Judul Cerpen Happy Birthday Nadia
KRINGGGG!!!
Bel tanda istirahat pun berbunyi. Aku, Fika, dan Ghani berjalan beriringan menuju kantin. “Eh, temen-temen, besok ultahnya Nadia kan?” Ucap Ghani mengawali pembicaraan. Aku dan Fika pun baru sadar bahwa sebentar lagi Nadia akan berulang tahun. “Benar juga. Apa ya yang harus kita lakukan?” Balasku. Fika dan Ghani hanya diam. Mereka belum punya ide untuk merayakan ulang tahun Nadia. Suasana hening beberapa saat. “Bagaimana kalau kita mengerjai Nadia? Sekali-kali lah.” Ucap Fika memecah keheningan. “Tapi, aku kasihan sama Nadia kalau kita mengerjainya.” Balas Ghani ekspresi kurang setuju. Fika hanya tersenyum, dan berbisik di telinga Ghani. Ghani pun tersenyum mendengar rencana Fika tersebut. Aku hanya menatap heran, sebagai kode untuk Fika supaya memberitahuku tentang rencananya. Fika langsung berbisik kepadaku. Aku pun mengangguk tanda mengerti.
“Jadi, kapan kita akan melaksanakan rencana itu?” Tanyaku. “Mulai hari ini saja.” Usul Ghani. Aku dan Fika pun hanya mengangguk.
Tiba-tiba Nadia datang dengan ekspresi bahagia. Kamu pun saling bertatapan dan segera melaksanakan rencana yang tadi disusun oleh Fika. “Eh, Fik, gimana kondisi ayah kamu?” Tanya ku tanpa mempedulikan Nadia yang berdiri di dekatku. “Alhamdulillah, Ra, sudah lebih mendingan.” Nadia yang merasa tidak dihiraukan pun pergi meninggalkan kami dengan wajah cemberut.
Sepulang sekolah kami langsung pergi ke rumah masing masing. Sesampainya di rumah, aku langsung membuka celenganku untuk mengambil beberapa uang untuk membeli kado ulang tahun untuk Nadia. Aku berpikir untuk memberikan sebuah boneka. Aku berpamitan dengan Ibu, untuk pergi sebentar. Ibu pun mengizinkan. Aku pergi ke toko boneka dekat SD tempat aku bersekolah. Jaraknya hanya sekitar 500 meter dari rumahku. Aku berkeliling mencari boneka yang cocok untuk Nadia. Sampai aku menemukan boneka beruang yang lucu. Aku segera mengambilnya dan membayarnya di kasir. Setelah mendapatkan barang yang aku inginkan, aku pergi dari sana dan segera pulang.
Keesokan harinya, aku berangkat sekolah pagi-pagi untuk menyusun rencana lanjutan. Di dalam kelas ternyata Fika dan Ghani sudah datang. Kami pun berkumpul dan mengatur rencana. Hingga akhirnya, Nadia datang, dan tersenyum ramah kepada kami. Kami tidak mengindahkan senyuman nya pada kami. Nadia hanya bersikap biasa saja saat mendapati kamu yang mengabaikannya. Sebenarnya, Nadia hendak duduk di sampingku, namun karena aku tidak mengajak dia bicara dia melewatiku dan BRAKK!! Nadia jatuh, dia tampak kesakitan karena dengan sengaja aku menyandung kaki Nadia. Nadia berdiri dan berkata “Kamu sengaja menyandung ku, ya?” “Ah, tidak, kamu nya aja yang tidak hati-hati!” Mendengar jawabanku itu, mata Nadia langsung berkaca-kaca, dan mengatupkan kedua telapak tangannya di wajahnya.
Dengan sedikit merasa canggung, kami pun menyanyikan lagu Happy Birthday. “Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday Nadia!” Kamu bernyanyi sambil bertepuk tangan. “Terima kasih teman-teman, kalian memang sahabat terbaik yang aku miliki!” Ucap Nadia bersamaan dengan mengusap air matanya yang jatuh karena terharu dan juga sakit efek jatuh tadi. Kami pun saling berpelukan. Setelah berpelukan cukup lama, aku, Fika, dan Ghani memberikan Nadia kado ulang tahun yang kamu bingkus dengan penuh kasih sayang.
Tamat.
Cerpen Karangan: Sikna Aurel Rianditha
Facebook: Sikna Aurel
KRINGGGG!!!
