Setia (Part 3)

Baca Juga :
    Judul Cerpen Setia (Part 3)

    “Hai, ada apa sih ini?” Tanyaku yang masih heran.
    “Ini? Ada sesuatu untukmu,” kata Alexander. Kemudian aku ditarik ke atas bangku yang agak lumayan besar dan cukup untuk berdua.
    “Kamu mau menjadi pacar aku?” Tanya Alexander. What?
    “What?” Tanyaku heran. Apa dia lupa?
    “Apa maksudmu?!” Seruku marah. Alexander hanya terdiam. Aku melirik ke arah John. Ia tampak gelisah.
    “Apa kamu lupa? Aku sudah punya pacar! Kamu merencanakan ini!” Seruku sambil menitikkan air mata.
    “Aku tidak akan menerimamu karena aku tidak akan menggantikan John!” Seruku. Kemudian aku pergi dari lapangan dan pergi ke kantin. Key mengikuti aku dari belakang.

     Setelah sampai, aku memesan bakso dan teh manis.
    “Sayang!” Seru seseorang. Aku menoleh ke belakang. Ternyata John.
    “Ada apa?” Tanyaku.
    “Kamu masih marah sama aku?” Tanya John.
    “Kamu kenapa tadi diemin aja?! Kamu mau aku jadian sama Alexander?!” Seruku kesal.
    “Bukan begitu, sayang! Aku…,” kata John.
    “Huh! Sudah!” Jeritku. Aku menangis.
    “Huh, kamu sih!” Kata Key. Aku segera pergi ke kantin.

     Di koridor aku bertemu Alexander.
    “Shelly!” Seru Alexander. Aku menghiraukannya dan mempercepat jalanku dan menuju bangku yang ada di lapangan.
    “Shelly!” Seru Key. Huh ada apa lagi sih!
    “Apa?” Sahutku. Aku hanya mematahkan daun-daun yang ada di pohon.
    “Kamu kenapa sih? Udahlah maafin si John. Kasihan dia. Hampir saja dia mau memecahkan gelas di kantin tadi,” kata Key.
    “Memaafkan itu susah,” kataku.
    “Tapi kamu pasti bisa!” Seru Key.
    “Hmm… ok!” Kataku.
    “Nah itu dia!” Tunjuk Key. Aku menoleh searah dengan jari Key. John berjalan menghampiriku dan Key.
    “Sorry, ya!” Seru John sembari memelukku.
    “Iya. Tapi kenapa bisa kayak gitu?” kataku heran.
    “Sebenernya, aku itu taruhan sama Alexander. Kalau aku kalah balapan sama dia, dia boleh ngelamar kamu jadi pacarnya. Tapi, untung kamu masih sama aku. Ya pasti karena aku tuh ganteng sampai kamu meleleh,” cerita John.
    “Dih… ngarep!” Seruku.
    “Ciee… udah balikan!” Goda Key.
    “Ciee… jomblo!” Seruku dan John. Key hanya cemberut.
    “Hahaha!” Tawa kami.

     6 tahun kemudian…
    “Will you merry me?” Tanya John.
    “I do,” jawabku. Kemudian kami berpelukan. So sweet banget!

    Beberapa tahun kemudian…
    “Lily! Makan!” Seruku kepada Lily, anakku. Ya, kami sudah berkeluarga. Kami tinggal di London karena John bertugas di sini.
    “Mama, aku gak mau makan!” Seru Lily.
    “Lily, makan! Nanti Papa gak belikan es krim lagi, nih!” Seru John.
    “Ok,” seru Lily sambil berjalan menujuku.
    “Mama, Lily mau pelihara kucing!” Pinta Lily.
    “Memangnya Lily bisa ngerawatnya?” Tanyaku.
    “Bisa dong!” Seru Lily.
    “Ya sudah nanti habis makan kita ke pet shop, ya!”
    “Yey!”
    “Katanya Alexander mau tanding di sirkuit Silverstone, lho!” Kata John.
    “Oh, ya? Pasti ada Key!” Seruku. Kabarnya sih, Alexander menikah dengan Key.
    “Kayaknya. Kamu mau nonton gak?” Tanya John lagi.
    “Hmm… boleh!” Jawabku.
    “Ya sudah nanti aku beli online. Kita beli yang paling mahal!” Seru John.
    “Up to you!” Kataku.
    “Yey! Ketemu sama Tante Key!” Seru Lily.
    “Memangnya kamu kenal sama Tante Key?” Tanyaku heran.
    “Enggak, sih! Tapi temen-temen Mama sama Papa kan baik semua,” kata Lily.
    “Huh, kamu. Ayo kita makan lagi!” Seruku.
    “Ayo!”

    Ketika pertandingan…
    “Hello, Key!” Seruku sambil menggendong Lily.
    “Hello, Shelly! Aku kangen banget sama kamu!” Kata Key.
    “What’s up, bro!” Seru John.
    “Makin keren aja nih anak!” Seru Alexander.
    “Yoi bro! Udah bulan madu belum sama Key?” Tanya John.
    “Belum sempet. Paling nanti ke Pulau Pukhet,” kata Alexander.
    “Jauhan dikit dong! Gua sama Shelly aja ke Paris!” Kata John.
    “Mama,” rengek Lily.
    “Apa sayang?” Tanyaku.
    “Susu,” jawab Lily. Aku mengambil susu di dalam tasku dan memberinya ke Lily.
    “Udah besar, ya! Perasaan, waktu itu masih merah,” kata Key.
    “Ya dong! Kan di kasih makan!” Jawabku.
    “Hahaha!” Tawaku dan Key.
    “Kapan-kapan ke rumahku, dong! Temenin aku,” kataku.
    “Ok deh!” Seru Key. Kami mengobrol terus sampai akhirnya Alexander telah menuju ke kokpit mobilnya dan memulai pertandingan dengan start di urutan kedua. Aku, Lily dan John sudah ada di tempat duduk penonton. Kami menontonnya dengan fokus. Sampai akhirnya, Alexander menjadi juara pertama di balapan tersebut. Key dengan senang langsung berlari untuk menunggu Alexander dan memeluknya.

    “Ciee… menang!” Seruku sambil menggendong Lily.
    “Hahaha! Gua naik podium dulu, ya!” Seru Alexander.
    “Iya, deh yang menang!” Seru John. Kami menunggunya di bawah balkon podium. Ia menerima trophy dan mendapatkan botol berisi whisky dan menyemprotkannya.

    Tamat

    Cerpen Karangan: Nabila
    Blog: Nabilaissmart.blogspot.com

    Artikel Terkait

    Setia (Part 3)
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email