Senyumnya, tatapan mata teduhnya membuat jantung shila berdetak lebih kencang. Mengingat kejadian 2 hari 1 malamnya (persami) perkemahan sabtu-minggu.
“hai shila” Sapa alice, membangunkan shila dari bayang-bayang wajah seorang yang shila cintai diam-diam. Kak nandes? Ya, siapa lagi kalo bukan dia?
“shila lo lagi ngelamunin kak nandes ya?” tanya alice.
“ah, nggak. Lagi baca novel” jawab shila bohong, padahal mah iya.
“ah masa, baca novel, kok bukunya kebalik gitu?” tanya alice mesam-mesem. Shila periksa buku novel, perasaan gak kebalik deh…
“ah, tuh kan ketahuan. Lo lagi ngelamunin kak nandes kan? Buktinya lo meriksa tuh buku yang katanya kebalik, padahal mah kagak” ah nih anak pinter aja, mau tidak mau shila harus jujur soal perasaannya.
Entah sejak kapan shila menyukai kak nandes, perlombaan kodimlah yang mempertemukan shila dan kak nandes. Awalnya shila heran, kok kayanya shila baru lihat nih orang? Anak barukah? Oh ternyata tidak. Dia adalah anak basket yang ikut perlombaan Pramuka di kodim. Kalo ngeliat dirinya, bergabung bersama anak pramuka, seperti anak polos. Kenapa bisa dibilang polos? Karena pengetahuan tentang dunia kepramukaannya nol, dia lebih menguasai dunia basket. Bahkan pada hal atribut seperti kacu ia tak punya, padahal kan atribut seperti kacu itu wajib pakai disetiap pakai baju pramuka. Ah, sudah membahas tentang nandes nanti pipi shila tambah memerah. Rasa yang shila miliki untuk kak nandes, akan dipendam dalam hatinya. Kenapa tidak diungkapkan saja? Begitulah logika bertanya, dan hati menjawab ‘karena mencintai diam-diam itu lebih indah’ kenapa indah? Sedangkan kata orang mencintai diam-diam itu menyakitkan?
‘mencintai diam-diam itu indah, karena bisa memandanginya sepuasnya tanpa sepengetahuan orang yang dipandang itu. Melihat senyumnya diam-diam, dan tanpa sengaja kita pun ikut tersenyum.
Cerpen Karangan: Siti Nur Saadah
Facebook: Siti Nur Saadah
“hai shila” Sapa alice, membangunkan shila dari bayang-bayang wajah seorang yang shila cintai diam-diam. Kak nandes? Ya, siapa lagi kalo bukan dia?
“shila lo lagi ngelamunin kak nandes ya?” tanya alice.
“ah, nggak. Lagi baca novel” jawab shila bohong, padahal mah iya.
“ah masa, baca novel, kok bukunya kebalik gitu?” tanya alice mesam-mesem. Shila periksa buku novel, perasaan gak kebalik deh…
“ah, tuh kan ketahuan. Lo lagi ngelamunin kak nandes kan? Buktinya lo meriksa tuh buku yang katanya kebalik, padahal mah kagak” ah nih anak pinter aja, mau tidak mau shila harus jujur soal perasaannya.
Entah sejak kapan shila menyukai kak nandes, perlombaan kodimlah yang mempertemukan shila dan kak nandes. Awalnya shila heran, kok kayanya shila baru lihat nih orang? Anak barukah? Oh ternyata tidak. Dia adalah anak basket yang ikut perlombaan Pramuka di kodim. Kalo ngeliat dirinya, bergabung bersama anak pramuka, seperti anak polos. Kenapa bisa dibilang polos? Karena pengetahuan tentang dunia kepramukaannya nol, dia lebih menguasai dunia basket. Bahkan pada hal atribut seperti kacu ia tak punya, padahal kan atribut seperti kacu itu wajib pakai disetiap pakai baju pramuka. Ah, sudah membahas tentang nandes nanti pipi shila tambah memerah. Rasa yang shila miliki untuk kak nandes, akan dipendam dalam hatinya. Kenapa tidak diungkapkan saja? Begitulah logika bertanya, dan hati menjawab ‘karena mencintai diam-diam itu lebih indah’ kenapa indah? Sedangkan kata orang mencintai diam-diam itu menyakitkan?
‘mencintai diam-diam itu indah, karena bisa memandanginya sepuasnya tanpa sepengetahuan orang yang dipandang itu. Melihat senyumnya diam-diam, dan tanpa sengaja kita pun ikut tersenyum.
Cerpen Karangan: Siti Nur Saadah
Facebook: Siti Nur Saadah
Indahnya Mencintai Diam Diam
4/
5
Oleh
Unknown