Judul Cerpen Kisah Dari Desa
Ketika cahaya pagi mulai masuk melewati tirai kamarku aku segera terbangun untuk berolahraga, karena hari ini adalah hari pertama libur panjang.
“Pagi nesha, mau olahraga ya?” tanya mama padaku. “Iya ma, berangkat dulu ya ma” kataku. “Iya, hati-hati”
Setelah berolahraga aku segera bersiap, karena mama dan papa akan mengajakku ke rumah nenek di desa.
“Ayo nesha kamu lama sekali” kata papa meledekku. “Iya pa ini lagi nungguin kak rega”. Kak rega adalah kakak kesayanganku, dia sekarang kuliah fakultas teknik di bandung. “Kak rega cepetan” kataku sembari mengetuk pintu kamar kak rega. “Iya nesha ini udah siap, bawel kamu”.
Kami mulai berangkat ke desa itu, sebenarnya aku malas sekali karena di desa itu pasti tidak enak.
3 jam kemudian…
“Rega nesha ayo turun” ajak mama. “Iya ma” kata kami. “Mama papa pulang dulu ya, baik-baik di sini, jangan ngrepotin nenek” pamit papa. “Iya ma pa tenang aja” kata kak rega.
Aku mulai jalan-jalan menyusuri sebuah jalan kecil di pertengahan sawah, mungkin karena aku mulai jenuh di rumah nenek, saat berjalan tak sengaja aku bertabrakan dengan seorang pria yang entah kapan datangnya.
“Aduh”
“Maaf ya aku gak sengaja” sembari menolongku yang terjatuh
“Iya gak papa kok” ucapku
“Kamu bukan orang sini ya?” tanyanya lagi
“Aku ke rumah nenekku”.
Tak lama kami ngobrol dan berkenalan, kak rega menyusulku dan mengajakku makan siang.
“Nesha kamu dicariin juga malah di sini lagi”
“Lagian aku males kak” ucapku sambil menggerutu
“Kamu rega syaputra kan” kata devan laki-laki yang menabrakku tadi
“Iya kamu devan ya, lama tak bertemu apa kabar?”
“Aku baik. Oh jadi nesha itu adik kamu?” tanya devan
“Iya, kamu kenal ya sama si bawel”
“Apaan sih kak” ucapku tidak terima.
Setelah lama aku mulai sahabatan dengan devan, aku juga sering cerita tentang cowok mana yang aku sukai. Kami juga sering jalan-jalan di sekitar desa hanya sekedar melihat pemandangan.
Hari ini devan mengajakku ke kebun teh di puncak.
“Kamu sering ke sini ya?”. Tanyaku
“Hanya sesekali saja kok, lagian gak ada temen juga”
“Emang kamu gak punya pacar apa van?” tanyaku kepo
“Gak punya. Kalo kamu?” tanya devan
“Aku gak punya, tapi aku suka sama seseorang”. Seseorang itu ialah billy yang kemarin menolongku, dia juga temanku sejak kecil dulu.
“Siapa nes?”
“Aku suka sama billy van” ucap nesha
Seketika perasaan devan campur aduk, dia menyukai nesha sejak awal bertemu, tapi ternyata nesha menyukai billy yang juga temannya sediri. Dengan berat hati devan mengatakan akan membantu nesha agar dekat dengan billy.
“Serius van kamu mau bantuin aku?” seakan tak percaya aku menanyakan lagi pada devan.
“Iya” ucapnya pasrah
Devan ke rumah billy dan menceritakan kalau nesha menyukainya sejak dulu, tetapi billy sudah memiliki kekasih dan lagipula dia tak pernah suka sama vanesha.
“Aku mohon bil kamu adalah cinta nesha, ajak dia jalan ya sekali aja demi aku, aku suka sama nesha, aku mau dia bahagia” pinta devan
“Tapi aku gak bisa, kenapa aih kamu gak bilang aja sama dia”
“Aku gak mau dia membenciku” kata devan
“Okelah sekali aja ya”
“Iya, makasih ya”. Sore ini billy mengajakku jalan-jalan, senang sekali rasanya, aku pun bersiap dan memilih baju yang paling bagus menurutku.
