Judul Cerpen Tidak Sekalem Yang Aku Pikirkan
Siang itu aku sedang memainkan instagram. di Beranda, aku melihat akun temanku si Ayu mengupload foto, terlihat beberapa orang terdapat di dalam fotonya, mungkin dia bersama teman-teman sekelasnya. kemudian aku melihat siapa saja yang ditag dalam foto tersebut, dan aku menemukan akun bernama “Nadanyasiapa”, karena penasaran kemudian aku lihat, ah ternyata akunnya privacy, sekilas aku dapat melihat foto profilnya, wah ternyata benar, ini Nada anak kelas A yang cantik itu. Aku sering melihatnya di sekolah, tapi mungkin dia tidak mengenaliku. Dengan perasaan galau akhirnya aku follow akun instagramnya, yah dikonfirmasi saja tanpa difollback juga aku udah sangat senang. Aku memang sering melihat Nada, dia cantik dan terlihat kalem. aku suka wanita yang kalem hehe.
Malam harinya saat aku membuka instagram, aku terkejut setengah mati. Nada tidak hanya mengkonfirmasi instagram aku, tetapi dia juga follback. Sejenak aku terbawa perasaan.
Menjelang Uas aku diajak belajar bareng oleh si Ayu, aku langsung menyetujui karena aku juga bingung tidak mempunyai bahan untuk belajar, belajar kelompok sama anak anak kelas tempatnya kejauhan. Ayu adalah teman sekelasku saat smp, jadi aku sangat mengenalnya.
Saat tiba di rumah Ayu aku dipersilahkan masuk oleh pembantu rumahnya, dan alangkah kagetnya saat aku melihat di sana ternyata juga ada Nada, Nada yang membuatku baper setengah mati hanya karena masalah instagram. kemudian aku duduk menghampirinya.
“Ayu nya mana?”, tanyaku memulai.
“si Ayu katanya lagi jajan dulu”, jawabnya sambil memainkan sebuah tab, ada sedikit kejanggalan pada nada bicaranya.
“oh iya”, kemudian suasana menjadi hening, Nada fokus pada tab nya, dan aku fokus memandangi Nada hehe.
“btw katanya anak anak kelas D ngadain belajar bareng”, Nada kemudian bicara.
hah? dia tau aku kelas d, atau dia bicara pada orang lain. aku hanya diam dan pura-pura membaca buku.
“yah dia diem aja”, ucap Nada. kemudian aku perlahan melihat ke arahnya
“kamu nanya siapa?”, tanyaku gugup.
“duh, emang di sini ada siapa lagi selain kita?”, dia balik bertanya.
“oh hehe iya katanya”, jawabku konyol.
Suara motor terdengar dari luar, rupanya Ayu sudah datang.
“eh Ay ternyata udah di sini”, sapa Ayu padaku. aku tersenyum.
“lu lama banget sih yu, dia udah beku tuh nungguin lu”, ucap Nada.
“hehe maaf”, jawab Ayu.
Aku dibuat spechless, ternyata Nada yang selama ini aku anggap kalem bisa bicara sekasar dan sekeras itu, malahan lebih kalem Ayu daripada Nada. Aku melongo.
“Ay lu mau gak?”, tanya Nada ke Ayu menawarkan makanan.
“buset dari tadi gue dikacangin terus sama ni orang”, lanjutnya.
“oh iya iya nanti kalau mau juga ngambil sendiri”, jawabku, ternyata Nada bertanya padaku. aku benar-benar belum percaya dengan apa yang terjadi.
Saat sedang belajar dan membahas soal-soal, Nada memang terlihat sangat pintar, sudah kuduga. yang tidak kuduga sama sekali adalah gaya bicaranya yang kasar dan nyeplos, tidak sekalem yang aku pikirkan selama ini. aku benar-benar dibuat kaget.
Belajar selesai saat waktu menunjukkan pukul 11 malam, “nad, kamu pulangnya sama Ay aja, kan sejalur”, ucap Ayu.
“lah bilang aja lu males nganterin”, balas Nada. aku hanya terdiam dan memasukkan buku pelajaran ke dalam tas.
“say gimana? lu mau gak nganterin gue?”, tanya Nada. sumpah aku tidak salah dengar, dia manggil Say. (aku memang rada baperan).
“gak bakalan kotor dan harus dibersihin pake air tujuh ember ini kok motornya”, lanjutnya.
