Judul Cerpen Rasa Dalam Diam
Tiupan angin membawa helaian-helaian daun kuning yang gugur. Membawanya menari-nari kecil sebelum jatuh menyentuh tanah, dan saat daun menguning itu benar-benar jatuh saat itu pula langkah seorang gadis bertongkat terhenti. Gadis itu menikmati gelitikan angin yang menerpa wajahnya. Gadis itu bernama Cornia.
Ini hari ke 3 ia mendatangi tempat ini. Tempat yang dipenuhi rerumputan ilalang berbunga dan dikelilingi pohon yang berdaun seperti bintang, entah apa namanya ia pun tak memikirkan hal itu. Kalau bukan karena seseorang, ia mungkin tak akan pernah melihat tempat ini. Seseorang yang saat ini ia tunggu.
Lagi-lagi daun kuning terbang melewatinya, mengingatkannya pada kejadian 2 hari lalu. Kecelakaan kecil yang menyebabkan tulang kakinya sedikit bergeser dan mengharuskannya untuk memakai tongkat. Saat itu ia tengah menyeberangi jalan, tanpa ia sadari ada sepeda motor yang melaju kencang dan dalam sekejap motor itu menghantam kakinya. Lelaki pemilik motor itu tak lain adalah orang yang saat ini ia nanti.
Singkat cerita, lelaki itu membawanya ke rumah sakit dan berjanji akan merawat dan menyediakan apa yang ia butuhkan sampai ia sembuh. Alhasil ia meminta lelaki itu menjadi penjaganya. Berhubung sekolah mereka berbeda, ia meminta untuk dijemput di suatu tempat. Lelaki itu membawanya ke tempat ini yang kebetulan dekat dengan sekolahnya.
“udah lama nunggunya?” lamunan Cornia terhenti oleh suara lelaki yang baru saja ia lamunkan.
“gak juga, oh ya Key, sekarang antar aku ke toko buku ya, abis itu pulang”
“siip..” lelaki yang dipanggil Key itu segera membantunya berjalan ke motor.
“duuh.. Kok Key lama banget ya?” desah Cornia yang telah lama menunggu. Angin bertiup kencang dan menggugurkan daun bintang seperti sebelumnya, bedanya kali ini disertai awan gelap dan kilat. Tetes gerimis mulai turun, Cornia berlari-lari kecil untuk berteduh di bawah pohon dengan langkah sedikit terpincang.
“kapan sih Key datang?” keluhnya. Gerimis berganti hujan dan angin semakin kencang. Cornia pun mulai kebasahan.
1 jam berlalu, hujan mulai reda dan langit mulai disentuh cahaya jingga, namun Key tak kunjung datang. Cornia memutuskan untuk pulang dengan hati kecewa.
2 hari setelah itu, Key tak lagi mendapat kabar tentang Cornia. Key merasa bersalah, namun ia melakukan itu bukanlah tanpa alasan melainkan ada sesuatu. Berbagai hal ia lakukan untuk bertemu Cornia, tapi sia-sia, Cornia telah pindah ke luar kota.
3 bulan berlalu, lambat laun Key mulai terbiasa tanpa Cornia, namun rasa bersalah itu kini menjadi penyesalan dan rindu.
Tiba-tiba Key merindukan taman ilalang, tanpa pikir panjang ia langsung melaju kesana.
Hal yang sangat mengejutkan Key, melihat seorang perempuan bergaun toska berdiri di taman ilalang yang ia ingat hanya ia dan Cornia sajalah yang tahu tempat ini. Senyum merekah di bibirnya, ia tahu siapa perempuan itu.
“cornia” gumamnya. Saat perempuan itu berbalik ternyata dugaannya benar, namun wajah Key mendadak berubah melihat Cornia menghindar untuk segera pergi tanpa sepatah katapun.
“Cornia tunggu! Ada yang mau aku jelasin ke kamu, tentang semuanya”
“aku gak butuh penjelasan”
“kalau gak butuh, ngapain kamu kesini?” Cornia tercekat.
“sebenarnya ada sesuatu yang belum kamu tau, kalau sebenarnya aku sudah tau sama kamu jauh sebelum kecelakaan itu. Aku pertama kenal kamu saat kita masih kelas 1 SMA, sejak itu aku selalu merhatiin kamu hingga aku pindah sekolah, namun kamu gak menyadarinya. Hingga kecelakaan itu terjadi..”
“dan saat itu aku gak datang karena aku ditemui oleh sahabatku Ara, ia menyukaiku tapi aku menolaknya”
“kenapa kamu nolak dia?”
“karena kamu. Ada rasa yang belum bisa aku jelasin ke kamu. Bila sudah waktunya, aku akan jelasin semuanya” Cornia terdiam, kemudian tersenyum
“maaf Key.. Aku salah paham”
“aku juga minta maaf” sesaat seutas senyuman terukir di wajah keduanya
“aku juga ada rasa Key, yang belum bisa aku jelasin, biar waktu yang menjelaskannya, karena aku menyebutnya ‘rasa dalam diam’ ” batin Cornia Keduanya saling menatap penuh arti, dan daun kuning kembali terbang
Cerpen Karangan: Novita CK
Facebook: Novita Hariadi
Tiupan angin membawa helaian-helaian daun kuning yang gugur. Membawanya menari-nari kecil sebelum jatuh menyentuh tanah, dan saat daun menguning itu benar-benar jatuh saat itu pula langkah seorang gadis bertongkat terhenti. Gadis itu menikmati gelitikan angin yang menerpa wajahnya. Gadis itu bernama Cornia.
