Bunga Persahabatan Dari Hawa

Baca Juga :
    Judul Cerpen Bunga Persahabatan Dari Hawa

    “Hm…. disini saja simpannya.” kataku
    Kring.. kring… ponselku bergetar.
    Aku pun mengambilnya.
    “Hawa?” kataku sambil membuka pola kunci ponselku.

    ‘Assalamualaikum, Asiah kamu suka bunga dariku tidak?’ itulah yang Hawa ketik. Lalu aku balas seperti ini
    ‘Waalaikumsalam…. aku suka banget… makasih ya Hawa kamu sahabatku yang paling baik!!!’ aku mengetik sambil tersenyum.

    Hawa Adranissa namanya, kami bersahabat dari paud sampai sekarang kelas IV. dan namaku Asiah Kholta Kasiran.

    “Umi, Asiah main dulu ya ke Hawa!” kataku sambil membetulkan kerudungku dan menuju ke luar.
    “Iya nak, hati-hati ya…” Saran Umi padaku.
    “Pastinya!” lalu aku mengambil sepeda di garasiku.
    “Assalamualaikum Mi!!” aku berteriak sambil menggoes sepedaku.
    “Waalaikumsalam” jawab Umi.

    Tiba di rumah Hawa….
    “Hawa…” kataku sambil mengetuk pintu rumahnya.
    “Hawa di taman Asiah!” kata seseorang yang kukenal suaranya yaitu Hawa.
    Aku pun menuju taman Hawa.
    “Hai, Hawa!” sapaku kepada Hawa.
    “Hai, Asiah” sapanya.
    “Main yuk!” kataku.
    Hawa diam dan menundukkan kepalanya.

    Hawa lari ke rumahanya sangat cepat.
    “Tunggu Hawa!” aku mengejarnya.
    Aku berada di depan rumahnya.
    “Eh Asiah masuk yu, Hawa ada di kamar.” sapa Umi Ain. Uminya Hawa.
    “Ya” Kataku.

    Kubuka pintu kamar Hawa.
    “A-a-a-aku ga-ga mau ting-tinggalin A-a-si-ah!!!” kata Hawa menangis
    “Nak, Hawaku sayang sabar ya..” kata Abinya Hawa.
    “Hawa, kamu mau ninggalin aku?” tanyaku tak terasa air mataku jatuh.
    “Asiah!” kata Hawa, lalu Hawa memelukku.
    Tiba-tiba Hawa melemas dan melepas pelukannya dariku. Ia terjatuh di lantai.

    “Ha-ha-haw-Hawa!!!” Abinya langsung memeluk Hawa.
    “Ada apa Abinya Hawa?” aku pun penasaran.
    “Abi relakan kau nak” Abinya Hawa melepas Hawa, lalu Umi Hawa datang.
    “Sabar bi, ini takdir…” kata Umi Hawa menangis terisak.
    “Hawa pergi?” kataku yang membuat tubuhku lemas.
    “Iya Asiah kamu benar.” kata Umi Hawa.
    “Tidak!!! Hawa!!!” aku menangis.

    2 hari sejak kepergian Hawa, aku selalu memandangi bunga dari Hawa. Aku mengurai bunga itu lalu aku menemukan kertas yang dilipat. Tulisannya.

    ‘Assalamualaikum
    Asiah, makasih atas segalanya, ini adalah bunga persahabatan kita, kuharap kau menyukainya,
    Kau tidak tahu kalau aku menderita types dan kanker hati, aku menyembunyikannya karena aku takut kau kaget. Terimakasih Asiah.

    Bunga Persahabatan Dari Hawa..’

    Aku tersenyum kupandang langit di luar…
    “Semoga kau masuk Syurga Hawa!!!”
    Aku melambaikan tangan pada Hawa

    TAMAT

    Cerpen Karangan: Meisha Salsabila
    Nama: Meisha Salsabila

    Artikel Terkait

    Bunga Persahabatan Dari Hawa
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email