Dia Yang Tak Pernah Peka

Baca Juga :
    Judul Cerpen Dia Yang Tak Pernah Peka

    Hai, namaku Sonia Angelina. Aku biasa dipanggil angel. Aku adalah seorang gadis berusia 15 tahun dan sedang mengenyam pendidikan di tingkat kelas 3 SMP atau sering disebut kelas 9. Pada waktu itu, banyak teman-teman seumuran denganku yang sudah mulai suka-sukaan dan mulai merasakan gejolak hati yang menggebu-gebu, termasuk aku sendiri.

    Kelasku ada di paling ujung sekolah dekat dengan kantin. Di kelas aku merupakan salah satu murid yang Gampang bergaul dengan teman, baik cowok maupun cewek. Aku mempunyai tiga orang teman yang sangat dekat denganku, mereka adalah Tia, Dini dan Rina. Kita berempat menghabiskan waktu bersama hampir setiap hari.

    Di kelasku terdiri dari 26 murid cewek dan cowok, dan salah satu diantara para cowok terdapat seseorang yang sangat kudambakan. Cowok itu namanya Marko. Dia orangnya pintar, tinggi, putih dan yang pasti ganteng. Aku sudah lama suka padanya, bahkan aku sempat bepikir untuk menyatakan perasaanku, tapi aku belum menemukan waktu pas.

    Suatu pagi aku sedang menunggu angkutan umum yang menuju sekolah, tapi angkot itu belum datang juga dan matahari mulai menyinari dunia dengan terang. Waktu itu aku sempat khawatir takut kesiangan, dan saat itu pun datanglah Marko dengan mogenya.
    “gel gak ada angkot ya, bareng yuk.” Ucap Marko
    “Ayo” ucap angel tanpa berfikir panjang.

    Mereka berdua tiba di sekolah.
    “makasih yak ko”
    “ya sama-sama” ucap Marko
    “Gel ngomong-ngomong ntar sabtu loe ultah ya”
    “kok loe tahu ko, tumben perhatian?”
    “ya iyalah gue gitu loh, apa sih yang gak gue tahu?”
    “by the way loe mau kado apa dari gue?”
    “gue sih gak mau apa-apa, gue Cuma mau gue dan sahabat gue selalu bahagia.”
    “OK kalo gitu, gue akan siapin yang akan buat loe bahagia dan akan menjadi hal yang akan selalu terkenang.”

    Sejak hari itu, Marko jadi lebih perhatian pada Angel, dan otomatis angel pun senang. Angel mulai yakin bahwa Marko memiliki persaan yang sama seperti yang Angel rasakan. Angel pun semakin mantap untuk menyatakan perasaanya pada hari ulang tahunnya nanti.

    Hari sabtu, tanggal 26 Januari merupakan hari ulang tahun Angel sekaligus hari paling sekaligus hari yang paling ditunggu-tunggu, karena pada hari itu ia akan menyatakan perasaannya pada Marko. Namun takdir berkata lain, hari itu bahkan menjadi hari yang paling buruk bagi Angel.

    Semuanya berawal ketika bel pulang berbunyi, semua teman-teman angel keluar bergegas pulang, sementara Angel sibuk membereskan buku. Tak lama kemudian, datanglah Marko dan ketiga sahabat Angel membawa kue tar rasa coklat kesukaan Angel, sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Angel terharu melihat semua ini. Anggel pun berterima kasih kepada semuanya.

    “Ko makasih ya, loe udah persiapin semua ini.” Ucap Angel
    “Ini semua belum seberapa, gue udah janji kan sama loe kalau gue bakal kasih kado terindah.” Ucap Marko
    “oh iya mana?” sahut Angel
    Marko menarik tangan Rina
    “gue sama Rina udah jadian, dan kabar ini adalah kadonya.” Ucap Marko
    Angel langsung menjatuhkan kue yang sedang dipegangnya dan langsung lemah tak berdaya dan menangis.
    “Angel kenapa namgis?” ucap Rina
    “Diam loe!”, ucap Angel sambil mendorong Rina hingga jatuh.
    Marko pun langsung sewot melihat Rina jatuh, “Apa-apaan sih gel?, kalau gak suka kadonya bilang dong, jangan maen dorong aja.”
    “lagian kenapa harus nangis sih, ini kan kabar bahagia?”
    “loe itu emang cowok gak punya perasaan, loe itu gak pernah peka, peka dong Ko peka!, gue itu suka sama loe.” ucap Angel sambil nangis.
    Marko dan Rina pun langsung kaget mendengar pernyataan Angel.
    “angel gue minta maaf ya, gue gak tahu kalau loe itu suka sama Marko.” Ucap Rina
    “gak usah, gue tahu loe berdua seneng kan lihat gue kayak gini?” ucap Angel
    “gak gitu gel.” Ucap Rina
    “udah lah Rin gak ada gunanya kita minta maaf sama Angel, yuk kita pergi?” ucap Marko
    Mereka berdua pun pergi.

    “dasar php loe, gak pernah peka, gak punya perasaan loe.” Teriak Angel
    Tia dan Dini pun menghampiri Angel dan menenangkannya.
    Sejak saat itu Angel tidak pernah nanya ataupun tegur sapa sama Marko dan Rina.

    Cerpen Karangan: Fitri Rusmiati
    Facebook: Fitri Rusmiati

    Artikel Terkait

    Dia Yang Tak Pernah Peka
    4/ 5
    Oleh

    Berlangganan

    Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email