“Mau kemana nes?” tanya kak rega
“Aku mau jalan-jalan sama billy dong. Emang kakak jomblo akut” ledekku
“Awas ya kamu”. Billy menjemputku dan pamit dengan nenek, kemudian kami berangkat jalan ke pasar malam, karena saat itu sedang ada pasar malam.
“Makasih ya bil kamu mau ngajak aku ke sini”
“Iya nes” ucap billy datar. Setelah lama berjalan-jalan kami berhenti sejenak
“Nes aku mau ngomong sama kamu” seketika jantung nesha berdegup kencang.
“Kamu mau ngomong apa?” kata nesha sambil gugup. “Maaf nes anggap aja ini terakhir kita jalan berdua, aku sudah punya pacar nes” kata billy
Tanpa mengucap sepatah kata pun nesha berlari sambil menangis, dia berhenti di trotoar jalan dan tak sengaja bertemu devan.
“Nes kamu kenapa?” tanya devan cemas
Nesha langsung memeluk devan “Van apa salahku kenapa billy ngajak jalan kalau dia udah punya pacar” kata nesha sembari terus menagis.
“Maafin aku nes, aku yang nyuruh billy ngajak kamu jalan, karena aku tau kalau kamu itu sayang sama billy” jelas devan.
“Kamu jahat van” dia berlari pulang dan langsung masuk kamar hingga kakaknya bingung sekali. “Nes kamu kenapa?”
Hatiku sangat sakit ternyata aku dibohongi oleh billy dan devan. Ketika aku menenangkan pikiranku di kebun teh, tiba-tiba billy datang menghapiri aku
“Mau ngapain kamu ke sini” kataku sinis
“Aku tau aku salah, tapi kamu gak bisa terus-terusan marah sama devan. Dia ngelakuin ini karena dia suka sama kamu” jelas billy
“Tapi kenapa dia nyuruh kamu, kenapa dia gak ngomong”
“Karena dia sangat mencintaimu dan gak mau kalau persahabatan kamu rusak”
Setelah itu aku berlari menuju rumah devan. Tetapi dia sudah pulang ke bandung.
3 hari kemudian aku dan kak rega pulang ke bandung, aku pun mulai mencari alamat devan. Kudatangi rumahnya
Tok tok tok, seseorang keluar rumah
“Bu devan nya ada?” tanyaku pada seseorang yang ternyata ibu devan
“Oh devannya masih basket nak. Apa mau nunggu di sini dulu?”. Kata ibu itu ramah
“Gak usah bu saya titip ini saja ya” sambil menyodorkan surat
Beberapa jam kemudian
“Ma devan pulang”
“Eh tadi ada yang nyariin kamu dia nitip ini sama mama”
“Siapa ma? Makasih suratnya” sambil membuka surat itu
Van ini aku nesha. Kamu apa kabar, kenapa sih kamu tiba-tiba pergi tanpa pamit. Kamu juga gak bulang kalau kamu suka sama aku. Aku tau dari billy van, maafin aku ya
Nesha.
Devan bertanya pada rega kemana perginya nesha, “Halo ga nesha di rumah gak?”
“Dia lagi di taman van. Susul dia ya, dia murung terus dari kemarin” pinta rega. Dan benar saja nesha sendirian di taman malam itu.
“Nesha…” panggil lelaki tampan itu
“Van kamu ke mana aja aku nyariin kamu dari kemarin, aku sayang juga sama kamu” ucap nesha nyerocos
“Maafin aku ya pergi gak pamit, aku cuma gak mau aja kalau gara-gara aku persahabatan kita rusak. Asal kamu tau aku sebenarnya orang bandung asli tapi aku sengaja ke desa karena aku suka sama kamu dari dulu. Sejak kamu main ke rumah della.”
“Della vania dia saudara kamu van?”
“Iya. Kamu mau kan jadi pacarku?”
Jantungku berdegup kencang dan kujawab “Iya van aku mau”
Tamat
Cerpen Karangan: Nurul Ikfatin
Facebook: nurul fatin
Ketika cahaya pagi mulai masuk melewati tirai kamarku aku segera terbangun untuk berolahraga, karena hari ini adalah hari pertama libur panjang.