Ini hari ke 3 ia mendatangi tempat ini. Tempat yang dipenuhi rerumputan ilalang berbunga dan dikelilingi pohon yang berdaun seperti bintang, entah apa namanya ia pun tak memikirkan hal itu. Kalau bukan karena seseorang, ia mungkin tak akan pernah melihat tempat ini. Seseorang yang saat ini ia tunggu.
Lagi-lagi daun kuning terbang melewatinya, mengingatkannya pada kejadian 2 hari lalu. Kecelakaan kecil yang menyebabkan tulang kakinya sedikit bergeser dan mengharuskannya untuk memakai tongkat. Saat itu ia tengah menyeberangi jalan, tanpa ia sadari ada sepeda motor yang melaju kencang dan dalam sekejap motor itu menghantam kakinya. Lelaki pemilik motor itu tak lain adalah orang yang saat ini ia nanti.
Singkat cerita, lelaki itu membawanya ke rumah sakit dan berjanji akan merawat dan menyediakan apa yang ia butuhkan sampai ia sembuh. Alhasil ia meminta lelaki itu menjadi penjaganya. Berhubung sekolah mereka berbeda, ia meminta untuk dijemput di suatu tempat. Lelaki itu membawanya ke tempat ini yang kebetulan dekat dengan sekolahnya.
“udah lama nunggunya?” lamunan Cornia terhenti oleh suara lelaki yang baru saja ia lamunkan.
“gak juga, oh ya Key, sekarang antar aku ke toko buku ya, abis itu pulang”
“siip..” lelaki yang dipanggil Key itu segera membantunya berjalan ke motor.
“duuh.. Kok Key lama banget ya?” desah Cornia yang telah lama menunggu. Angin bertiup kencang dan menggugurkan daun bintang seperti sebelumnya, bedanya kali ini disertai awan gelap dan kilat. Tetes gerimis mulai turun, Cornia berlari-lari kecil untuk berteduh di bawah pohon dengan langkah sedikit terpincang.
“kapan sih Key datang?” keluhnya. Gerimis berganti hujan dan angin semakin kencang. Cornia pun mulai kebasahan.
1 jam berlalu, hujan mulai reda dan langit mulai disentuh cahaya jingga, namun Key tak kunjung datang. Cornia memutuskan untuk pulang dengan hati kecewa.
2 hari setelah itu, Key tak lagi mendapat kabar tentang Cornia. Key merasa bersalah, namun ia melakukan itu bukanlah tanpa alasan melainkan ada sesuatu. Berbagai hal ia lakukan untuk bertemu Cornia, tapi sia-sia, Cornia telah pindah ke luar kota.
3 bulan berlalu, lambat laun Key mulai terbiasa tanpa Cornia, namun rasa bersalah itu kini menjadi penyesalan dan rindu.
Tiba-tiba Key merindukan taman ilalang, tanpa pikir panjang ia langsung melaju kesana.
Hal yang sangat mengejutkan Key, melihat seorang perempuan bergaun toska berdiri di taman ilalang yang ia ingat hanya ia dan Cornia sajalah yang tahu tempat ini. Senyum merekah di bibirnya, ia tahu siapa perempuan itu.
“cornia” gumamnya. Saat perempuan itu berbalik ternyata dugaannya benar, namun wajah Key mendadak berubah melihat Cornia menghindar untuk segera pergi tanpa sepatah katapun.
“Cornia tunggu! Ada yang mau aku jelasin ke kamu, tentang semuanya”
“aku gak butuh penjelasan”
“kalau gak butuh, ngapain kamu kesini?” Cornia tercekat.
“sebenarnya ada sesuatu yang belum kamu tau, kalau sebenarnya aku sudah tau sama kamu jauh sebelum kecelakaan itu. Aku pertama kenal kamu saat kita masih kelas 1 SMA, sejak itu aku selalu merhatiin kamu hingga aku pindah sekolah, namun kamu gak menyadarinya. Hingga kecelakaan itu terjadi..”
“dan saat itu aku gak datang karena aku ditemui oleh sahabatku Ara, ia menyukaiku tapi aku menolaknya”
“kenapa kamu nolak dia?”
“karena kamu. Ada rasa yang belum bisa aku jelasin ke kamu. Bila sudah waktunya, aku akan jelasin semuanya” Cornia terdiam, kemudian tersenyum
“maaf Key.. Aku salah paham”
“aku juga minta maaf” sesaat seutas senyuman terukir di wajah keduanya
“aku juga ada rasa Key, yang belum bisa aku jelasin, biar waktu yang menjelaskannya, karena aku menyebutnya ‘rasa dalam diam’ ” batin Cornia Keduanya saling menatap penuh arti, dan daun kuning kembali terbang
Cerpen Karangan: Novita CK
Facebook: Novita Hariadi
Rasa Dalam Diam
4/
5
Oleh
Unknown