Judul Cerpen The Dina’s Oreo
Matahari perlahan-perlahan turun dari peradabannya, menandakan hari telah senja. Dina pun ikut terbangun dari tidur sore… eh, siangnya. Sembari mengucek-ngucek matanya, Dina melihat kalender yang tergantung di kamarnya. “Mmm… Tanggal 21 ulang tahun bapak,” baca Dina. “Hah!” Dina tersentak kaget. “Tanggal 21 kan hari ini! Duh… aku belum beli apa-apa nih!” seru Dina panik. Gadis cilik yang sekarang duduk di kelas 5 SD itu sibuk berjalan mondar mandir di atas kasurnya. “Aha! Uang tabunganku!” Buru-buru ia mengambil celengannya dan memecahkannya. “Waduh! Cuma 500 rupiah!” ujar Dina makin panik. Ia pun semakin kalang kabut di kamarnya yang bernuansa pink itu.
Gubraak!
Karena terlalu bersemangat mondar mandir di kamarnya, Dina pun tersandung karpetnya. “Aduh…” rintih Dina kesakitan. Pandangannya tertuju pada sebuah poster makanan. “Aha! Aku menghidangkan makanan saja pada bapak!” seru Dina kegirangan. Ia segera berdiri dan turun ke bawah.
“Mmm… Ada oreo, susu putih, susu cokelat, kripik berbagai rasa, juice kotak, cokelat, dan popcorn!” gumam Dina kebingungan. Setelah menimbang-nimbang selama beberapa saat, Dina pun memutuskan untuk menghidangkan oreo dan susu putih. “Sekarang keluarkan dulu oreonya dan susun di piring.” Kata Dina pada dirinya sendiri. Ia membuka bungkus oreo dan mulai menyusunnya menjadi bentuk rumah dan menara.
“Lagi apa sayang?” tanya ibu kebingungan melihat anak semata wayangnya sibuk berkutat di dapur. “Mmm.. Siapin makanan buat bapak bu,” jelas Dina. “Oh…” bunda mengangguk-nganggukkan kepalanya.
Tin tin!
“Wah, itu bapak bu!” seru Dina panik. Buru-buru ia mengambil gelas dan menuangkan susu putih ke gelasnya. “Assalamualaikum!” salam bapak begitu masuk rumah. “Waalaikumsalam!” balas ibu dan Dina. Buru-buru ia segera berlari sambil membawa nampan berisi oreo dan segelas susu putih. “Selamat datang bapakku tersayang!” sambut Dina pada bapak. “Hah?” bapak tampak terkejut. Namun kemudian bapak tersenyum. “Hahahaha… Makasih ya, sayang..!” ujar bapak senang. “Sama-sama!” seru Dina. Kemudian Dina, bapak, dan ibu pun duduk di ruang tamu sambil memakan oreo.
Maaf ya, masih kalang kabut dan belum teratur cerpennya, namun semoga kalian suka ya!
Cerpen Karangan: Annisa Nayya N.S
Matahari perlahan-perlahan turun dari peradabannya, menandakan hari telah senja. Dina pun ikut terbangun dari tidur sore… eh, siangnya. Sembari mengucek-ngucek matanya, Dina melihat kalender yang tergantung di kamarnya. “Mmm… Tanggal 21 ulang tahun bapak,” baca Dina. “Hah!” Dina tersentak kaget. “Tanggal 21 kan hari ini! Duh… aku belum beli apa-apa nih!” seru Dina panik. Gadis cilik yang sekarang duduk di kelas 5 SD itu sibuk berjalan mondar mandir di atas kasurnya. “Aha! Uang tabunganku!” Buru-buru ia mengambil celengannya dan memecahkannya. “Waduh! Cuma 500 rupiah!” ujar Dina makin panik. Ia pun semakin kalang kabut di kamarnya yang bernuansa pink itu.
Gubraak!
Karena terlalu bersemangat mondar mandir di kamarnya, Dina pun tersandung karpetnya. “Aduh…” rintih Dina kesakitan. Pandangannya tertuju pada sebuah poster makanan. “Aha! Aku menghidangkan makanan saja pada bapak!” seru Dina kegirangan. Ia segera berdiri dan turun ke bawah.
“Mmm… Ada oreo, susu putih, susu cokelat, kripik berbagai rasa, juice kotak, cokelat, dan popcorn!” gumam Dina kebingungan. Setelah menimbang-nimbang selama beberapa saat, Dina pun memutuskan untuk menghidangkan oreo dan susu putih. “Sekarang keluarkan dulu oreonya dan susun di piring.” Kata Dina pada dirinya sendiri. Ia membuka bungkus oreo dan mulai menyusunnya menjadi bentuk rumah dan menara.
“Lagi apa sayang?” tanya ibu kebingungan melihat anak semata wayangnya sibuk berkutat di dapur. “Mmm.. Siapin makanan buat bapak bu,” jelas Dina. “Oh…” bunda mengangguk-nganggukkan kepalanya.
Tin tin!
“Wah, itu bapak bu!” seru Dina panik. Buru-buru ia mengambil gelas dan menuangkan susu putih ke gelasnya. “Assalamualaikum!” salam bapak begitu masuk rumah. “Waalaikumsalam!” balas ibu dan Dina. Buru-buru ia segera berlari sambil membawa nampan berisi oreo dan segelas susu putih. “Selamat datang bapakku tersayang!” sambut Dina pada bapak. “Hah?” bapak tampak terkejut. Namun kemudian bapak tersenyum. “Hahahaha… Makasih ya, sayang..!” ujar bapak senang. “Sama-sama!” seru Dina. Kemudian Dina, bapak, dan ibu pun duduk di ruang tamu sambil memakan oreo.
Maaf ya, masih kalang kabut dan belum teratur cerpennya, namun semoga kalian suka ya!
Cerpen Karangan: Annisa Nayya N.S
The Dina’s Oreo
4/
5
Oleh
Unknown