“oh i i iya ayo, ayo kalau mau bareng”, responku.
Kemudian aku pulang dengan membonceng Nada di motorku. dia memeluk sangat erat, tangannya melingkar di perutku. entah sudah berapa kali aku dibuat baper olehnya, meskipun aku sudah tau dia tidak sekalem yang aku kira sebelumnya.
“cieee pegangannya erat banget Nad”, goda Ayu.
“berisik lu ah, gue takut”, balas Nada.
“lagian kamu gak apa-apa kan Ay aku peluk seperti ini?”, goda Nada padaku, ternyata bisa juga dia bicara selembut itu, ucapku dalam hati.
“iya gak papa”, jawabku.
Setelah pamitan pada Ayu, aku menjalankan motorku. di perjalanan, Nada banyak bercerita tentang teman-teman di kelasnya padaku, termasuk Ayu. Ternyata Nada benar-benar gampang ramah terhadap orang. Saat aku tanya kok dia tau aku dari kelas D, dia jawab “karena kamu terkenal”, tentunya itu hanya jawaban candaan. Lama-lama aku mulai terbiasa dan aku juga banyak bercerita padanya.
Sesampainya di depan rumah Nada, “Ay maaf ya, bicara gue emang kayak gini, nyeplos, tapi aslinya gue kayak cewek biasanya kok hehe”, ucap Nada.
“iya gak papa kok, santai aja”, jawabku.
“aku masuk dulu ya Ay, kamu hati-hati di jalannya, supaya nanti bisa ketemu aku lagi hehehe”, ucap Nada lagi.
“manis banget”, ucapku.
“besok kita ketemu lagi ya Ay, yang lancar Uas nya”,
“iya Nada, kamu juga yang lancar ya”.
Kemudian aku melanjutkan perjalanan, di jalan aku senyum-senyum sendiri. Aku benar-benar senang bisa akrab dengan Nada. Semoga besok dan kapan-kapan kita bisa melewati waktu bersama lagi hihi.. meskipun aku tau kamu tidak sekalem yang aku pikirkan.
Cerpen Karangan: Ay Rahmat
Blog / Facebook: Rahmat Illahi Ai
Siang itu aku sedang memainkan instagram. di Beranda, aku melihat akun temanku si Ayu mengupload foto, terlihat beberapa orang terdapat di dalam fotonya, mungkin dia bersama teman-teman sekelasnya. kemudian aku melihat siapa saja yang ditag dalam foto tersebut, dan aku menemukan akun bernama “Nadanyasiapa”, karena penasaran kemudian aku lihat, ah ternyata akunnya privacy, sekilas aku dapat melihat foto profilnya, wah ternyata benar, ini Nada anak kelas A yang cantik itu. Aku sering melihatnya di sekolah, tapi mungkin dia tidak mengenaliku. Dengan perasaan galau akhirnya aku follow akun instagramnya, yah dikonfirmasi saja tanpa difollback juga aku udah sangat senang. Aku memang sering melihat Nada, dia cantik dan terlihat kalem. aku suka wanita yang kalem hehe.
Malam harinya saat aku membuka instagram, aku terkejut setengah mati. Nada tidak hanya mengkonfirmasi instagram aku, tetapi dia juga follback. Sejenak aku terbawa perasaan.
Menjelang Uas aku diajak belajar bareng oleh si Ayu, aku langsung menyetujui karena aku juga bingung tidak mempunyai bahan untuk belajar, belajar kelompok sama anak anak kelas tempatnya kejauhan. Ayu adalah teman sekelasku saat smp, jadi aku sangat mengenalnya.
Saat tiba di rumah Ayu aku dipersilahkan masuk oleh pembantu rumahnya, dan alangkah kagetnya saat aku melihat di sana ternyata juga ada Nada, Nada yang membuatku baper setengah mati hanya karena masalah instagram. kemudian aku duduk menghampirinya.
“Ayu nya mana?”, tanyaku memulai.
“si Ayu katanya lagi jajan dulu”, jawabnya sambil memainkan sebuah tab, ada sedikit kejanggalan pada nada bicaranya.
“oh iya”, kemudian suasana menjadi hening, Nada fokus pada tab nya, dan aku fokus memandangi Nada hehe.
“btw katanya anak anak kelas D ngadain belajar bareng”, Nada kemudian bicara.
hah? dia tau aku kelas d, atau dia bicara pada orang lain. aku hanya diam dan pura-pura membaca buku.
