Misteri Kakek Berkepala Botak

Baca Juga :
    Judul Cerpen Misteri Kakek Berkepala Botak

    “Kia sayang, ayo sarapan dulu” seperti biasa, mama sudah menyiapkan sarapanku. “Ya ma” jawabku. Aku segera melahap habis sarapanku lalu pergi ke taman.

    “Holdie! Holdie!” aku memanggil anjing kecilku berwarna coklat. Guk! guk! tiba-tiba ada anjing melintas di belakangku. “Holdie, ini sarapanmu” kataku. “KIA! TOLONG AMBIL KARPET BIRU DI GUDANG!” teriak mama. Aku pun berjalan ke gudang meninggalkan Holdie.

    Kriet! pintu gudang kubuka. ‘Em, sudah lama tidak terpakai ya’ gumamku. Aku segera mengambil karpet biru dan langsung keluar. Deg! aku kaget. Ada suara lemari terbuka di belakangku. ‘Siapa ya?’ gumamku lagi. Aku segera lari ke luar menuju rumah.

    Hosh! hosh! ini ma karpetnya” ucapku sambil ngos-ngosan. “Kamu kenapa?” tanya mama. “Aku melihat kakek berkepala botak di gudang” kataku. “Hahahaha.. leluconmu itu. Tidak ada hantu Kia. Mungkin khayalamu saja” kata mama. “Benar ma, aku melihatnya memakai kepalaku sendiri” kataku lagi.

    “Kia, temani nenek boleh?” tanya nenek. “Nenek percaya tidak?” tanyaku. “Percaya. Ayo cepat” ucap nenek. “Kita akan kemana nek?” tanyaku. “Kita akan ke Toko Arbeque” jawab nenek.

    “Sudah sampai” ucap nenek. “Ini?” tanyaku tidak percaya. “Tentu saja. Ini toko kakekmu dulu Kia sayang” kata nenek. “Lihat, ada diary kakek nek. Coba kubuka ya” kataku. Nenek mengangguk.

    Isinya: ‘Dear Kiazky Prisca, cucu kakek. Sebenarnya, kakek merindukan Kia. Tapi, waktu tidak terasa. Kakek pengen Kia menjaga gudang belakang rumahmu dan toko kakek ini. Gudang itu adalah warisan kakek dan nenek buyutmu. Jadi, gudang dan toko ini sudah menjadi milikmu jika kau sudah besar nak. Sekarang masih dimiliki ibumu. Kakek pengen Toko Arbeque laris seperti biasanya. Itu saja. Dari kakekmu’

    “Ya kek, aku akan menjaganya” kataku sedih. “Nah, hantu kakek berkepala botak itu siapa nek?” tanyaku. “Nenek nggak tahu. Nenek tahunya kakekmu itu bemusuhan dengan toko sebelah. Gara-gara toko ini laris daipada toko sebelah” kata nenek. “Coba kita ke sebelah nek” kataku. Aku dan nenekku pergi menuju toko sebelah. Tiba-tiba ada tulisan ‘Dilarang masuk!’ yang tertempel di pintunya. “Ada kertas” kataku. Aku pun membacanya.

    ‘Aku sudah menggentayagi gudang milik Dr. Kelvin. Aku masih sebal dengannya karena tokonya laris dan dikerebuti banyak orang. Cucuku, Son Granger di San Francisco. Aku ingin kau ke sini dan bergabung denganku. Kepalaku botak karena aku sedang mengidap kanker otak yang cukup parah. Aku tidak punya biaya. Lalu tiba-tiba aku meninggal. Cucuku, kau harus ke Pemakaman Kolsis. Itu saja. ~ Mr. Jojo’

    ‘Hm, jadi kakek berkepala botak itu Mr. Jojo rupanya’ gumamku. “Ada nomor telepon” kataku. ‘Son Granger: 0886215 atau Mr. Jojo: 2301226’. “Keren! apakah aku boleh meneleponnya?” tanyaku. “Tentu” kata nenek.

    Drrt! drrt! ‘Halo? Kia! TOLONG!’. ‘Telepon dari mama!’ gumamku. “Nek ayo kita pulang! ada bahaya di rumah” kataku. “Ok” jawab nenek. Aku dan nenek pun segera pulang.

    “Tolong!” teriak seseorang. Aku menghampirinya. ‘Tidak ada siapa-siapa! Tidak mungkin’ gumamku. “Kia! Ayo makan!” teriak mama. Aku segera memasuki rumah. “Mama? mama tidak apa-apa? kok mama meneleponku?” tanyaku. “Meneleponmu? kau tidak bercanda kan? mama sedari tadi tidur lo” ucap mama heran. ‘Kok? perasaanku jadi aneh ya?’ gumamku. Aku tidak mengerti soal ini. Terus siapa yang meneleponku? dan siapa yang berteriak meminta tolong? tetapi aku melupakannya dengan begitu cepat. Aneh!

    TAMAT

    Cerpen Karangan: Citra Riana Putri

    Artikel Terkait

    Misteri Kakek Berkepala Botak
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email