Bel tanda istirahat pun berbunyi. Aku, Fika, dan Ghani berjalan beriringan menuju kantin. “Eh, temen-temen, besok ultahnya Nadia kan?” Ucap Ghani mengawali pembicaraan. Aku dan Fika pun baru sadar bahwa sebentar lagi Nadia akan berulang tahun. “Benar juga. Apa ya yang harus kita lakukan?” Balasku. Fika dan Ghani hanya diam. Mereka belum punya ide untuk merayakan ulang tahun Nadia. Suasana hening beberapa saat. “Bagaimana kalau kita mengerjai Nadia? Sekali-kali lah.” Ucap Fika memecah keheningan. “Tapi, aku kasihan sama Nadia kalau kita mengerjainya.” Balas Ghani ekspresi kurang setuju. Fika hanya tersenyum, dan berbisik di telinga Ghani. Ghani pun tersenyum mendengar rencana Fika tersebut. Aku hanya menatap heran, sebagai kode untuk Fika supaya memberitahuku tentang rencananya. Fika langsung berbisik kepadaku. Aku pun mengangguk tanda mengerti.
“Jadi, kapan kita akan melaksanakan rencana itu?” Tanyaku. “Mulai hari ini saja.” Usul Ghani. Aku dan Fika pun hanya mengangguk.
Tiba-tiba Nadia datang dengan ekspresi bahagia. Kamu pun saling bertatapan dan segera melaksanakan rencana yang tadi disusun oleh Fika. “Eh, Fik, gimana kondisi ayah kamu?” Tanya ku tanpa mempedulikan Nadia yang berdiri di dekatku. “Alhamdulillah, Ra, sudah lebih mendingan.” Nadia yang merasa tidak dihiraukan pun pergi meninggalkan kami dengan wajah cemberut.
Sepulang sekolah kami langsung pergi ke rumah masing masing. Sesampainya di rumah, aku langsung membuka celenganku untuk mengambil beberapa uang untuk membeli kado ulang tahun untuk Nadia. Aku berpikir untuk memberikan sebuah boneka. Aku berpamitan dengan Ibu, untuk pergi sebentar. Ibu pun mengizinkan. Aku pergi ke toko boneka dekat SD tempat aku bersekolah. Jaraknya hanya sekitar 500 meter dari rumahku. Aku berkeliling mencari boneka yang cocok untuk Nadia. Sampai aku menemukan boneka beruang yang lucu. Aku segera mengambilnya dan membayarnya di kasir. Setelah mendapatkan barang yang aku inginkan, aku pergi dari sana dan segera pulang.
Keesokan harinya, aku berangkat sekolah pagi-pagi untuk menyusun rencana lanjutan. Di dalam kelas ternyata Fika dan Ghani sudah datang. Kami pun berkumpul dan mengatur rencana. Hingga akhirnya, Nadia datang, dan tersenyum ramah kepada kami. Kami tidak mengindahkan senyuman nya pada kami. Nadia hanya bersikap biasa saja saat mendapati kamu yang mengabaikannya. Sebenarnya, Nadia hendak duduk di sampingku, namun karena aku tidak mengajak dia bicara dia melewatiku dan BRAKK!! Nadia jatuh, dia tampak kesakitan karena dengan sengaja aku menyandung kaki Nadia. Nadia berdiri dan berkata “Kamu sengaja menyandung ku, ya?” “Ah, tidak, kamu nya aja yang tidak hati-hati!” Mendengar jawabanku itu, mata Nadia langsung berkaca-kaca, dan mengatupkan kedua telapak tangannya di wajahnya.
Dengan sedikit merasa canggung, kami pun menyanyikan lagu Happy Birthday. “Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday Nadia!” Kamu bernyanyi sambil bertepuk tangan. “Terima kasih teman-teman, kalian memang sahabat terbaik yang aku miliki!” Ucap Nadia bersamaan dengan mengusap air matanya yang jatuh karena terharu dan juga sakit efek jatuh tadi. Kami pun saling berpelukan. Setelah berpelukan cukup lama, aku, Fika, dan Ghani memberikan Nadia kado ulang tahun yang kamu bingkus dengan penuh kasih sayang.
Tamat.
Cerpen Karangan: Sikna Aurel Rianditha
Facebook: Sikna Aurel
Happy Birthday Nadia
4/
5
Oleh
Unknown