Judul Cerpen Cinta Datang Terlambat
Namaku Sia. Aku belum bisa melupakan seseorang yang sangat kucintai, dia adaah Rezi. Ya, dia pergi meninggalkanku tanpa alasan yang pasti.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk SMA. Aku orangnya mudah sekali bergaul, jadi aku bisa cepat dapat teman.
Aku masuk SMKN 2 Samarinda jurusan Gambar Bangunan. Aku duduk dengan temanku dulu saat di SMP. Di kelasku ada tiga orang yang tidak naik kelas tahun lalu, salah satunya adalah Muhammad Rizqon. Aku tiba tiba terpana saat pertama kali melihatnya. Ingin rasanya berteman dengannya, tapi aku terlalu gugup.
Dua bulan telah berlalu. Aku dan Rizqon satu kelompok, di situlah kami jadi akrab. Dan kami selalu melewati hari bersama-sama seperti sepasang kekasih, padahal haanya teman. Aku selalu mentraktir dia makan mie ayam di kantin belakang, selalu khawatir saat dia tidak masuk sekolah, selalu membantu dia ini dan itu. Teman-temanku sangat setuju kalau kami pacaran, tapi rizqan bukan orang yang suka berpacaran. Dia masih mau sendiri dulu menikmati masa mudanya, katanya.
Aku sedang ada masalah di rumah, jadi aku mau pergi main ke rumah rizqon. Aku dan keluarganya sangat akrab, bahkan semua keluarganya mengira aku ini pacarnya rizqon. Dia dengan entengnya bilang kalau kami ini hanya berteman saja.
Sebentar lagi lebaran, aku pengen ke rumah rizqon. Jadi aku menghubunginya dulu agar dia bisa nunggu di rumah saat aku kesana. “qon, aku lebaran pertama ke rumah ya”. “terserah saja”.
Lebaran pun tiba, aku dan sahabatku ke rumah Rizqon. Sampai disana, ternyata hanya ada adiknya saja di rumah. Rizqon sama keluarganya masih di rumah acilnya, jadi aku pergi jemput dia walau gak tau rumahnya dimana. Muter-muter nyari akhirnya aku ketemu dia. Betapa tampannya dia pada saat itu, memakai baju kotak-kotak dengan rambut gondrongnya. Pada saat itu aku pun terpana melihatnya. Aku duduk di luar menunggu dia makan di dalam. Tiba-tiba dia nyuruh aku masuk karena mamanya nyuruh aku makan bersama. Di dalam banyak sekali keluarganya sedang makan bersama. Aku sangat gugup dan malu. Rizqon udah kenyang dan mau pulang aja, jadinya aku juga nggak ikut makan Cuma minum saja.
Setelah salaman sama semua keluarganya, aku pulang ke rumah Rrizqon. Dia yang menjoki motorku, biasanya sih kalau boncengan sama dia aku yang menjoki di depan. Tapi karena aku capek, jadi dia aja yang bawa. Di tengah perjalanan kami ngobrolin tentang kuliah “qon, kamu nanti kuliah dimana?” tanyaku. “aku pengen kuliah di jawa” jawabnya. Tiba-tiba hatiku terasa sakit sekali, aku tak ingin kehilangan dia. Dia satu-satunya orang yang sudah bisa buat aku move on dari Rezi. Dia orang spesial di dalam hidupku, semua kulakukan demi dia. Tapi, dia juga akan pergi meninggalkanku. Aku takut sekali, tiba-tiba aku memeluknya dari belakang. Aku menangis, aku menahannya agar dia tidak kuliah di jawa. Jika dia kuliah di dalam kota, aku rela ikut kuliah juga. Karena awalnya sehabis lulus SMK aku mau langsung kerja. Tapi aku termotivasi sama Rizqon, jadi aku mau lanjut kuliah. Dia kaget karena aku tiba-tiba memeluknya dari belakang. Dia pun tiba-tiba berhenti ke pingir jalan yang sepi untuk menenangkanku “kenapa kamu nangis?” Tanyanya. “kenapa aku nangis? Pikir saja sendiri kenapa aku nangis! Aku nggak mau kehilangan kamu, aku sangat sayang sama kamu, kamu tau kan kalo aku ini suka sama kamu dari awal? Kenapa kamu malah mau pergi ninggalin aku? Aku tau aku sangat egois, tapi aku takut disana kamu bisa menemukan wanita lain, yang lebih cantik, lebih perhatian, dan membuatmu nyaman. Aku selama ini menahan diri agar tidak mengungkapkan perasaanku ke kamu, agar kita bisa selalu dekat seperti ini. Aku tau kita hanya sebatas teman saja, tapi apakah ada ruang untukku di hatimu? Walau sekecil biji sawi? Jika ada, aku akan berusaha membuatmu bahagia. Jadi tolong jangan tinggalkan aku sendiri” jelasku. Tiba-tiba rizqon pun terdiam mematung setelah medengar penjelasanku. Lalu dia memelukku untuk menenangkan ku “sia, aku tau kamu sangat sayang sama aku. Setiap hari kamu selalu berjuang demi aku, aku yang pemalas ini selalu menerima bantuanmu saja. Aku minta maaf sebesar-besarnya, aku belum bisa suka sama kamu, kamu adalah sahabat terbaikku. Urusan aku pergi kuliah ke luar kota agar aku bisa terbiasa dan tidak menyusahkan keluargaku, agar aku bisa mandiri. Makasih sudah menyukaiku, aku juga punya cita-cita yang ingin kuraih. Maaf, aku belum bisa suka sama kamu sia”. Tiba-tiba aku menangis, tak bisa kutahan lagi bendungan air di mataku ini dan akhirnya tumpah sejadi-jadinya. Betapa sakitnya hatiku. Hari-hari pun berlalu, aku berusaha bersikap biasa saja seperti tak terjadi sesuatu di antara kami. Sama seperti hari-hari biasa, melakukan aktivitas bersama-sama.
