Cobaan di Awal Ramadan

Baca Juga :
    Judul Cerpen Cobaan di Awal Ramadan

    Pagi yang cerah, awal yang indah tak terasa besok akan memasuki bulan Ramadhan atau lebih dikenal bulan penuh ampunan. Semua umat islam di dunia sangat antusias dalam menyambutnya. Begitu pun aku dan anggota keluargaku. Sejak pagi tadi kami sudah sibuk menyiapkan perlengkapan untuk menyambut Ramadhan, seperti mencuci mukena untuk terawih, memasak makanan untuk sahur, dan menyetrika baju beserta kerudung untuk digunakan saat terawih perdana nanti.

    Saat aku sedang asyik menyetrika baju, tiba-tiba aku teringat tentang hari ulangtahun ke-45 pernikahan ayah dan ibu yang jatuh pada hari esok. Aku ingin memberi kejutan pada mereka. Namun, aku bingung harus memberi apa. Kalau aku kasih barang ayah dan ibu, selera mereka berbeda, lagian uang tabunganku mana cukup untuk membelikan mereka kado? Kebutuhanku saja masih banyak yang belum terbeli. hupsss kok jadi bingung gini yaa. Saat aku sedang berpikir tiba-tiba vio menghampiriku dan berkata “kak lo kenapa sih kok ngelamun gitu? Nanti bajunya bolong loh”. Astagfirullohalazim aku lupa untung belum terjadi apa-apa, bisa-bisa nanti aku gak terawih lagi, sayang banget kan. lalu dengan sigap aku buru-buru mencabut kabel setrikaan itu, lalu menceritakan apa yang aku pikirkan kepada vio, siapa tau dia punya ide.

    “woiy, kok ditanya malah ngelamun dan buru-buru nyabut kabel setrikaan gitu sih, aku khan mau pake.”
    “eh, ya maaf vi.”
    “hemmms, emang kakakku ini kenapa cih, lagi ada masalah ya, sama kak radit? Ayo ngaku.”
    “huuusss, sok tau kamu. aku itu lagi bingung soal ultah pernikahan ibu dan bapa besok.”
    “oh, soal itu, kirain apaan. Ibu sama bapa kan udah punya rencana mau bukber di luar besok, emang kakak gak dikasih tau ya? Haha kasian deh.”
    “eeeehhhh, kalo soal itu mah aku udah tau. Tapi kan aku pingin ngasih sesuatu buat mereka.”
    “Oh itu, kalo soal itu aku punya ide kak.”
    “waahhh, apaan tuh vi, aku ikutan dong.

    Keesokan harinya aku dan vio berangkat ke restoran yang sudah dibooking oleh ayah, rencananya kami akan menyewa gitar dan mikrofon untuk kami menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan membawa kue yang sudah dibuatkan oleh tante tiwi yang tak lain adalah adik kandung ayah. Kami berangkat berjalan kaki, karena tempatnya gak jauh dari tempat tinggal kami.

    Kami berjalan sambil membayangkan bagaimana bangganya orangtua kami, saat melihat kejutan yang kami berikan. Sehingga kami tak menyadari ada mobil yang melaju dengan kencangnya akan mendekati kami, sehingga ahhhh. Vio tertabrak dan kaki kirinya harus diamputasi, sementara aku yang berusaha menyelamatkan vio saat kecelakaan terjadi, tubuhku mental dan kepalaku terkena pecahan kaca.

    Cerpen Karangan: Dinbel
    Blog: bellapertiwi7165@fecbooks.com.

    Artikel Terkait

    Cobaan di Awal Ramadan
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email