Terjebak Nostalgia

Baca Juga :
    Judul Cerpen Terjebak Nostalgia

    Hari ini anniversaryku dengan Raymond ke 4 tahun. Rencananya, malam ini kami akan dinner romantis di sebuah cafe. Aku berdandan dengan apik. Aku mencatok rambutku hingga lurus sempurna. Aku memakai gaun warna pink. Gaun itu kado dari Raymond di ulang tahunku ke-17. Aku menyemprotkan parfum aroma white lily. Setelah berdandan, aku duduk menunggu Raymond.

    1 jam, 2 jam, Raymond belum juga datang. Aku menelepon Raymond.
    “Ay, kamu dimana?”
    “Aku masih di jalan, kejebak macet. Kamu nunggu sebentar ya.”
    “Oke. Jangan kelamaan ya.”

    3 jam kemudian, Raymond belum juga datang menjemputku. Kali ini aku mulai kesal dan tak sabar.
    “Ay! Duh! Kamu lama banget sih! Macetnya panjang ya?”
    “Iya nih macetnya panjang. Sori ya, ay!”
    “Duh, gak papa deh. Aku masih nungguin kamu.”
    “Siplah kamu masih nunggu. Ya udah, kamu sabar ya nungguinnya. Love you.”
    “Love you too.”

    Aku menunggu Raymond hingga aku tertidur. Tiba-tiba, dering iPhoneku membangunkanku. Ada telepon dari papa Raymond.
    “Halo, Nak Rena.”
    “Halo, Om. Ada apa?”
    “Raymond, Nak. Raymond kecelakaan.”
    “APA?!?”

    Aku mengambil kunci mobil dan mengemudikan mobilku ke rumah sakit. Di rumah sakit, aku menemui papa Raymond.
    “Om, ada apa dengan Raymond?”
    “Tadi Raymond nyetir buat jemput Nak Rena dinner. Setelah keluar dari kemacetan, dia buru-buru nyetirnya sampe nabrak pohon.”

    Aku merasa bersalah kepada Raymond. Coba saja kalau aku bisa sabar nunggu Raymond, pasti dia gak akan begini.

    Tiba-tiba dokter datang…
    “Dok, gimana keadaan Raymond.”
    “Raymond sedang kritis. Dia kehilangan banyak darah.”
    “Lakukan transfusi saja, Dok!”
    “Dok, saya bapaknya Raymond. Golongan darah saya sama dengan Raymond.”
    “Baiklah. Kalau begitu bapak ikut saya ke laboratorium.”

    Seorang suster berteriak…
    “Dokter, Tuan Raymond meninggal!!!”

    Aku mulai menangis. Kini Raymond telah tiada. Aku kehilangan pangeranku untuk selama-lamanya.

    Sejak kepergian Raymond, aku tak pernah merasakan cinta dari seorang lelaki. Meskipun 100 pria berusaha menjadi kekasihku, aku selalu menolaknya. Aku masih terbayang-bayang kenangan dari Raymond.

    Cerpen Karangan: Nabila Amalina
    Facebook: Nabila Amalina

    Artikel Terkait

    Terjebak Nostalgia
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email