Judul Cerpen Terkubur Cinta Di Kampus Biru
Cuaca akhir-akhir ini sedang tak bersahabat. Aku masih setia menanti hujan berhenti. Namaku Vallerie mahasiswa semester IV di salah satu universitas swasta di kota Jakarta. Hari-hariku sebagai mahasiswa masih biasa saja, tidak ada yang istimewa. Hingga aku bertemu seorang cowok yang sangat baik menurutku. Dia adalah kakak tingkatku di universitas. Aku masih melamun sambil menunggu hujan berhenti ketika temanku menghampiriku.
“ngelamun aja lu val! Kenapa? Ngelamunin si abang itu ya?” tanya sasa
“apaan sih lu sa, gue cuma nunggu hujan reda doang kok”.
“alah gue juga tau lu mikirin tuh abang-abang ganteng”
“tapi emang iya sih, dikit doang!”
“tuh kan bener, udahlah val kalo lu emang suka sama bang sam, lu bilang aja”
“lu gila, nggak mungkin lah gue bilang ke bang sam”
“terus lu mau sampe’ kapan nyimpen perasaan lu ke bang sam?”
“gue cewek sa, nggak mungkin lah gue bilang duluan”
“ah basi lu, keburu diambil orang tuh sammy. Lu mau dia diambil orang?”
“ya enggak sih, ah nggak tau ah..!!”
Tiba-tiba bang Sam datang menghampiriku dan sasa.
“loh val belum balik?”
“belum bang nunggu ujannya reda, abang sendiri ngapain ke kampus, bukannya hari ini nggak ada kuliah” BTW aku tau ini karena sering chat sama bang sam
“iya ada urusan sedikit tadi”
“ehem, disini juga ada makhluk kali” gurau sasa
“gue fikir batu, hahahaha” kata bang sam
“jahat banget sih lu bang, eh BTW gue duluan ya val, bang”
“mau kemana sa?” tanyaku
“gue ada janji sama reno (reno itu pacar sasa), bye”
“itu manusia bawel banget sih”
“tapi dia asik kok bang, duh ini ujan awet banget sih”
“kenapa sih? Buru-buru banget kah?”
“enggak sih bang, bosen aja”
“emm, lu udah makan?”
“belum sih bang”
“ya udah yuk” kata bang sam sambil menarik tanganku
“kemana?”
“udah yuk, ikut aja”
Aku nggak tau harus apa, bang sam orang yang kukagumi, orang yang diam-diam kusuka menarikku ke kantin. Dia mentraktirku makan, meskipun itu standar banget.
“makasih bang udah nraktir makan”
“udah nyantai aja, daripada gue makan sendirian. Eh ujannya udah reda, mau nemenin jalan nggak?”
“hah?”
“kenapa? Sibuk ya?”
“enggak kok, ya udah yuk bang vallerie temenin”
Aku bener-bener nggak nyangka, ini seperti mimpi. Bang sam mengajakku ke sebuah danau dekat bukit. Sumpah ini pemandangan yang indah, aku nggak tau kenapa bang sam membawaku ke tempat seperti ini. Bang sam mengatakan tempat ini adalah tempat favorit bang sam, dan aku satu-satunya orang yang pernah dibawa ke tempat ini oleh bang sam. Entah apa maksudnya.
Setelah kejadian hari itu aku dan bang sam semakin dekat. Setiap akhir pekan kami menghabiskan waktu bersama, dan rasa yang selama ini kusimpan menjadi semakin dalam. Aku semakin menyukainya, menyukai semua tentangnya. Tapi aku terlalu takut untuk mengungkapkan semuanya.
Sudah satu tahun aku selalu bersama bang sam, artinya dua semester sudah terlewati. Mahasiswa baru mulai berdatangan, dan bang sam sibuk menyiapkan orientasi mahasiswa baru (bang sam panitia ospek). Itu berarti waktu kami untuk bersama semakin sempit, dan akhir-akhir ini kami memang jarang sekali bertemu. Hingga saat proses ospek telah berakhir kita baru bisa menghabiskan waktu bersama lagi.
“gimana bang ospeknya?”
“gimana apanya nih?”
