Kesedihan Tak Terbendung

Baca Juga :
    Judul Cerpen Kesedihan Tak Terbendung

    Hatiku sakit.. sangat sakit. Aku selalu merasa teraniaya oleh keluargaku sendiri. Orangtuaku, kakakku, adikku, mereka selalu membuat hatiku sakit, berderai air mata, berdiam sendirian. Ya tuhan.. aku gak sanggup, aku gak kuat. Ingin rasanya aku jauh dari mereka semua, tapi aku gak bisa, aku gak sanggup.

    Aku Erin, sekarang aku kelas 2 SMP. Saat aku kelas 6 SD, aku sedang duduk di depan lemari, lalu kakakku datang sambil berkata “Erin kan dulu pernah gak diakuin anak ya mah gara gara dia item”. Aku yang mendengar perkataan kakakku itu tidak mampu berbuat apa apa lagi, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak bisa melakukan apa apa selain menangis, menangis dan terus menangis sambil berkata dalam hati “apa ini semua benar ya Allah? Kuatkan aku ya Allah.. bantu aku.. tolong beri aku kekuatan dan kesabaran..”

    Hari demi hari aku lewati dengan kesedihan, berlalu dengan keterpurukan, dan selalu menunggu datangnya kebahagiaan. Tapi aku yakin, aku pasti bahagia.

    Setelah beberapa lama aku kembali sedih, aku ingin menbantu mamaku untuk memasak air
    “ngapain si lu anak jelek item bego.” Dengan polosnya mamaku berkata seperti itu. Hatiku hancur, hancur sekali. Aku terus merenungkan kata kata mamaku. “Seburuk apa aku di mata mama ya Allah?” Aku berkata dalam hatiku. Aku selalu diejek orangtuaku, entah itu fisikku, sifatku, bahkan sampai cita-citaku dia ejek. Seburuk apa aku bagi mereka? Oh astagaaaa…

    Hal ini berlanjut sampai sekarang. Aku selalu diejek, dihina, tidak dihargai. Aku cape, aku sakit, aku gak sanggup, lalu aku harus bagaimana? Melewati hari demi hariku dengan kesedihan ini? Setiap usahaku tidak pernah dihargai. Kenapa? Aku hanya ingin membantu. Aku selalu sabar saat mendengar hinaan dari keluargaku, aku sudah kebal, tapi hatiku tidak pernah kebal. Ini kisah nyataku. Kisah yang benar benar kualami dalam hidupku. Aku harus kuat. Aku pasti bisa, dan aku memang harus bisa.

    Cerpen Karangan: Fauziyah
    Facebook: Fujifauziyah

    Artikel Terkait

    Kesedihan Tak Terbendung
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email