Hadirnya

Baca Juga :
    Judul Cerpen Hadirnya

    Namaku Alya Nur Aini, aku seorang piatu, aku siswi SMPN 2 bina negara, aku merupakan siswi kelas 9F, kelas 9f adalah kelas unggulan di SMPN 2 bina negara. Aku sayang sekali kepada wali kelas 9F, beliau bernama Uswah Nazhira, dari kelas 7, aku suka memanggilnya “umi” entahlah. aku selalu merasakan hadirnya seorang ibu, ia juga seorang Janda yang memiliki satu anak lelaki yang juga seumuran denganku, anaknya bernama ‘Norman’, namun, aku tidak tau muka anaknya seperti apa. kareea ia tidak pernah memberitahuku.

    Suatu hari, aku diajak main ke rumah bu Uswah, disana, aku mencoba mencari foto keluarga bu Uswah. namun tak ada. aku sangat penasaran. “umi, kok gak ada ya foto umi dan anak umi?” tanyaku, “nanti kamu juga tau kok dee” jawabnya sambil tersenyum cantik sekali.

    Semenjak ada kegiatan bimbel, aku jadi jarang ngobrol sama Bu Uswah, “duh aku kangen nih sama bu Uswah” dalam hatiku sedih. Aku seperti merasakan rindu sosok ibu yang hadir dalam hidupku. Jam 14.55 bel pulang sekolah berbunyi, ayahku datang menjemput.

    ESOK, adalah UN aku berpikir kalau aku bisa dengan membayangkan bu Uswah menyemangatiku dan, akhirnya pada kelulusan aku mendapat nem tertinggi dan masuk ke SMA favoritku! aku sangat senang!, tapi ada satu hal yang akhirnya mengganjal di pikiranku terus menerus, ya, itu adalah bu Uswah, namun kelihatannya bu Uswah cuek padaku. “ya Allah, semoga aku bisa membanggakan umi suatu hari” doaku sangat berharap.

    Sekarang, aku sudah membuat KTP, yaa sudah 3 tahun aku tanpa umi, tapi aku tetap sabar, aku masih mengumpulkan prestasiku agar saat bertemu umi nanti, beliau akan bangga padaku.

    Suatu hari, aku sudah sangat tidak sabar untuk bertemu wali kelasku, tapi saat hendak pergi, ayahku melarang. “alya nanti saja perginya bareng sama ayah” ucap ayahku sambil memegang tanganku, aku hanya bisa patuh.

    Beberapa jam aku menunggu ayahku merapikan diri, tapi tak kunjung usai. “Ayah, kita jadi gak sih ke umi?” tanyaku yang sudah mulai kesal. “Bukan kita yang kesana, nak. tapi umi akan datang bersama anaknya” ucap ayah nada pelan, “Wah iyakah?! Bersama anaknyaaa?” Dalam hatiku senang sekali. aku tersenyum kegirangan. aku membayangkan anak lelaki bu Uswah terus mnerus.

    “tuk.. tuk.. tuk..” pintu diketuk. “assalamualaikum” lanjut salam 2 orang. Aku langsung berlari menuju pintu sampai-sampai tersandung kaki meja. “AW” teriakku. Ayahku membukakan pintu dan lalu menolongku. “hahaha dasar abg, melihat lelaki tampan ya, nak?” ledek ayahku, aku hanya bisa tersenyum menahan sakit. Ternyata benar, umi semakin cantik dan anaknya begitu tampan dan gagah, ya namanya “Norman”.

    Aku bercerita panjang sekali tentang masa SMA ku tanpa kehadiran umi ada suka ada duka, ia tertawa saat mendengarkan ceritaku dan akhirnya, 5 tahun kemudian aku menikah muda dengan anak umi. iya, anak wali kelasku, aku menikah muda agar tidak ada zina maupun dosa. ya, akhirnya umi benar menjadi ibuku, tetapi, ibu mertua.

    Cerpen Karangan: Annisaam
    Facebook: Annisaam
    Instagram: annmly.a

    Artikel Terkait

    Hadirnya
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email