“lancar-lancar aja kan? Gak ada masalah”
“emm gimana ya, kalo dibilang ada sih pasti ada val”
“apaan bang?”
“masalah hati hahahaha”
“maksudnya” tanyak mulai penasaran
“ada satu maba yang udah bikin hati abang klepek-klepek”
“hah?”
Inilah yang aku takutkan, bang sam suka sama cewek lain. Hari itu bang sam terus-terusan menceritakan tentang maba yang disukainya. Aku hanya bisa mendengarkan, meskipun dalam hatiku sebenarnya merasakan rasa sakit yang teramat dalam. Aku mencoba untuk tetap bersikap sewajarnya. Kebersamaan kami diisi dengan cerita tentang dia, tentang usaha bang sam mendekati dia. Aku pun mulai menceritakan semuanya pada Sasa.
“elu sih val, udah dibilangin juga, bandel sih!”
“tapi sa, gue takut, gue nggak mau cuma karena perasaan gue ini ganggu persahabatan gue sama bang sam”
“kalo bang sam emang bener-bener cowok baik, meskipun lo ungkapin perasaan elo, dia bakalan oke-oke aja. Percaya deh sama gue”
“gue bingung sa”
“terus sekarang lu mau ngapain?”
“gue bakalan tetep diem sama perasaan gue dan dukung hubungan bang sam sama cewek itu”
“gila lu ya”
Setelah menerima ocehan dari sasa aku mulai berfikir, apa harus aku ungkapkan. Tapi Cuma akan jadi bumerang di persahabatan kami. Ah sudahlah, akan lebuh baik jika aku tetap diam seperti sebelumnya.
Hari demi haripun berlalu, bang sam sekarang semester akhir. Berarti sebentar lagi dia wisuda. Tentang bagaimana hubunganku dengannya, kami tetap bersahabat dan ceritanya dengan perempuan yang disukainya dulu juga telah berakhir. Hingga waktunya bang sam diwisuda dan meninggalkan universitas ini, rasa ini tetap tersimpan rapi tanpa pernah terkuak sedikitpun.
THE END
Cerpen Karangan: Fian Anita
Blog: viananita.blogspot.co.id
Cuaca akhir-akhir ini sedang tak bersahabat. Aku masih setia menanti hujan berhenti. Namaku Vallerie mahasiswa semester IV di salah satu universitas swasta di kota Jakarta. Hari-hariku sebagai mahasiswa masih biasa saja, tidak ada yang istimewa. Hingga aku bertemu seorang cowok yang sangat baik menurutku. Dia adalah kakak tingkatku di universitas. Aku masih melamun sambil menunggu hujan berhenti ketika temanku menghampiriku.
“ngelamun aja lu val! Kenapa? Ngelamunin si abang itu ya?” tanya sasa
“apaan sih lu sa, gue cuma nunggu hujan reda doang kok”.
“alah gue juga tau lu mikirin tuh abang-abang ganteng”
“tapi emang iya sih, dikit doang!”
“tuh kan bener, udahlah val kalo lu emang suka sama bang sam, lu bilang aja”
“lu gila, nggak mungkin lah gue bilang ke bang sam”
“terus lu mau sampe’ kapan nyimpen perasaan lu ke bang sam?”
“gue cewek sa, nggak mungkin lah gue bilang duluan”
“ah basi lu, keburu diambil orang tuh sammy. Lu mau dia diambil orang?”
“ya enggak sih, ah nggak tau ah..!!”
Tiba-tiba bang Sam datang menghampiriku dan sasa.
“loh val belum balik?”
“belum bang nunggu ujannya reda, abang sendiri ngapain ke kampus, bukannya hari ini nggak ada kuliah” BTW aku tau ini karena sering chat sama bang sam
“iya ada urusan sedikit tadi”
“ehem, disini juga ada makhluk kali” gurau sasa
“gue fikir batu, hahahaha” kata bang sam
“jahat banget sih lu bang, eh BTW gue duluan ya val, bang”
“mau kemana sa?” tanyaku
“gue ada janji sama reno (reno itu pacar sasa), bye”
“itu manusia bawel banget sih”
“tapi dia asik kok bang, duh ini ujan awet banget sih”
“kenapa sih? Buru-buru banget kah?”
