku.
    “Mama pulang!” kata Mama.
    “Wah mama pulang, mama mau dibuatkan teh? oh biar saya bawa barang belanjaannya!” kata Ezgio.
    “Mana Azri?” tanya mama.
    “Dia baru pulang sekolah, dia ada di kamarnya ma!” balas Ezgio.

    Mama menghampiriku,
    “Azri, ayo bantu mama masak! mama mau masak udang loh!” kata Mama.
    “Nggak ma, nggak nafsu, mending dibantu sama si buta!” balasku.
    “Apa kamu bilang? si buta? dia kakakmu Ezgio!” bentak mama.
    “Mana mungkin? dia saja buta, mana bisa jadi kakakku?” balasku marah.
    “Ya sudah kalau itu maumu!” balas mama tambah kesal.

    Entahlah, perkataan itu tiba-tiba saja terlintas di pikiranku, sebenarnya aku tidak berniat membuat mama marah, namun puncak kekesalanku menjadi-jadi.
    “Azri, kenapa kau bicara seperti itu? Ezgio kakakmu, dan akan selamanya seperti itu!” bentak papa.
    “Aku tak suka padanya, dia buta berarti bego” balasku.
    “Baiklah, Ezgio memang buta karena papa, saat Ezgio lahir dia harus kehilangan mata karena papa, saat itu papa sedang ke taman bermain helicopter control bersama mama, kemudian Ezgio datang mengejar kupu-kupu, dia menabrak tangan papa dan helikopternya kehilangan keseimbangan dan mengenai mata Ezgio, beruntung orang tua Ezgio merelakan kejadian itu karena mereka beranggap Ezgio lah yang salah, 2 tahun kemudian Ezgio harus kehilangan kedua orangtuanya, papa berusaha mencari tahu keberadaan keluarga yang lainnya, namun papa tak kunjung menemukannya, saat itu papa pun menitipkannya di panti asuhan dan berjanji akan mengambil ia kembali saat umurmu 12 tahun!” jelas papa panjang lebar.
    Aku meneteskan air mata.
    “Lalu kenapa papa mengambil Ezgio saat umurku 12 tahun? kenapa tidak dari dulu?” tanyaku.
    “Itu karena papa sibuk kuliah, papa tak ingin bebankan mama yang sedang mengasuh anak teman papa juga!” balas papa menangis.
    Aku memeluk Ezgio.
    “Maafkan aku kak!” kataku.
    “Iya dik!” balas kak Ezgio.

    Cerpen Karangan: Arachelly Sucipto

    Artikel Terkait

    Kakak Maafkan Aku
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email