Cerita yang Menyeramkan

Baca Juga :
    Judul Cerpen Cerita yang Menyeramkan

    Setiap orang punya hak untuk percaya bukan? Aku harap kau juga percaya dengan kisah yang akan aku sampaikan ini. Tentu sebelum kisah ini kuceritakan kau harus tahu darimana kisah ini berasal. Aku dapat kan kisah ini dari ayahku dan ayahku dapat dari ayahnya dan begitu seterusnya. Namun aku tak berniat membuat kau takut akan kisahku ini. Aku dulu juga takut pada kisah ini, saat itu aku masih anak-anak, apa aku salah jika aku takut?.

    Dulu ayahku pernah bercerita, dunia tempat tinggal kita ini akan hancur. Sudahlah kau boleh menganggap cerita ini hanya bualan semata, tapi berbeda denganku yang saat itu masih anak-anak. Kau pasti bisa memahami diriku bukan. Bolehkah aku mengisahkan hal ini pada kau? Aku anggap kau setuju, setidaknya kau dapat sebuah amanat dari bualan orang tua yang turun temurun dikisahkan.

    Langit yang biasa kau pandang, indah bukan? Sungguh sangat indah ciptaan Tuhan yang satu ini. Berhiaskan bintang-bintang yang bersinar, sungguh elok ciptaan Tuhan. Banyak lagu yang diciptakan hanya untuk menyanjung Langit bukan? Tapi hal yang tak pernah terpikirkan olehku dan juga oleh manusia lainnya mengapa kita menyanjung ciptaan Tuhan dan bukan Tuhan Yang Maha Pencipta?

    Kau tahu, jika kau saja yang melihat Langit yang mulai tua saja tersanjung, bagaimana rasanya kau menjadi si Bumi tua bangka yang hanya dapat melihatnya tanpa pernah bisa memilikinya? Kau tak perlu tertawa dengan apa yang barusan aku katakan, bayangkan saja dirimu sebagai bumi, kau diciptakan untuk berdampingan dengan Langit, namun kau tak bisa memilikinya, apa kau sekuat si Bumi tua bangka?

    Mungkin kau kira ini hanya dongeng yang tak masuk akal. Tapi bagi anak berumur tujuh tahun, ini bisa jadi sebuah imajinasi yang bahkan bisa membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tentu saja, bagi anak yang memiliki imajinasi dimana ia berpikir bahwa si Bumi tua bangka sedang jatuh cinta pada Langit yang elok.

    Terkadang hidup aneh bukan? Kau bisa melihat banyak orang melupakan hak, kewajiban dan tanggung jawabnya. Ketika hasrat yang sudah ada di dalam otakmu, kau akan melakukan segala cara untuk memenuhi hasrat tersebut bukan? Begitu juga dengan si Bumi tua bangka tersebut, ia terpesona akan Langit yang elok, dan ia ingin memilikinya. Apa si Tua bangka itu salah? Aku harap kau bisa memahaminya.

    Mungkin di dalam otakmu, kau menganggap bumi itu benda mati bukan? Baiklah aku juga menyadari cerita ini hanya bualan ketika usiaku beranjak dewasa, bodohnya aku bukan? Bisa menganggap bahwa si Bumi tua bangka bisa jatuh hati pada Langit yang elok. Jangan salahkan aku, tapi salahkan pengarang dongeng bodoh ini. Aku hanya ingin menceritakannya supaya kau dapat mendapat amanat dari dongeng ini, apa aku salah?.

    Si Bumi tua bangka dan Langit yang elok memang ditakdirkan selalu berdampingan tak pernah bisa bersatu, tapi apakah salah jika makhluk melewati batasannya? Aku harap kau bukan agamawan yang mengaitkan teori agama dengan dongeng ini. Ingat ini hanya dongeng pengantar tidur yang membawa mimpi buruk.

    Tua bangka itu, atau tepatnya si Bumi bodoh itu. Ia tak pernah sadar akan posisinya. Ia tak pernah berterima kasih pada Tuhan yang menciptakannya, ia malah memilih melebihi batas, bukankah sesuatu yang melebihi batas itu tak baik? Ya itulah yang terjadi, ketika si Bumi tua bangka mendekati langit yang terjadi hanya kekacauan di dalam dirinya.
    Karena itu Tuhan Yang Maha Kuasa menakdirkan bahwa Bumi hanya bisa berdampingan dengan Langit, tak pernah bisa berdampingan. Sungguh tragis bukan nasib si Bumi tua bangka kita?

    Kau boleh berharap Langit yang elok ibarat perempuan yang angkuh yang hanya memamerkan keindahan pada si Bumi yang ibarat pemuda dari kalangan bawah, dan menolak mentah-mentah keinginan si Bumi. Namun kau salah, Langit yang elok ibarat sosok putri kerajaan yang anggun dan baik hati, dimana sang raja adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Sungguh sebuah pengibaratan yang sangat pas sekali bukan?

    Kau tahu ketika si Bumi melewati batasannya dan Tuhan tahu, tentu Dia tahu karena Dia Yang Maha Tahu. Maka ketika Tuhan sudah berkehendak maka itulah yang akan terjadi. Bukankah aku sudah bilang bahwa Bumi dan Langit itu berdampingan namun tidak akan pernah saling memiliki?

    Karena itulah terciptalah sebuah satir yang membatasi pandangan Bumi dan Langit, atau yang biasa kalian kenal dengan awan itu. Cukup tragis bukan? Pada saat usiaku tujuh tahun aku takut karena kuanggap kehidupan akan berakhir karena Bumi dan Langit bersatu saat itu, namun aku salah karena sesuatu yang melewati batasan tidak akan pernah terjadi jika yang kau lawan adalah takdir Tuhan.

    Karena itulah aku mengisahkan ini pada kalian agar suatu saat kalian paham, atau bahkan setelah membaca kisah ini kalian mengerti bahwa sesuatu sudah ada kodratnya, dan sesuatu yang melewati batasan itu tidak baik. Cukup menyeramkan bukan?

    Cerpen Karangan: Nadhif Wardiansyah

    Artikel Terkait

    Cerita yang Menyeramkan
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email