Judul Cerpen Melihat Dari Sebelah Mata
Melati namanya. Dia sekolah di SDIT Ibnu Sina. Di sekolah dia punya teman, namanya Lala. Lala baiiik sekali kepada Melati.
Suatu hari di sekolah…
“Anak-anak hari ini kita kedatangan teman baru. Nah, coba kamu memperkenalkan dirimu!,” suruh ustadzah Nessa. Anak-anak tediam melihat murid perempuan baru itu.
“Assalamu’alaikum teman-teman.. namaku Zahira Aulia Asya. Bisa dipanggil Aulia. Aku anak pindahan dari Probolinggo. Semoga kalian senang bermain denganku, wassalamu ‘alakumwarahmatullahiwabarakatuh,” kata anak yang bernama Aulia itu. “Baiklah Aulia, kamu boleh duduk di sebelah Fiana,” kata ustadzah Nessa. Aulia pun menurut, Aulia segera duduk di sebelah Fiana. Akhirnya Ustadzah Nessa memulai pelajaran.
Kriiing! kriing!
Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Melati dan Lala segera menghampiri Aulia. Mereka ingin berkenalan. “Hai Aulia. Aku Melati,” Melati memperkenalkan diri ketika bertemu di lapangan sekolah. “Aku Lala si kutu buku, hehehe..,” kata Lala tersenyum. “Hai juga. Aku Aulia. Salam kenal. Senang bertemu dengan kalian berdua,” Aulia ikut tersenyum. Akhirnya mereka pun bersahabat. Tapi saat mereka bermain di rumah Aulia ternyata mereka tahu sifat asli Aulia seperti apa.
“Aulia! aku pinjam buku KKPKmu ya! Hmmm sama buku Pink Berry Club deh,” pinta Melati. “No! No! No! Jangan sentuh buku itu!,” sanggah Aulia yang sedang bermain game My Little Pony di tabletnya. Melati kesal dengan sikap Aulia. Melati menoleh kepada Lala. Lala hanya mengangkat bahunya. Tiba-tiba Aulia ke luar dar kamar. Setelah itu, Aulia berteriak pada mamanya. “Mama! Belikan HP baru dong! HP ku udah lecet-lecet nih!,” teriak Aulia. Mama Aulia tak menjawab. Aulia pun kesal pada Mamanya. Rupanya, Mama Aulia sedang sholat dhuha. Melati dan Lala pun kaget. Mereka segera pamit untuk pulang. Sejak saat itu, Melati dan Lala tak bertegur sapa dengan Aulia lagi karena takut kalau diceritakan hal yang buruk oleh Aulia. Lala dan Melati hanya bermain berdua saja.
Hingga pada suatu hari di alun-alun kota..
Aulia tampak ingin membeli kue putri salju dan kue nastar karena 2 hari lagi lebaran akan tiba di depan mata.
Kebetulan, saat itu Lala dan Melati sedang jalan-jalan bersama. Mereka berdua ingin refreshing sebentar.
“Eh aku lupa! Ibuku bilang kalau ketemu sama penjual kue lebaran, beli saja. Itu kata Ibu,” Kata Melati. “Ya sudah aku anterin kamu beli kuenya,” kata Lala. “Makasih, La,” Melati tersenyum. “Ya begitulah, namanya sahabat harus saling membantu,” jawab Lala, merangkul pundak Melati sambil mengedipkan sebelah matanya.
Tak lama kemudian Melati melihat toko kue. “Eh itu ada toko kue!,” kata Melati.”Yuk kita kesana!,” ajak Lala. “Yok,” sahut Melati. Akhirnya mereka berdua menghampiri toko kue itu. Ternyata di toko itulah tempat Aulia berada! “Pak, Beli kue nastar 1 kotak ya!,” pinta Melati. “Eh sama pancake mini 1 kotak juga.. Ehmm sama shifon cake rasa pandan 1 kotak!,” lanjut Melati. “Oke dek. Ada yang mau dipesan lagi?,” tanya bapak itu sambil mencatat pesanan Melati di buku yang bertuliskan Bakery Shop. “Enggak ada lagi pak,” jawab Melati. “Baik. Silakan menunggu di situ sebentar!,” ucap apak itu. Melati dan Lala pun duduk di kursi.