Hari kelulusan pun tiba. Betapa menyakitkan hatiku saat tau ini adalah hari-hari terakhir aku bisa bareng sama rizqon. Tapi aku tak mau hanya nangis saja, aku harus bersenang-senang di hari kelulusan kami ini.
Sebulan kemudian, aku dapat kabar kalau dia diterima di universitas besar di jawa. Dia pun akan berangkat tiga hari lagi. Aku tak bisa berbuat apa-apa, ingin menahannya tapi aku sadar diri aku siapa?. Aku tak ikut ke airport, aku hanya bisa menangisi kepergiannya di kamar mengurung diri. Aku seperti orang yang sudah frustasi dan tak mau melakukan apapun. Rizqon tidak ada memberi kabar kepadaku. Aku tidak pernah lagi main ke rumahnya hanya sekedar untuk silaturahim kepada keluarganya. Aku benar-benar hancur pada saat itu. Sahabatku Rina selalu memaksaku untuk main ke luar dan jangan selalu mengurung diri. Akhirnya aku mulai berubah, aku tidak akan seperti ini lagi.
Aku sekarang kerja di perusahaan ayahku dulu. Hari-hari kujalani tanpa mendapatkan kabar sedikitpun dari dia. Aku pun ke rumah rizqon untuk silaturahin kepada keluarganya. Di perjalanan hampir sampai di rumahnya, tiba-tiba motorku ditabrak oleh mobil pickup dan langsung kabur. Aku pun dibawa ke rumah Rizqon karena sudah dekat tempat kejadian tabrakanku dan rumahnya. Aku mengalami pendarahan hebat. Langsung aku dibawa oleh keluarganya Rizqon ke rumah sakit terdekat.
Aku belum juga siuman selama 2 hari. Tak lama, Rizqon pun datang ke samarinda dan menengokku. Pada saat itu dia menangis di ruang tunggu melihatku sampai sekarang belum siuman juga. Darah yang kubutuhkan habis di rumah sakit itu. Mereka pun mencari darah yang cocok buatku, tapi tak kunjung ditemukan. aku pun mengalami keterlambatan menerima donor darah dan mengharuskanku mengakhiri nafas terakhirku. Seluruh orang yang datang menjengukku pun menangis saat dokter berkata tidak bisa menyelamatkanku. Ayah, Ibu, Kakak, Sahabatku, Keluarga Rizqon, dan tentunya Rizqon sendiri, mereka pun menangis.
Saat hari pemakamanku telah usai, Rizqon berbisik sambil menangis di batu nisanku “Sia, maafkan aku, seharusnya aku tidak pergi, seharusnya aku tetap bersamamu menjalani hari hari indah, aku sangat bodoh pada saat itu, kamu satu-satunya orang yang mencintaiku begitu besarnya, selalu memperjuangkanku, selalu ada di sampingku, selalu marah saat aku malas, selalu nangis saat tidak ada kabarku, selalu menerima kekuranganku. Tapi kenapa pada saat itu aku tidak bisa mencintaimu juga, bertapa bodohnya aku. Sekarang aku sangat menyesal, andai waktu bisa diulang, tak kan kusia-siakan wanita sepertimu. Aku juga sangat mencintaimu, kenapa kamu sekarang pergi tinggalkan aku disaat aku mulai mencintaimu? Aku sangat-sangat merindukanmu, tolong maafkan aku sia” ucap rizqon penuh dengan penyesalan.