“Pagi nesha, mau olahraga ya?” tanya mama padaku. “Iya ma, berangkat dulu ya ma” kataku. “Iya, hati-hati”
Setelah berolahraga aku segera bersiap, karena mama dan papa akan mengajakku ke rumah nenek di desa.
“Ayo nesha kamu lama sekali” kata papa meledekku. “Iya pa ini lagi nungguin kak rega”. Kak rega adalah kakak kesayanganku, dia sekarang kuliah fakultas teknik di bandung. “Kak rega cepetan” kataku sembari mengetuk pintu kamar kak rega. “Iya nesha ini udah siap, bawel kamu”.
Kami mulai berangkat ke desa itu, sebenarnya aku malas sekali karena di desa itu pasti tidak enak.
3 jam kemudian…
“Rega nesha ayo turun” ajak mama. “Iya ma” kata kami. “Mama papa pulang dulu ya, baik-baik di sini, jangan ngrepotin nenek” pamit papa. “Iya ma pa tenang aja” kata kak rega.
Aku mulai jalan-jalan menyusuri sebuah jalan kecil di pertengahan sawah, mungkin karena aku mulai jenuh di rumah nenek, saat berjalan tak sengaja aku bertabrakan dengan seorang pria yang entah kapan datangnya.
“Aduh”
“Maaf ya aku gak sengaja” sembari menolongku yang terjatuh
“Iya gak papa kok” ucapku
“Kamu bukan orang sini ya?” tanyanya lagi
“Aku ke rumah nenekku”.
Tak lama kami ngobrol dan berkenalan, kak rega menyusulku dan mengajakku makan siang.
“Nesha kamu dicariin juga malah di sini lagi”
“Lagian aku males kak” ucapku sambil menggerutu
“Kamu rega syaputra kan” kata devan laki-laki yang menabrakku tadi
“Iya kamu devan ya, lama tak bertemu apa kabar?”
“Aku baik. Oh jadi nesha itu adik kamu?” tanya devan
“Iya, kamu kenal ya sama si bawel”
“Apaan sih kak” ucapku tidak terima.
Setelah lama aku mulai sahabatan dengan devan, aku juga sering cerita tentang cowok mana yang aku sukai. Kami juga sering jalan-jalan di sekitar desa hanya sekedar melihat pemandangan.
Hari ini devan mengajakku ke kebun teh di puncak.
“Kamu sering ke sini ya?”. Tanyaku
“Hanya sesekali saja kok, lagian gak ada temen juga”
“Emang kamu gak punya pacar apa van?” tanyaku kepo
“Gak punya. Kalo kamu?” tanya devan
“Aku gak punya, tapi aku suka sama seseorang”. Seseorang itu ialah billy yang kemarin menolongku, dia juga temanku sejak kecil dulu.
“Siapa nes?”
“Aku suka sama billy van” ucap nesha
Seketika perasaan devan campur aduk, dia menyukai nesha sejak awal bertemu, tapi ternyata nesha menyukai billy yang juga temannya sediri. Dengan berat hati devan mengatakan akan membantu nesha agar dekat dengan billy.
“Serius van kamu mau bantuin aku?” seakan tak percaya aku menanyakan lagi pada devan.
“Iya” ucapnya pasrah
Devan ke rumah billy dan menceritakan kalau nesha menyukainya sejak dulu, tetapi billy sudah memiliki kekasih dan lagipula dia tak pernah suka sama vanesha.
“Aku mohon bil kamu adalah cinta nesha, ajak dia jalan ya sekali aja demi aku, aku suka sama nesha, aku mau dia bahagia” pinta devan
“Tapi aku gak bisa, kenapa aih kamu gak bilang aja sama dia”
“Aku gak mau dia membenciku” kata devan
“Okelah sekali aja ya”
“Iya, makasih ya”. Sore ini billy mengajakku jalan-jalan, senang sekali rasanya, aku pun bersiap dan memilih baju yang paling bagus menurutku.