“enggak sih bang, bosen aja”
“emm, lu udah makan?”
“belum sih bang”
“ya udah yuk” kata bang sam sambil menarik tanganku
“kemana?”
“udah yuk, ikut aja”
Aku nggak tau harus apa, bang sam orang yang kukagumi, orang yang diam-diam kusuka menarikku ke kantin. Dia mentraktirku makan, meskipun itu standar banget.
“makasih bang udah nraktir makan”
“udah nyantai aja, daripada gue makan sendirian. Eh ujannya udah reda, mau nemenin jalan nggak?”
“hah?”
“kenapa? Sibuk ya?”
“enggak kok, ya udah yuk bang vallerie temenin”
Aku bener-bener nggak nyangka, ini seperti mimpi. Bang sam mengajakku ke sebuah danau dekat bukit. Sumpah ini pemandangan yang indah, aku nggak tau kenapa bang sam membawaku ke tempat seperti ini. Bang sam mengatakan tempat ini adalah tempat favorit bang sam, dan aku satu-satunya orang yang pernah dibawa ke tempat ini oleh bang sam. Entah apa maksudnya.
Setelah kejadian hari itu aku dan bang sam semakin dekat. Setiap akhir pekan kami menghabiskan waktu bersama, dan rasa yang selama ini kusimpan menjadi semakin dalam. Aku semakin menyukainya, menyukai semua tentangnya. Tapi aku terlalu takut untuk mengungkapkan semuanya.
Sudah satu tahun aku selalu bersama bang sam, artinya dua semester sudah terlewati. Mahasiswa baru mulai berdatangan, dan bang sam sibuk menyiapkan orientasi mahasiswa baru (bang sam panitia ospek). Itu berarti waktu kami untuk bersama semakin sempit, dan akhir-akhir ini kami memang jarang sekali bertemu. Hingga saat proses ospek telah berakhir kita baru bisa menghabiskan waktu bersama lagi.
“gimana bang ospeknya?”
“gimana apanya nih?”
“lancar-lancar aja kan? Gak ada masalah”
“emm gimana ya, kalo dibilang ada sih pasti ada val”
“apaan bang?”
“masalah hati hahahaha”
“maksudnya” tanyak mulai penasaran
“ada satu maba yang udah bikin hati abang klepek-klepek”
“hah?”
Inilah yang aku takutkan, bang sam suka sama cewek lain. Hari itu bang sam terus-terusan menceritakan tentang maba yang disukainya. Aku hanya bisa mendengarkan, meskipun dalam hatiku sebenarnya merasakan rasa sakit yang teramat dalam. Aku mencoba untuk tetap bersikap sewajarnya. Kebersamaan kami diisi dengan cerita tentang dia, tentang usaha bang sam mendekati dia. Aku pun mulai menceritakan semuanya pada Sasa.
“elu sih val, udah dibilangin juga, bandel sih!”
“tapi sa, gue takut, gue nggak mau cuma karena perasaan gue ini ganggu persahabatan gue sama bang sam”
“kalo bang sam emang bener-bener cowok baik, meskipun lo ungkapin perasaan elo, dia bakalan oke-oke aja. Percaya deh sama gue”
“gue bingung sa”
“terus sekarang lu mau ngapain?”
“gue bakalan tetep diem sama perasaan gue dan dukung hubungan bang sam sama cewek itu”
“gila lu ya”
Setelah menerima ocehan dari sasa aku mulai berfikir, apa harus aku ungkapkan. Tapi Cuma akan jadi bumerang di persahabatan kami. Ah sudahlah, akan lebuh baik jika aku tetap diam seperti sebelumnya.
Hari demi haripun berlalu, bang sam sekarang semester akhir. Berarti sebentar lagi dia wisuda. Tentang bagaimana hubunganku dengannya, kami tetap bersahabat dan ceritanya dengan perempuan yang disukainya dulu juga telah berakhir. Hingga waktunya bang sam diwisuda dan meninggalkan universitas ini, rasa ini tetap tersimpan rapi tanpa pernah terkuak sedikitpun.
THE END
Cerpen Karangan: Fian Anita
Blog: viananita.blogspot.co.id
Terkubur Cinta Di Kampus Biru
4/
5
Oleh
Unknown