Cerpen Karangan: Shela Monica Carolin
Facebook: https://www.facebook.com/shella.m.c1
Namaku Sia. Aku belum bisa melupakan seseorang yang sangat kucintai, dia adaah Rezi. Ya, dia pergi meninggalkanku tanpa alasan yang pasti.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk SMA. Aku orangnya mudah sekali bergaul, jadi aku bisa cepat dapat teman.
Aku masuk SMKN 2 Samarinda jurusan Gambar Bangunan. Aku duduk dengan temanku dulu saat di SMP. Di kelasku ada tiga orang yang tidak naik kelas tahun lalu, salah satunya adalah Muhammad Rizqon. Aku tiba tiba terpana saat pertama kali melihatnya. Ingin rasanya berteman dengannya, tapi aku terlalu gugup.
Dua bulan telah berlalu. Aku dan Rizqon satu kelompok, di situlah kami jadi akrab. Dan kami selalu melewati hari bersama-sama seperti sepasang kekasih, padahal haanya teman. Aku selalu mentraktir dia makan mie ayam di kantin belakang, selalu khawatir saat dia tidak masuk sekolah, selalu membantu dia ini dan itu. Teman-temanku sangat setuju kalau kami pacaran, tapi rizqan bukan orang yang suka berpacaran. Dia masih mau sendiri dulu menikmati masa mudanya, katanya.
Aku sedang ada masalah di rumah, jadi aku mau pergi main ke rumah rizqon. Aku dan keluarganya sangat akrab, bahkan semua keluarganya mengira aku ini pacarnya rizqon. Dia dengan entengnya bilang kalau kami ini hanya berteman saja.
Sebentar lagi lebaran, aku pengen ke rumah rizqon. Jadi aku menghubunginya dulu agar dia bisa nunggu di rumah saat aku kesana. “qon, aku lebaran pertama ke rumah ya”. “terserah saja”.
Lebaran pun tiba, aku dan sahabatku ke rumah Rizqon. Sampai disana, ternyata hanya ada adiknya saja di rumah. Rizqon sama keluarganya masih di rumah acilnya, jadi aku pergi jemput dia walau gak tau rumahnya dimana. Muter-muter nyari akhirnya aku ketemu dia. Betapa tampannya dia pada saat itu, memakai baju kotak-kotak dengan rambut gondrongnya. Pada saat itu aku pun terpana melihatnya. Aku duduk di luar menunggu dia makan di dalam. Tiba-tiba dia nyuruh aku masuk karena mamanya nyuruh aku makan bersama. Di dalam banyak sekali keluarganya sedang makan bersama. Aku sangat gugup dan malu. Rizqon udah kenyang dan mau pulang aja, jadinya aku juga nggak ikut makan Cuma minum saja.
Setelah salaman sama semua keluarganya, aku pulang ke rumah Rrizqon. Dia yang menjoki motorku, biasanya sih kalau boncengan sama dia aku yang menjoki di depan. Tapi karena aku capek, jadi dia aja yang bawa. Di tengah perjalanan kami ngobrolin tentang kuliah “qon, kamu nanti kuliah dimana?” tanyaku. “aku pengen kuliah di jawa” jawabnya. Tiba-tiba hatiku terasa sakit sekali, aku tak ingin kehilangan dia. Dia satu-satunya orang yang sudah bisa buat aku move on dari Rezi. Dia orang spesial di dalam hidupku, semua kulakukan demi dia. Tapi, dia juga akan pergi meninggalkanku. Aku takut sekali, tiba-tiba aku memeluknya dari belakang. Aku menangis, aku menahannya agar dia tidak kuliah di jawa. Jika dia kuliah di dalam kota, aku rela ikut kuliah juga. Karena awalnya sehabis lulus SMK aku mau langsung kerja. Tapi aku termotivasi sama Rizqon, jadi aku mau lanjut kuliah. Dia kaget karena aku tiba-tiba memeluknya dari belakang. Dia pun tiba-tiba berhenti ke pingir jalan yang sepi untuk menenangkanku “kenapa kamu nangis?” Tanyanya. “kenapa aku nangis? Pikir saja sendiri kenapa aku nangis! Aku nggak mau kehilangan kamu, aku sangat sayang sama kamu, kamu tau kan kalo aku ini suka sama kamu dari awal? Kenapa kamu malah mau pergi ninggalin aku? Aku tau aku sangat egois, tapi aku takut disana kamu bisa menemukan wanita lain, yang lebih cantik, lebih perhatian, dan membuatmu nyaman. Aku selama ini menahan diri agar tidak mengungkapkan perasaanku ke kamu, agar kita bisa selalu dekat seperti ini. Aku tau kita hanya sebatas teman saja, tapi apakah ada ruang untukku di hatimu? Walau sekecil biji sawi? Jika ada, aku akan berusaha membuatmu bahagia. Jadi tolong jangan tinggalkan aku sendiri” jelasku. Tiba-tiba rizqon pun terdiam mematung setelah medengar penjelasanku. Lalu dia memelukku untuk menenangkan ku “sia, aku tau kamu sangat sayang sama aku. Setiap hari kamu selalu berjuang demi aku, aku yang pemalas ini selalu menerima bantuanmu saja. Aku minta maaf sebesar-besarnya, aku belum bisa suka sama kamu, kamu adalah sahabat terbaikku. Urusan aku pergi kuliah ke luar kota agar aku bisa terbiasa dan tidak menyusahkan keluargaku, agar aku bisa mandiri. Makasih sudah menyukaiku, aku juga punya cita-cita yang ingin kuraih. Maaf, aku belum bisa suka sama kamu sia”. Tiba-tiba aku menangis, tak bisa kutahan lagi bendungan air di mataku ini dan akhirnya tumpah sejadi-jadinya. Betapa sakitnya hatiku. Hari-hari pun berlalu, aku berusaha bersikap biasa saja seperti tak terjadi sesuatu di antara kami. Sama seperti hari-hari biasa, melakukan aktivitas bersama-sama.