“Fauzin! Nastar, pancake mini, shifon cake rasa pandan! Semua satu kotak ya!,” seru bapak tadi. “Iya, pak!,” jawab petugas yang bekerja di Bakery Shop. Tak lama petugas tadi membawa beberapa kotak yang berisi pancake mini, shifon cake rasa pandan dan nastar. “Ini pesanannya!,” kata bapak kasir sambil menyerahkan pesanan melati. “Totalnya berapa pak?,” tanya Melati sambil menyiapkan uang. “Totalnya Rp. 210.000,-” jawab bapak yang ada di kasir. Mahal bangeet, batin Lala. “Kredit bisa enggak pak?,” tanya Melati. “Oh bisa kok dek,” jawab bapak kasir. Melati pun menggesekkan kartu kreditnya. Kemudian Melati segera memasukkan pinnya. “Terimakasih sudah berbelanja di sini Datang lagi ya!,” kata bapak kasir. Lala dan Melati pun keluar. Namun, saat mereka akan keluar tiba-tiba mereka melihat sosok yang mereka kenal. Dan itu adalah… Aulia! Mereka segera keluar dan menunggu Aulia keluar sambil bersembunyi
Tak sampai 10 menit Aulia kelluar sambil membawa beberapa otak kue. Dia juga memegang uang sebanyak 50 ribu. Melati dan Lala mengintip di balik gerobak kopi dan susu pak Darman dan pak Darso. Terlihat nenek tua yang sedang memungut sisa keju yang agak kotor. Dan Aulia merasa iba melihatnya. Setelah itu, Aulia memberikan uang sebanyak 50 ribu dan sebagian kue yang dibelinya! Subhanallah! Betapa dermawannya Aulia. “Nek ini buat nenek. Jaga kesehatan juga ya nek!,” kata Aulia. “Makasih ya, cu, semoga Allah membalas kebaikan cucu,” kata nenek tua itu sambil menangis terharu. Melati dan Lala ikut terharu melihatnya. “Aamiin. Ya udah nek saya mau pulang dulu. Assalamu’alaikum nek,” kata Aulia. “Wa’alaikumussalam cu. Hati-hati di jalan,” jawab nenek tua dengan lemah. Aulia tersenyum, kemudian dia pulang.
Esoknya di sekolah..
“Aulia boleh kan kita bersahabat seperti dulu lagi? Aku sudah bosan kalau enggak ada ocehanmu lagi,” kata Lala dan Melati. Aulia tersenyum. Lala dan Melati tahu, Aulia tersenyum berarti Aulia mau menerima mereka menjadi sahabat lagi.. dan akhirnya mereka besahabat selamanya..
Cerpen Karangan: Nuha Salsabila
Hikmah: bersedekahlah bila masih ada waktu.
Melati namanya. Dia sekolah di SDIT Ibnu Sina. Di sekolah dia punya teman, namanya Lala. Lala baiiik sekali kepada Melati.
Suatu hari di sekolah…
“Anak-anak hari ini kita kedatangan teman baru. Nah, coba kamu memperkenalkan dirimu!,” suruh ustadzah Nessa. Anak-anak tediam melihat murid perempuan baru itu.
“Assalamu’alaikum teman-teman.. namaku Zahira Aulia Asya. Bisa dipanggil Aulia. Aku anak pindahan dari Probolinggo. Semoga kalian senang bermain denganku, wassalamu ‘alakumwarahmatullahiwabarakatuh,” kata anak yang bernama Aulia itu. “Baiklah Aulia, kamu boleh duduk di sebelah Fiana,” kata ustadzah Nessa. Aulia pun menurut, Aulia segera duduk di sebelah Fiana. Akhirnya Ustadzah Nessa memulai pelajaran.
Kriiing! kriing!
Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Melati dan Lala segera menghampiri Aulia. Mereka ingin berkenalan. “Hai Aulia. Aku Melati,” Melati memperkenalkan diri ketika bertemu di lapangan sekolah. “Aku Lala si kutu buku, hehehe..,” kata Lala tersenyum. “Hai juga. Aku Aulia. Salam kenal. Senang bertemu dengan kalian berdua,” Aulia ikut tersenyum. Akhirnya mereka pun bersahabat. Tapi saat mereka bermain di rumah Aulia ternyata mereka tahu sifat asli Aulia seperti apa.
“Aulia! aku pinjam buku KKPKmu ya! Hmmm sama buku Pink Berry Club deh,” pinta Melati. “No! No! No! Jangan sentuh buku itu!,” sanggah Aulia yang sedang bermain game My Little Pony di tabletnya. Melati kesal dengan sikap Aulia. Melati menoleh kepada Lala. Lala hanya mengangkat bahunya. Tiba-tiba Aulia ke luar dar kamar. Setelah itu, Aulia berteriak pada mamanya. “Mama! Belikan HP baru dong! HP ku udah lecet-lecet nih!,” teriak Aulia. Mama Aulia tak menjawab. Aulia pun kesal pada Mamanya. Rupanya, Mama Aulia sedang sholat dhuha. Melati dan Lala pun kaget. Mereka segera pamit untuk pulang. Sejak saat itu, Melati dan Lala tak bertegur sapa dengan Aulia lagi karena takut kalau diceritakan hal yang buruk oleh Aulia. Lala dan Melati hanya bermain berdua saja.
