Uzlah Adalah Solusi

Baca Juga :
    Judul Cerpen Uzlah Adalah Solusi

    Di petilasan hanya ada cakil dan abi. Mereka berdua lagi asyik membaca buku-buku yang ada di petilasan. Di petilasan itu banyak sekali buku khazanah islam dan buku novel filsafat misalnya dunia sophie karya justin garden, tapak sabda, semesta sabda, sampai supernova karya dee lestari. Cakil sedang asyik dengan al hikmah karya ibnu ‘athoillah sedangkan abi lebih asyik dengan muqqaddimah ibnu khaldun. Suasana sunyi senyap, sehingga enak untuk konsentrasi dan memahami isi buku yang mereka baca. Biasanya setelah membaca satu pokok bahasan selalu dimuthola’ah.

    Lagi asyik asyiknya membahas tokoh biografi yang mereka baca, Tiba tiba datanglah Rama sambil menendang daun pintu yang sedikit terbuka, dengan wajah kusut, merah, penuh dendam, tangannya terkepal seakan akan akan menyerang seseorang.
    “hai ada apa, bro” tanya mereka bersamaan
    Rama hanya diam tak berkata apapun, dan langsung merebahkan tubuh penuh peluh.
    “Pasti ada sesuatu yang telah terjadi” gumam cakil dalam hati.
    “Bro, kita tanya rama. Apa yang telah terjadi?” Bisik abi
    “Nanti kalo sudah tenang, biarkan dia istirahat terlebih dahulu”
    Mereka berdua melanjutkan membacanya. Sesekali mereka melirik ke arah rama. Cakil tahu dia sedang menangis. Karena mereka mendengar lirihan, rintihan dan isakan Rama.

    Tak lama berselang rama berkata “maaf atas tindakanku tadi, saya merasa sangat kesal dengan orangtua”
    “Memangnya kenapa”
    “Apa yang terjadi” imbuh abi
    “Aku sangat kesal pada orangtuaku” rama diam sejenak
    “Aku usir ibuku, aku pukul dia” lanjutnya sambil menitikan air mata
    “Kenapa kamu melakukan itu semua” tanya cakil
    “bukannya ibu adalah orang yang harus dihormati, ditaati, dan dijunjung sepenuh hati. Sebagaimana rasul bersabda bahwa surga berada di telapak kaki ibu, serta penyebutan nama ibu itu sampai tiga kali baru ayah, kenapa kamu lakukan itu” potongnya dengan nada tinggi

    Rama masih diam sambil tertunduk lesu, dengan nada rendah ia berkata “ibuku ingin menikah lagi dengan teman seangkatan dengannya ketika sekolah dulu, aku sangat malu pada kalian semua”
    “Kenapa kamu harus malu, seharusnya kamu bangga dan bersyukur” ucap cakil
    “Aku malu karena ibuku telah tua”
    “cinta itu tidak memandang usia, cinta adalah rahmatNya, cinta adalah sunnatulah, menghalalkan barang haram itu baik bernilai ibadah”
    “Nah sekarang kamu harus introspeksi diri, kamu harus minta maaf kepada mereka berdua. Sebagaimana ibnu atha’illah perna mengatakan “tidak ada yang bisa memberikan manfaat kepada hati seperti yang diberikan oleh uzlah, yang digunakan untuk memasuki medan pemikiran atau perenungan” lanjutnya
    “Maksudnya”
    Abi hanya diam sebab ia baru mengatahui tentang itu semua, ia hanya mengangguk
    “Jika hati sudah berkarat oleh dosa dan maksiat maka tidak ada cara lain untuk menjernihkannya, kecuali dengan uzlah yakni menyendiri untuk berkonsentrasi beribadah kepada Allah, dan juga kamu harus meminta maaf yang sebenar-benarnya jangan ada keraguan sedikitpun.”
    “sebaiknya kamu beristirahat terlebih dahulu, tenang kan hati, cobalah untuk menerima”
    Lalu cakil dan abi melanjutkan diskusinya kembali

    Cerpen Karangan: Moh. Fadli
    Facebook: Mohamad Fadli

    Artikel Terkait

    Uzlah Adalah Solusi
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email