Hari kelulusan pun tiba. Betapa menyakitkan hatiku saat tau ini adalah hari-hari terakhir aku bisa bareng sama rizqon. Tapi aku tak mau hanya nangis saja, aku harus bersenang-senang di hari kelulusan kami ini.
Sebulan kemudian, aku dapat kabar kalau dia diterima di universitas besar di jawa. Dia pun akan berangkat tiga hari lagi. Aku tak bisa berbuat apa-apa, ingin menahannya tapi aku sadar diri aku siapa?. Aku tak ikut ke airport, aku hanya bisa menangisi kepergiannya di kamar mengurung diri. Aku seperti orang yang sudah frustasi dan tak mau melakukan apapun. Rizqon tidak ada memberi kabar kepadaku. Aku tidak pernah lagi main ke rumahnya hanya sekedar untuk silaturahim kepada keluarganya. Aku benar-benar hancur pada saat itu. Sahabatku Rina selalu memaksaku untuk main ke luar dan jangan selalu mengurung diri. Akhirnya aku mulai berubah, aku tidak akan seperti ini lagi.
Aku sekarang kerja di perusahaan ayahku dulu. Hari-hari kujalani tanpa mendapatkan kabar sedikitpun dari dia. Aku pun ke rumah rizqon untuk silaturahin kepada keluarganya. Di perjalanan hampir sampai di rumahnya, tiba-tiba motorku ditabrak oleh mobil pickup dan langsung kabur. Aku pun dibawa ke rumah Rizqon karena sudah dekat tempat kejadian tabrakanku dan rumahnya. Aku mengalami pendarahan hebat. Langsung aku dibawa oleh keluarganya Rizqon ke rumah sakit terdekat.
Aku belum juga siuman selama 2 hari. Tak lama, Rizqon pun datang ke samarinda dan menengokku. Pada saat itu dia menangis di ruang tunggu melihatku sampai sekarang belum siuman juga. Darah yang kubutuhkan habis di rumah sakit itu. Mereka pun mencari darah yang cocok buatku, tapi tak kunjung ditemukan. aku pun mengalami keterlambatan menerima donor darah dan mengharuskanku mengakhiri nafas terakhirku. Seluruh orang yang datang menjengukku pun menangis saat dokter berkata tidak bisa menyelamatkanku. Ayah, Ibu, Kakak, Sahabatku, Keluarga Rizqon, dan tentunya Rizqon sendiri, mereka pun menangis.
Saat hari pemakamanku telah usai, Rizqon berbisik sambil menangis di batu nisanku “Sia, maafkan aku, seharusnya aku tidak pergi, seharusnya aku tetap bersamamu menjalani hari hari indah, aku sangat bodoh pada saat itu, kamu satu-satunya orang yang mencintaiku begitu besarnya, selalu memperjuangkanku, selalu ada di sampingku, selalu marah saat aku malas, selalu nangis saat tidak ada kabarku, selalu menerima kekuranganku. Tapi kenapa pada saat itu aku tidak bisa mencintaimu juga, bertapa bodohnya aku. Sekarang aku sangat menyesal, andai waktu bisa diulang, tak kan kusia-siakan wanita sepertimu. Aku juga sangat mencintaimu, kenapa kamu sekarang pergi tinggalkan aku disaat aku mulai mencintaimu? Aku sangat-sangat merindukanmu, tolong maafkan aku sia” ucap rizqon penuh dengan penyesalan.
Cerpen Karangan: Shela Monica Carolin
Facebook: https://www.facebook.com/shella.m.c1
Cinta Datang Terlambat
4/
5
Oleh
Unknown