“yah dia diem aja”, ucap Nada. kemudian aku perlahan melihat ke arahnya
“kamu nanya siapa?”, tanyaku gugup.
“duh, emang di sini ada siapa lagi selain kita?”, dia balik bertanya.
“oh hehe iya katanya”, jawabku konyol.
Suara motor terdengar dari luar, rupanya Ayu sudah datang.
“eh Ay ternyata udah di sini”, sapa Ayu padaku. aku tersenyum.
“lu lama banget sih yu, dia udah beku tuh nungguin lu”, ucap Nada.
“hehe maaf”, jawab Ayu.
Aku dibuat spechless, ternyata Nada yang selama ini aku anggap kalem bisa bicara sekasar dan sekeras itu, malahan lebih kalem Ayu daripada Nada. Aku melongo.
“Ay lu mau gak?”, tanya Nada ke Ayu menawarkan makanan.
“buset dari tadi gue dikacangin terus sama ni orang”, lanjutnya.
“oh iya iya nanti kalau mau juga ngambil sendiri”, jawabku, ternyata Nada bertanya padaku. aku benar-benar belum percaya dengan apa yang terjadi.
Saat sedang belajar dan membahas soal-soal, Nada memang terlihat sangat pintar, sudah kuduga. yang tidak kuduga sama sekali adalah gaya bicaranya yang kasar dan nyeplos, tidak sekalem yang aku pikirkan selama ini. aku benar-benar dibuat kaget.
Belajar selesai saat waktu menunjukkan pukul 11 malam, “nad, kamu pulangnya sama Ay aja, kan sejalur”, ucap Ayu.
“lah bilang aja lu males nganterin”, balas Nada. aku hanya terdiam dan memasukkan buku pelajaran ke dalam tas.
“say gimana? lu mau gak nganterin gue?”, tanya Nada. sumpah aku tidak salah dengar, dia manggil Say. (aku memang rada baperan).
“gak bakalan kotor dan harus dibersihin pake air tujuh ember ini kok motornya”, lanjutnya.
“oh i i iya ayo, ayo kalau mau bareng”, responku.
Kemudian aku pulang dengan membonceng Nada di motorku. dia memeluk sangat erat, tangannya melingkar di perutku. entah sudah berapa kali aku dibuat baper olehnya, meskipun aku sudah tau dia tidak sekalem yang aku kira sebelumnya.
“cieee pegangannya erat banget Nad”, goda Ayu.
“berisik lu ah, gue takut”, balas Nada.
“lagian kamu gak apa-apa kan Ay aku peluk seperti ini?”, goda Nada padaku, ternyata bisa juga dia bicara selembut itu, ucapku dalam hati.
“iya gak papa”, jawabku.
Setelah pamitan pada Ayu, aku menjalankan motorku. di perjalanan, Nada banyak bercerita tentang teman-teman di kelasnya padaku, termasuk Ayu. Ternyata Nada benar-benar gampang ramah terhadap orang. Saat aku tanya kok dia tau aku dari kelas D, dia jawab “karena kamu terkenal”, tentunya itu hanya jawaban candaan. Lama-lama aku mulai terbiasa dan aku juga banyak bercerita padanya.
Sesampainya di depan rumah Nada, “Ay maaf ya, bicara gue emang kayak gini, nyeplos, tapi aslinya gue kayak cewek biasanya kok hehe”, ucap Nada.
“iya gak papa kok, santai aja”, jawabku.
“aku masuk dulu ya Ay, kamu hati-hati di jalannya, supaya nanti bisa ketemu aku lagi hehehe”, ucap Nada lagi.
“manis banget”, ucapku.
“besok kita ketemu lagi ya Ay, yang lancar Uas nya”,
“iya Nada, kamu juga yang lancar ya”.
Kemudian aku melanjutkan perjalanan, di jalan aku senyum-senyum sendiri. Aku benar-benar senang bisa akrab dengan Nada. Semoga besok dan kapan-kapan kita bisa melewati waktu bersama lagi hihi.. meskipun aku tau kamu tidak sekalem yang aku pikirkan.
Cerpen Karangan: Ay Rahmat
Blog / Facebook: Rahmat Illahi Ai
Tidak Sekalem Yang Aku Pikirkan
4/
5
Oleh
Unknown