Judul Cerpen Pengorbanan Yang Tak Seharusnya
“Ditha? Kau mau gak jadi pacarku?”
Kalimat itu langsung terlontar dari mulutnya saat bel istirahat telah berbunyi, kalimat yang membuat hatiku bingung tak karuan. Ardi, anak laki-laki yang akhir-akhir ini mencari perhatianku. Dia selalu mencoba menarik ulur hatiku, tapi aku selalu mencoba lari dari hal itu. Mengapa demikian? Aku bukan tipe perempuan yang disukainya, aku tomboy, pemarah, suka mukul orang dan benar-benar tidak feminin. Sedangkan dari yang kutau oleh kawannya, yang Ardi suka ialah perempuan yang baik, lembut dan feminin. Dan aku benar-benar tidak menyangka Ardi akan mengatakan kalimat itu padaku.
“Ardi, kan aku bukan tipe cewek yang kau suka?” jawabku menantang
“Tapi aku suka kok samamu” katanya memohon
Karena aku mendengar kata-kata Ardi aku pun mencoba membuka hati padanya.
“Aku bakal nerima kau, tapi izinkan aku untuk berubah jadi yang kau mau ya?”
“Buat apa Dith?”
“Biar aku bisa jadi yang lebih baik buatmu”
“Oke lah, Ditha. Aku terima keputusanmu. Aku janji buat nunggu kau”
Selama berhari-hari aku mencoba menjadi yang terbaik untuknya, aku belajar untuk jadi feminin, aku mencoba agar tidak kasar, aku berhenti jadi tomboy.
Aku pun berniat menemui Ardi saat kurasa aku sudah cukup jadi yang terbaik, tiba-tiba beberapa orang perempuan menghampiri aku saatku masih di dalam kelasku.
“Hey, kau Ditha kan? Yang cari-cari perhatian sama Ardi!” bentak seseorang
“Aku gak cari perhatian kok, dia yang cari perhatian malah dia nembak aku” kucoba menjawab lembut seperti yang kupelajari selama ini
“Yang jelas, sekarang aku resmi jadi pacar Ardi ngerti kan?” kata yang satunya lagi menantangku
“Pokoknya jangan lagi kau dekat sama Ardi, dia udah jadi pacar kawanku!” kata yang satu lagi sambil mendorongku ke dinding kelas. Aku menangis, dan mereka pun meninggalkanku.
Lalu Ardi tiba-tiba datang untuk melihatku
“Dith, aku di sini karena kata kawanku tadi, orang Ayu ngelabrak kau ya?”
Aku menghapus air mataku dan mencoba tegar di hadapannya
“Oh, yang tadi itu namanya Ayu? Pacar barumu kan?”
“Dith, aku gak berniat untuk nyakitin hatimu”
“Tapi udah terlanjur sakit hatiku, Di”
“Kau kok gak ngelawan Ditha? Kau kan harusnya bisa ngelawan!” katanya
“Aku gak bisa, Di. Aku dah terlanjur berubah. Aku udah berubah, demi kau, tapi ini balasanmu. Harusnya kudengar kata hatiku saat pertama ketemu kau, untuk gak ngebuka hatiku untukmu. Tapi mana janjimu? Sekarang aku minta kau pergi, pergi dari hidupku!”
Ardi pun meninggalkanku dengan rasa bersalah yang teramat dalam setelah memegang erat tanganku. Jika kupikir-pikir lagi, mengapa aku bisa sebodoh ini untuk membuka hati pada orang yang salah. Yang benar-benar salah.
Selesai
Cerpen Karangan: Mery Kristian Agustina Hutagalung
Facebook: Mery Kristianagustinaa
“Ditha? Kau mau gak jadi pacarku?”
Kalimat itu langsung terlontar dari mulutnya saat bel istirahat telah berbunyi, kalimat yang membuat hatiku bingung tak karuan. Ardi, anak laki-laki yang akhir-akhir ini mencari perhatianku. Dia selalu mencoba menarik ulur hatiku, tapi aku selalu mencoba lari dari hal itu. Mengapa demikian? Aku bukan tipe perempuan yang disukainya, aku tomboy, pemarah, suka mukul orang dan benar-benar tidak feminin. Sedangkan dari yang kutau oleh kawannya, yang Ardi suka ialah perempuan yang baik, lembut dan feminin. Dan aku benar-benar tidak menyangka Ardi akan mengatakan kalimat itu padaku.
“Ardi, kan aku bukan tipe cewek yang kau suka?” jawabku menantang
“Tapi aku suka kok samamu” katanya memohon
Karena aku mendengar kata-kata Ardi aku pun mencoba membuka hati padanya.
“Aku bakal nerima kau, tapi izinkan aku untuk berubah jadi yang kau mau ya?”
“Buat apa Dith?”
“Biar aku bisa jadi yang lebih baik buatmu”
“Oke lah, Ditha. Aku terima keputusanmu. Aku janji buat nunggu kau”
Selama berhari-hari aku mencoba menjadi yang terbaik untuknya, aku belajar untuk jadi feminin, aku mencoba agar tidak kasar, aku berhenti jadi tomboy.
Aku pun berniat menemui Ardi saat kurasa aku sudah cukup jadi yang terbaik, tiba-tiba beberapa orang perempuan menghampiri aku saatku masih di dalam kelasku.
“Hey, kau Ditha kan? Yang cari-cari perhatian sama Ardi!” bentak seseorang
“Aku gak cari perhatian kok, dia yang cari perhatian malah dia nembak aku” kucoba menjawab lembut seperti yang kupelajari selama ini
“Yang jelas, sekarang aku resmi jadi pacar Ardi ngerti kan?” kata yang satunya lagi menantangku
“Pokoknya jangan lagi kau dekat sama Ardi, dia udah jadi pacar kawanku!” kata yang satu lagi sambil mendorongku ke dinding kelas. Aku menangis, dan mereka pun meninggalkanku.
Lalu Ardi tiba-tiba datang untuk melihatku
“Dith, aku di sini karena kata kawanku tadi, orang Ayu ngelabrak kau ya?”
Aku menghapus air mataku dan mencoba tegar di hadapannya
“Oh, yang tadi itu namanya Ayu? Pacar barumu kan?”
“Dith, aku gak berniat untuk nyakitin hatimu”
“Tapi udah terlanjur sakit hatiku, Di”
“Kau kok gak ngelawan Ditha? Kau kan harusnya bisa ngelawan!” katanya
“Aku gak bisa, Di. Aku dah terlanjur berubah. Aku udah berubah, demi kau, tapi ini balasanmu. Harusnya kudengar kata hatiku saat pertama ketemu kau, untuk gak ngebuka hatiku untukmu. Tapi mana janjimu? Sekarang aku minta kau pergi, pergi dari hidupku!”
Ardi pun meninggalkanku dengan rasa bersalah yang teramat dalam setelah memegang erat tanganku. Jika kupikir-pikir lagi, mengapa aku bisa sebodoh ini untuk membuka hati pada orang yang salah. Yang benar-benar salah.
Selesai
Cerpen Karangan: Mery Kristian Agustina Hutagalung
Facebook: Mery Kristianagustinaa
Pengorbanan Yang Tak Seharusnya
4/
5
Oleh
Unknown