Hingga pada suatu hari di alun-alun kota..
Aulia tampak ingin membeli kue putri salju dan kue nastar karena 2 hari lagi lebaran akan tiba di depan mata.
Kebetulan, saat itu Lala dan Melati sedang jalan-jalan bersama. Mereka berdua ingin refreshing sebentar.
“Eh aku lupa! Ibuku bilang kalau ketemu sama penjual kue lebaran, beli saja. Itu kata Ibu,” Kata Melati. “Ya sudah aku anterin kamu beli kuenya,” kata Lala. “Makasih, La,” Melati tersenyum. “Ya begitulah, namanya sahabat harus saling membantu,” jawab Lala, merangkul pundak Melati sambil mengedipkan sebelah matanya.
Tak lama kemudian Melati melihat toko kue. “Eh itu ada toko kue!,” kata Melati.”Yuk kita kesana!,” ajak Lala. “Yok,” sahut Melati. Akhirnya mereka berdua menghampiri toko kue itu. Ternyata di toko itulah tempat Aulia berada! “Pak, Beli kue nastar 1 kotak ya!,” pinta Melati. “Eh sama pancake mini 1 kotak juga.. Ehmm sama shifon cake rasa pandan 1 kotak!,” lanjut Melati. “Oke dek. Ada yang mau dipesan lagi?,” tanya bapak itu sambil mencatat pesanan Melati di buku yang bertuliskan Bakery Shop. “Enggak ada lagi pak,” jawab Melati. “Baik. Silakan menunggu di situ sebentar!,” ucap apak itu. Melati dan Lala pun duduk di kursi.
“Fauzin! Nastar, pancake mini, shifon cake rasa pandan! Semua satu kotak ya!,” seru bapak tadi. “Iya, pak!,” jawab petugas yang bekerja di Bakery Shop. Tak lama petugas tadi membawa beberapa kotak yang berisi pancake mini, shifon cake rasa pandan dan nastar. “Ini pesanannya!,” kata bapak kasir sambil menyerahkan pesanan melati. “Totalnya berapa pak?,” tanya Melati sambil menyiapkan uang. “Totalnya Rp. 210.000,-” jawab bapak yang ada di kasir. Mahal bangeet, batin Lala. “Kredit bisa enggak pak?,” tanya Melati. “Oh bisa kok dek,” jawab bapak kasir. Melati pun menggesekkan kartu kreditnya. Kemudian Melati segera memasukkan pinnya. “Terimakasih sudah berbelanja di sini Datang lagi ya!,” kata bapak kasir. Lala dan Melati pun keluar. Namun, saat mereka akan keluar tiba-tiba mereka melihat sosok yang mereka kenal. Dan itu adalah… Aulia! Mereka segera keluar dan menunggu Aulia keluar sambil bersembunyi
Tak sampai 10 menit Aulia kelluar sambil membawa beberapa otak kue. Dia juga memegang uang sebanyak 50 ribu. Melati dan Lala mengintip di balik gerobak kopi dan susu pak Darman dan pak Darso. Terlihat nenek tua yang sedang memungut sisa keju yang agak kotor. Dan Aulia merasa iba melihatnya. Setelah itu, Aulia memberikan uang sebanyak 50 ribu dan sebagian kue yang dibelinya! Subhanallah! Betapa dermawannya Aulia. “Nek ini buat nenek. Jaga kesehatan juga ya nek!,” kata Aulia. “Makasih ya, cu, semoga Allah membalas kebaikan cucu,” kata nenek tua itu sambil menangis terharu. Melati dan Lala ikut terharu melihatnya. “Aamiin. Ya udah nek saya mau pulang dulu. Assalamu’alaikum nek,” kata Aulia. “Wa’alaikumussalam cu. Hati-hati di jalan,” jawab nenek tua dengan lemah. Aulia tersenyum, kemudian dia pulang.
Esoknya di sekolah..
“Aulia boleh kan kita bersahabat seperti dulu lagi? Aku sudah bosan kalau enggak ada ocehanmu lagi,” kata Lala dan Melati. Aulia tersenyum. Lala dan Melati tahu, Aulia tersenyum berarti Aulia mau menerima mereka menjadi sahabat lagi.. dan akhirnya mereka besahabat selamanya..
Cerpen Karangan: Nuha Salsabila
Hikmah: bersedekahlah bila masih ada waktu.
Melihat Dari Sebelah Mata
4/
5
Oleh
Unknown