“Mau kemana nes?” tanya kak rega
“Aku mau jalan-jalan sama billy dong. Emang kakak jomblo akut” ledekku
“Awas ya kamu”. Billy menjemputku dan pamit dengan nenek, kemudian kami berangkat jalan ke pasar malam, karena saat itu sedang ada pasar malam.
“Makasih ya bil kamu mau ngajak aku ke sini”
“Iya nes” ucap billy datar. Setelah lama berjalan-jalan kami berhenti sejenak
“Nes aku mau ngomong sama kamu” seketika jantung nesha berdegup kencang.
“Kamu mau ngomong apa?” kata nesha sambil gugup. “Maaf nes anggap aja ini terakhir kita jalan berdua, aku sudah punya pacar nes” kata billy
Tanpa mengucap sepatah kata pun nesha berlari sambil menangis, dia berhenti di trotoar jalan dan tak sengaja bertemu devan.
“Nes kamu kenapa?” tanya devan cemas
Nesha langsung memeluk devan “Van apa salahku kenapa billy ngajak jalan kalau dia udah punya pacar” kata nesha sembari terus menagis.
“Maafin aku nes, aku yang nyuruh billy ngajak kamu jalan, karena aku tau kalau kamu itu sayang sama billy” jelas devan.
“Kamu jahat van” dia berlari pulang dan langsung masuk kamar hingga kakaknya bingung sekali. “Nes kamu kenapa?”
Hatiku sangat sakit ternyata aku dibohongi oleh billy dan devan. Ketika aku menenangkan pikiranku di kebun teh, tiba-tiba billy datang menghapiri aku
“Mau ngapain kamu ke sini” kataku sinis
“Aku tau aku salah, tapi kamu gak bisa terus-terusan marah sama devan. Dia ngelakuin ini karena dia suka sama kamu” jelas billy
“Tapi kenapa dia nyuruh kamu, kenapa dia gak ngomong”
“Karena dia sangat mencintaimu dan gak mau kalau persahabatan kamu rusak”
Setelah itu aku berlari menuju rumah devan. Tetapi dia sudah pulang ke bandung.
3 hari kemudian aku dan kak rega pulang ke bandung, aku pun mulai mencari alamat devan. Kudatangi rumahnya
Tok tok tok, seseorang keluar rumah
“Bu devan nya ada?” tanyaku pada seseorang yang ternyata ibu devan
“Oh devannya masih basket nak. Apa mau nunggu di sini dulu?”. Kata ibu itu ramah
“Gak usah bu saya titip ini saja ya” sambil menyodorkan surat
Beberapa jam kemudian
“Ma devan pulang”
“Eh tadi ada yang nyariin kamu dia nitip ini sama mama”
“Siapa ma? Makasih suratnya” sambil membuka surat itu
Van ini aku nesha. Kamu apa kabar, kenapa sih kamu tiba-tiba pergi tanpa pamit. Kamu juga gak bulang kalau kamu suka sama aku. Aku tau dari billy van, maafin aku ya
Nesha.
Devan bertanya pada rega kemana perginya nesha, “Halo ga nesha di rumah gak?”
“Dia lagi di taman van. Susul dia ya, dia murung terus dari kemarin” pinta rega. Dan benar saja nesha sendirian di taman malam itu.
“Nesha…” panggil lelaki tampan itu
“Van kamu ke mana aja aku nyariin kamu dari kemarin, aku sayang juga sama kamu” ucap nesha nyerocos
“Maafin aku ya pergi gak pamit, aku cuma gak mau aja kalau gara-gara aku persahabatan kita rusak. Asal kamu tau aku sebenarnya orang bandung asli tapi aku sengaja ke desa karena aku suka sama kamu dari dulu. Sejak kamu main ke rumah della.”
“Della vania dia saudara kamu van?”
“Iya. Kamu mau kan jadi pacarku?”
Jantungku berdegup kencang dan kujawab “Iya van aku mau”
Tamat
Cerpen Karangan: Nurul Ikfatin
Facebook: nurul fatin
Kisah Dari Desa
4/
5
Oleh
Unknown